Berita Banyuasin

Sudah Ada Korban, Dinkes Banyuasin Minta Masyarakat Minta Waspada DBD

Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuasin mengingatkan warga untuk waspada penyakit demam berdarah. 

Penulis: Ardiansyah | Editor: Yandi Triansyah
via Kompas.com
Salah seorang warga Banyuasin menjadi korban demam berdarah hingga meninggal dunia, Dinkes Banyuasin minta warga waspada DBD, Senin (6/1/2025) 

SRIPOKU. COM, BANYUASIN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuasin mengingatkan warga untuk waspada penyakit demam berdarah. 

Sebab pada akhir Desember 2024 lalu, sudah terdapat korban meninggal disebabkan oleh demam berdarah.

Korban meninggal dunia disebabkan demam berdarah beraalamat di RT 9 Dusun 2 Sangaji Pulau Harapan Sembawa, Banyuasin.

Camat Sembawa Erman Taufik, membenarkan bila ada warga yang meninggal dunia karena demam berdarah DBD. Adanya kasus ini, sudah dilakukan penanganan terhadap korban.

"Kami pemerintah Kecamatan Sembawa sudah memberikan himbauan untuk pencegahan DBD kepada warga, untuk menjaga kebersihan lingkungan," katanya, Senin (6/1/2025).

Sedangkan Dinkes Banyuasin, mengungkapkan bila korban sebelumnya sudah dilakukan penanganan secara intensif di puskesmas. Namun memang, korban datang sudah dalam kondisi terlambat. 

"Pasien datang dengan keluhan demam satu minggu, tidak nafsu makan, hingga badan lemas nyeri perut. Harusnya, bila sudah ada gejala yang muncul, sesegera mungkin untuk dibawa ke puskesmas. Agar cepat mendapatkan penanganan," kata Kadinkes Banyuasin DR dr Rini Pratiwi.

Dari kejadian ini,  demam berdarah terjadi karena perilaku hidup masyarakat yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan.

Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan kematian dan dapat terjadi karena lingkungan yang kurang bersih.

Untuk mencegah merebaknya wabah DBD,  salah satu caranya dengan melakukan PSN 3M Plus yakni menguras atau membersihkan tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya.

Dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut.

Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan.

Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

"Plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, gotong Royong membersihkan lingkungan dan periksa tempat-tempat penampungan air," pungkasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved