Berita Sriwijaya FC
Bukan Bersatu Support Sriwijaya FC Plt Gubernur Sumsel Justru Dirikan Klub Pesaing, Bos David Sedih
Ketua Umum Askot PSSI Palembang Moh David mengaku terkejut dan sedih membaca berita Plt Gubernur Sumsel H Cik Ujang SH bakal mendirikan Sumsel United.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Abdul Hafiz Sripo
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Rumor Plt Gubernur Sumsel H Cik Ujang SH yang menyatakan bakal mendirikan klub Liga 2 bernama Sumsel United sangat mengejutkan pecinta sepakbola yang selama ini mengidolakan Sriwijaya FC.
Padahal baru saja warga Sumsel terhanyut merasakan euforia atas keberhasilan Sriwijaya FC yang telah berhasil lolos dari degradasi setelah berjuang mati-matian di tengah banyaknya permasalahan dan keterbatasan finansial.
Ketua Umum Askot PSSI Palembang Moh David yang juga Asisten Manajer Sriwijaya FC juga mengaku terkejut dan sedih membaca berita Plt Gubernur Sumsel H Cik Ujang SH bakal mendirikan klub Sumsel United yang akan sama-sama bersaing dengan Sriwijaya FC di kompetisi Pegadaian Liga 2 2025/26.
"Saya kaget sekaligus sedih dengan adanya rumor bakal ada klub baru Liga 2 yang bakal jadi pesaing Sriwijaya FC di Sumsel," ungkap Muhammad David kepada Sripoku.com, Rabu 26/2/2025).
Menurut pengusaha timah yang royal memberikan bonus, saweran dan traktiran jamuan makan kepada skuat Sriwijaya FC musim 2024/25 ini, dirinya menyayangkan adanya statemen itu.
"Sebenarnya tidak masalah akan didirikannya klub baru. Tapi tidak perlu diumumkan dulu di depan insan sepakbola Sumsel yang masih sangat mencintai Sriwijaya FC," kata pria yang akrab disapa Bos David.
Ketua IJTI Sumsel ini mempertanyakan kenapa tidak mensupport Sriwijaya FC klub sudah ada, klub legend dan telah mengharumkan nama Sumatera Selatan.
"Kenapa tidak fokus dengan klub Sriwijaya FC saja. SFC yang sudah menunjukkan prestasinya untuk Sumatera Selatan. Dari kemarin saay klub ini terpuruk butuh uluran tangan, kita mengajak bersatu. Kenapa kita berjuang mempertahankan agar SFC tidak degradasi, dengan tidak melihat ke belakang. Karena kita melihat sejarah klub ini, bukan siapa yang memegangnya," beber Muhammad David.
Bos David yang juga Presiden David FC ini mengatakan Sriwijaya FC baru saja berjuang dari zona degradasi. Alangkah baiknya, kalau mau diumumkan secara internal dulu.
"Karena sedikit banyak pecinta sepakbola di Sumsel kaget dan beropini yang membooming selama ini dibiarkan terseok-seok. Euforia masyarakat Sumsel lagi senang dengan selamat degradasi. Dengan adanya klub baru ini yang tadinya semangat jadi down. Kita sebagai KeTum Askot PSSI Palembang menyayangkan adanya klub baru ini. Daripada bikin klub yang baru, kenapa tidak melestarikan klub Sriwijaya FC yang ada saat ini," pungkasnya.
Ini terbukti juga dari reaksi kelompok suporter militan Sriwijaya FC tersentak dikejutkan pernyatakan Plt Gubernur Sumsel H Cik Ujang SH yang menyatakan mendirikan klub Liga 2 yang dinamai Sumsel United.
Kontan saja pentolan 3 kelompok suporter Sriwijaya FC dibuat murka, di saat kritisnya Sriwijaya FC nyaris degradasi ke Liga 3 tidak adanya kepedulian yang membantu dan justru sponsor menutup diri seolah "pembiaran".
Kini klub Sriwijaya FC yang telah berdiri sejak 20 tahun silam dan memberikan segudang prestasi dicap "warisan" Gubernur Sumsel terdahulu Ir H Syahrial OIesman MM dan kemudian dilanjutkan Ir H Alex Noerdin SH sepertinya ditinggalkan.
Beruntung musim kompetisi Pegadaian Liga 2 2024/25 lalu meski terseok-seok dengan keterbatasan PT Digi Sport Asia, Sriwijaya FC masih bisa bertahan di Liga 2.
"Saya harap semua jajaran dari Sriwijaya FC dan gubernur dan wakil gubernur terpilih bisa menjadi contoh pemimpin yang baik," kata Ketua Harian Singa Mania, Muhammad Rocky kepada Sripoku.com, Selasa (25/2/2025).
Di satu sisi Muhammad Rocky berharap segera adanya pertemuan, dimana pada saat kemarin ingin bertemu mereka sempat berstatemen sehabis pelantikan gubernur.
"Nah saya harapkan ada titik terang agar klub di Sumatera Selatan ini mampu naik ke liga 1. Kalau mau buat klub baru disayangkan karena lambang dan logo Sriwijaya FC itu adalah kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan. Khususnya kota Palembang. Kalau mau buat tim baru atau pesaing silakan, tapi jangan di Palembang, karena kami berdiri adanya Sriwijaya FC," tegas Muhammad Rocky.
Reaksi juga diluapkan Capo Tifoso Ultras Palembang Qusoi yang meminta agar Plt Gubernur Sumsel H Cik Ujang SH memikirkan kembali mendirikan Sumsel United akan menjadi pesaing Sriwijaya FC di Sumsel.
"Alangkah eloknya kalau Wagub kita itu tetap memikirkan Sriwijaya FC karena wlaau bagaimanapun ini dibeli awalnya dari dana Pemprov Sumsel. Jadi duit rakyat Sumsel," kata Qusoi.
Menurutnya percuma juga membentuk klub baru, sedangkan Sriwijaya FC ini sudah punya pondasi kuat. Sudah mengakar ke rakyat Sumsel. Sudah membahana baik nasional maupun internasional.
"Sriwijaya FC pernah ikut AFC, Liga Champion Asia. Jadi alangkah ruginya kalau kita mau mengembangkan klub baru lagi, tertati-tati lagi. Walaupun disokong dana besar," kata Qusoi.
Capo Tifoso Ultras Palembang Qusoi membeberkan fakta membuktikan tim Rans saja rontok degradasi ke Liga 3. Padahal dipegang artis tajir Rafi Ahmad.
Termasuk Persikabo 1973 yang sudah merger dengan PS Tira malah jatuh juga ke Liga 3. Yang tadinya dari Liga 1 merger, lalu jatuh ke Liga 2, dan kini degradasi ke Liga 3.
Fakta terbaru Dewa United klub profesional, modern, tapi tidak memiliki basis massa suporter akhirnya mereka berhomebase di Banten untuk menarik masyarakat Banten mendukung Dewa United.
"Intinya kalau klub baru Sumsel United ini berdiri apakah akan punya basis massa suporter besar atau militan kedepan. Bukan mudah membuat basis massa suporter besar," kata Qusoi.
Ia menilai Liga 1 Indonesia sekarang peminatnya kurang. Malah sekarang tersaingi Liga 2 dengan basis massa suporter besar tim-tim Liga 2. Tidak semudah itu, karena sponsorship, rating televisi melihat juga animo masyarakat dan animo suporter yang hadir di stadion.
"Kalau itu Sumsel United berdiri anggaplah ada suporter, apakah tidak akan terjadi gesekan, tawuran antar suporter. Sedangkan Sriwijaya FC saja dengan 3 kelompok suporter inipun baru 3 tahun ini berdamai sepanjang 20 tahun SFC berdiri," kata Qusoi.

Baca juga: Cik Ujang Bikin Klub Saingan Sriwijaya FC, 3 Kelompok Suporter: Jangan Bikin Warga Sumsel Kecewa
Qusoi membeberkan belasan tahun terjadi tawuran, gesekan yang sudah banyak memakan korban jiwa. Apakah ini akan menambah korban jiwa lagi di Sumatera Selatan dengan kelompok suporter baru mereka.
"Jadi alangkah eloknya pemimpin baru kita, terkhusus yang terhormat Bapak HDCU memikirkan klub ini. Sudah sewajarnya HDCU meneruskan tongkat estafet klub Sriwijaya FC ini, dari yang awalnya Rosihan Arsyad yang membangun Stadion Jakabaring," katanya.
Daripada kosong tidak ada isi stadion itu akhirnya inisiatif Syahrial Oesman membeli klub Persijatim Solo untuk dijadikan Sriwijaya FC.
Sriwijaya FC yang berawalnya dari dana APBD Pemprov Sumsel sewajarnya dilanjutkan ke Syahrial Oesman. Dengan gegap gempita double winner diteruskan ke Alex Noerdin juga menjadi juara.
Selayaknya juga HDCU meneruskan tongkat estafet ini. Alangkah bangganya masyarakat Sumatera Selatan kalau HDCU meneruskan klub Sriwijaya FC minimal menaikkan ke Liga 1. HDCU akan dikenang masyarakat Sumsel. Kalau membentuk klub baru itu akan banyak makan energi, sedangakan Sriwijaya FC ini tinggal dipoles.
Tinggal tinta hijau mereka untuk mencarikan sponsor perusahaan besar di Sumsel. Tapi kalau ngotot menjadi Sumsel United, kami tidak masalah. Itu hak gubernur dan wagub terpilih. Jadi Sriwijaya FC juga jangan kecewa.
Qusoi berharap kepada PT Digi Sport Asia untuk bertindak profesional mengelola Sriwijaya FC kedepannya seperti manajemen Dewa United atau Bali United.
Dengan jaringan PT Digi Sport Asia dan pengalaman 1 musim kemarin bagaimana mengelola tim profesional, Qusoi berharap CEO Digi Anggoro Prajesta dan owner Digi Sport Alexander Rusli menjadikan tim Sriwijaya FC ini ke depan menjadi juara kembali atau minimal lolos ke Liga 1 ke depan.
"Alangkah eloknya kepada yang terhormat Bapak HDCU memikirkan klub SFC yang sudah menjadi ikon Sumsel," pungkasnya.
Sementara Ketua Sriwijaya Mania (S-MAN) Eddy Ismail menyatakan akan tetap setia membela Sriwijaya FC meski telah mendengar rencana Plt Gubernur Sumsel H Cik Ujang akan membuat klub baru Liga 2 bernama Sumsel United di Sumsel.
"Kami tetap setia dengan Sriwijaya FC, tidak ada SFC tidak ada S-MAN. Nama S-MAN juga dilegalkan di notaris tidak bisa diubah lagi dengan nama klub lain," kata Eddy Ismail.
Eddy tetap berharap apa yang diutarakan Cik Ujang baru sebatas wancana saja. Dia berpesan jangan membuat warga Sumsel kecewa dengan kebijakan membuat klub baru untuk menjadi saingan tim kebanggan publik Sumsel Laskar Wong Kito.
"Semoga baru wancana, pikirkan SFC ke Liga 1 saja. Kenapa harus buat yang baru urus saja yang sudah ada. SFC ini bukan klub milik Palembang SFC memilik Sumsel. Jadi kenapa harus ada klub Sumsel United, SFC juga mililk masyarakat Sumsel," kata Eddy Ismail.
Eddy memberikan pernyataan tegas, siapapun yang mengurus Laskar Wong Kito, S-MAN akan selalu ada memberikan dukungan.
"Kami S-MAN hanya akan royal kepada orang yang mengurus SFC saja." tegasnya.
Sriwijaya FC Evaluasi Pemain Belakang, Sering Kalah Duel Satu Lawan Satu |
![]() |
---|
Progres Sriwijaya FC Semakin Meningkat Menjelang Bergulirnya Liga Championship |
![]() |
---|
Seusai TC di Jakarta, Sriwijaya FC Gelar Latihan Perdana di Jakabaring dengan 34 Pemain |
![]() |
---|
Bukan Ibrahim Bahsoun, Sriwijaya FC Lebih Berpeluang Rekrut Pedrinho Asal Brasil Pemain Asing Kedua |
![]() |
---|
Pemain Asing Ibrahim Bahsoun Sudah Tiba di Jakarta, Isyaratkan Segera Gabung ke Sriwijaya FC |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.