Berita Olahraga

Tenis Meja Sumsel Redup, Dualisme PTMSI Jadi Sorotan Utama

Dalam Salah satu penyebab utama meredupnya prestasi tenis meja di Sumsel adalah adanya dualisme kepemimpinan.

Penulis: Angga | Editor: Odi Aria
Sripoku.com/Angga Azka
PODCAST TENIS MEJA- Sripoku.com dan Tribun Sumsel mengadakan podcast dengan tema “Apa Kabar Cabor Tenis Meja Sumsel,” di studio podcast gedung Graha Tribun Sumsel, di Jalan. Letjen H. Alamsyah Ratu. Perwiranegara, Kec. Ilir Bar. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan, pada Jumat (14/3/2025). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG– Tenis meja di Sumatera Selatan, khususnya di Palembang yang sebelumnya dikenal sebagai penghasil atlet-atlet berbakat, kini tengah mengalami penurunan prestasi.

Kondisi ini menjadi topik utama dalam podcast yang diselenggarakan oleh Sripoku.com dan Tribun Sumsel dengan tema "Apa Kabar Cabor Tenis Meja Sumsel" pada Jumat (14/3/2025) di studio podcast Gedung Graha Tribun Sumsel.

Podcast tersebut menghadirkan dua tokoh penting dalam dunia tenis meja, yaitu Kurmin Halim, Owner PTM PITSTOP, dan Fili Muttaqien, Ketua Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia Kota Palembang.

Diskusi ini dipandu oleh Hanafijal, Kepala Studio Tribun Sumsel. Dalam podcast tersebut, terungkap bahwa salah satu penyebab utama meredupnya prestasi tenis meja di Sumsel adalah adanya dualisme kepemimpinan di tingkat pusat yang melibatkan Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI).

 "Sudah 14 tahun tenis meja di Indonesia tanpa prestasi yang membanggakan. Ini bisa terjadi karena PTMSI mengalami dualisme, ada PP yang mengurusi atlet saat bertanding keluar negeri, sedangkan PB mengurusi atlet yang bertanding di dalam negeri. Dualisme ini memecah persatuan tenis meja seluruh Indonesia," kata Kurmin.

Dualisme ini menimbulkan ketidakpastian, bahkan mempengaruhi kepercayaan orang tua atlet terkait masa depan anak-anak mereka.

Namun, Kurmin Halim meyakinkan bahwa masa kejayaan tenis meja di Indonesia akan kembali bersinar.

"Saya meyakinkan, tidak usah khawatir, saya akan terus memberikan dorongan semangat, saya akan tetap menjadi sponsor," ujarnya.

Untuk mengembalikan gairah tenis meja, Kurmin Halim dan Fili Muttaqien berkolaborasi membangun kompetisi-kompetisi baru, seperti Indonesia Pingpong League (IPL) dan Palembang Pingpong League (PPL). 

"Kita memunculkan kejuaraan bertaraf nasional, yang akan dilaksanakan secara kontinu setiap tahun, yaitu Indonesia Pingpong League (IPL). Dalam setahun, ada 4 kali kejuaraan, dan atlet yang ikut harus dikontrak oleh klub secara profesional," terang Kurmin.

Fili Muttaqien juga menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan pembinaan atlet, termasuk yang berasal dari luar Palembang, asalkan memiliki KTP Palembang.

"Sebentar lagi ada Porprov yang akan dilaksanakan di Muba pada 18 Oktober. Kami akan mengumpulkan atlet-atlet dari Palembang dan daerah lainnya yang memiliki KTP Palembang. Karena banyak juara-juara Porprov sebelumnya berasal dari Palembang meskipun pindah klub akibat ketidakjelasan," jelasnya.

Kedua tokoh tersebut berharap tenis meja di Indonesia, khususnya di Palembang, dapat bangkit kembali dan mengulang kejayaannya.

"Harapan saya, tenis meja ke depannya semakin baik, semakin solid. Ini adalah cabang olahraga yang harus dijauhi dari politik, dan kita harus tetap solid dan sportif," kata Fili.

Kurmin Halim juga mengimbau kepada orang tua dan atlet untuk tidak ragu dalam menekuni tenis meja, karena ia yakin masa depan cabang olahraga ini akan cerah.

"Masa depan tenis meja pasti cerah, kita akan terus berusaha dan mengembangkan olahraga ini," tutupnya.

 
 
 

Sumber:
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved