Perumda Tirta Musi Palembang Jadi Contoh Pengolahan Limbah Domestik di Tanah Air

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Perumda Tirta Musi Palembang menjadi perusahaan daerah air minum percontohan mengolah limbah domestik karena dinilai lengkap dari sisi alat, mesin dan kesiapan lainnya.

Investasi Rp 1,3 triliun Instalasi Pengolahan Air Limbah atau IPAL Sei Selayur, maka sudah seharusnya pihak yang menjadi pengelola atau operator adalah lembaga yang profesional agar investasi tersebut tidak menjadi monumen.

Untuk inilah Perumda Tirta Musi Palembang diberi penugasan oleh Pemkot Palembang diberikan teknologi IPAL dengan sistem full mekanis, mesin modern dimana hanya beberapa daerah saja di Indonesia yang diberi amanah untuk diserahi infrastruktur utama dalam pemberian layanan air limbah domestik

"Perumda Tirta Musi Palembang akan menjadi contoh BUMD yang mengelola air minum dan air limbah dan tentu saja kedepan dapat menjadi mentor, kami menyadari bahwa tantangan yang ada sangat kompleks, tetapi saya percaya bahwa dengan kolaborasi, komitmen, dan kerja keras bersama, kita mampu memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa," kata Ketua Umum PERPAMSI Arief Wisnu Cahyono disela workshop strategi daerah merencanakan pengembangan layanan air limbah domestik di hotel Santika Radial, Rabu (11/12/2024).

Arief mengatakan, workshop air limbah domestik ini selaras dengan target pemerintah Indonesia yaitu air minum aman 40 persen dan sanitasi aman 30 persen tahun 2030.

Semangat Perpamsi adalah memberikan layanan terbaik bagi masyarakat, karena air adalah kehidupan, dan sanitasi adalah pondasi peradaban.

Arief mengatakan pentingnya mengedukasi masyarakat akan pentingnya membuang limba domestik melalui IPAL karena sumbar air baku harus dilindungi.

Sebab jika tidak dijaga, semua limbah domestik di bunga ke sungai atau laut maka akan mencemari sumber air baku sehingga tidak sehat nagi masyarakat.

Selain itu jika kawasan semakin berkembang pesat, jarak sumur dengan septitank juga semakin dekat tidak lagi sesuai dengan standar air baku untuk digunakan sehingga tidak akan baik bagi kesehatan dampaknya.

Arief menyebut berdasarkan data KemenPU, saat ini capaian sanitasi aman baru 10,21 persen sedangkan capaian sanitasi layak 13,44 persen dan perilaku masyarakat yang masih melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABs) 4,20 persen dari target 30 persen sanitasi aman tahun 2030.

Dengan target yang sangat ambisius berbanding terbalik dengan usaha perluasan informasi layanan pengelolaan air limbah domestik hampir di setiap Kabupaten, Kota, maka strategi daerah dalam merencanakan pengembangan layanan air limbah domestik menjadi hal penting terutama akan sangat sulit jika dikerjakan secara mandiri hanya oleh beberapa pihak.

Salah satu alternatif mudahnya yaitu menyusun perencanaan pengembangan layanan air limbah domestik yang memperhatikan prinsip peningkatan kolaborasi dan inovasi dengan tidak mengesampingkan prinsip pembangunan air limbah domestik melalui layanan yang dikelola secara aman, berkelanjutan, dan inklusif sesuai dengan karakteristik wilayah.

Menghadapi Tahun Baru dan Target Visi Indonesia Emas 2045, kita menghadapi momentum untuk mempercepat langkah menuju target-target pembangunan, termasuk yang terkait dengan visi besar Indonesia Emas 2045 yang salah satunya dapat dicapai dengan adanya SDM unggul.

SDM unggul dapat dicapai jika manusia hidup pada kondisi tercukupi air bersih yang aman serta kondisi sanitasi yang aman pula.

Dalam konteks ini, penyediaan air minum dan sanitasi yang aman menjadi landasan utama bagi tercapainya kesehatan masyarakat, produktivitas ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan.