Palembang Dikepung Banjir
Tantangan Pemerintahan Ratu Dewa- Prima Salam, Ada 43 Kawasan di Palembang yang Rawan Banjir
Ke depan, Pemkot Palembang akan segera mengimplementasikan sejumlah solusi untuk mengatasi permasalahan banjir tersebut.
Penulis: Arief Basuki | Editor: Odi Aria
SRIPOKU.COM, PALEMBANG- Masalah banjir di kota Palembang menjadi pekerjaan rumah (PR), bagi kepemimpinan Walikota Ratu Dewa dan Wakil Walikota Prima Salam.
Selang sepekan bertugas, Ratu Dewa dihadapkan banjir yang mengepung ibu kota Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) itu, akibat intensitas hujan yang cukup deras.
Dengan permasalahan yang ada, Pemerintah kota (Pemkot) Palembang sendiri sudah menyiapkan beberapa langkah untuk antisipasi, agar banjir serupa pada 9 Maret 2025 kemarin tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Walikota Ratu Dewa mengungkapkan, setelah melakukan peninjauan langsung ke beberapa titik yang terdampak banjir dan berkonsultasi dengan dinas terkait, pihaknya menemukan sejumlah permasalahan utama yang menyebabkan banjir tersebut.
Menurut Ratu Dewa, permasalahan utama yang mengakibatkan banjir di Palembang antara lain adalah sistem drainase yang terputus dan belum tersambung dengan baik.
Hal ini terjadi karena pembangunan infrastruktur yang tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan, seperti perumahan, perkantoran, serta jalan umum.
Selain itu, berkurangnya daerah resapan air, baik di kawasan permukiman maupun kawasan komersial, juga menjadi faktor yang memperparah kondisi.
"Topografi Kota Palembang yang datar, berada di bawah muka air pasang Sungai Musi, serta berkurangnya kapasitas drainase yang terhambat oleh sampah dan bangunan, juga memperburuk situasi," jelas Dewa, Senin (10/3/2025).
Ia juga menambahkan bahwa sarana dan prasarana pengendali banjir masih sangat kurang.
Ke depan, Pemkot Palembang akan segera mengimplementasikan sejumlah solusi untuk mengatasi permasalahan banjir tersebut.
Dewa menjelaskan bahwa salah satu langkah pertama adalah meningkatkan kapasitas saluran air yang ada, serta membangun sistem drainase yang terkoneksi dengan baik.
"Pembangunan dan penambahan daerah-daerah resapan air seperti Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan kolam retensi juga akan dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat," ujar Dewa. Selain itu, pihaknya akan melakukan pembersihan saluran air dari sampah, pengerukan sedimentasi, serta pembangunan pompa pengendali banjir di titik-titik rawan.
Tidak hanya itu, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan juga menjadi fokus Pemkot.
"Kami juga akan menyiagakan personil dan peralatan pengendalian banjir di titik-titik rawan banjir," tambah Dewa.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palembang, Ir. H. Akhmad Bastari, mencatat ada puluhan titik rawan banjir yang selama ini sering terdampak, seperti kawasan Sekip, Pipa Reja, Jl. R. Soekamti, Kecamatan Kemuning, Simpang Polda, Alang-Alang Lebar, dan Jl. Residen Abdul Rozak Ilir Timur III. Akhmad Bastari menyebutkan ada sekitar 43 kawasan di Palembang yang rawan banjir.
Banjir Masih Jadi Momok Menakutkan, Wawako Prima Salam Target 2028 Palembang Bebas Banjir |
![]() |
---|
Hujan Deras Guyur Palembang, Ratusan Rumah Warga di Jalan Supersemar Kemuning Terendam Banjir |
![]() |
---|
Palembang Diguyur Hujan Deras Semalaman, Simpang Polda Terendam Banjir Setinggi Lutut Orang Dewasa |
![]() |
---|
Banjir di Jalan Lettu Karim Kadir Gandus tak Kunjung Surut, Ketinggian Air Capai Setengah Meter |
![]() |
---|
Ratu Dewa Ungkap 5 Penyebab Banjir di Palembang, Banyak Pembangunan Hingga Kurang Daerah Resapan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.