Harga Emas

Harga Emas Perhiasan 22 Karat di Palembang Kembali Naik Hari Ini, Tembus Rp Rp 8.180.000 per Suku

Setelah kemarin harga emas perhiasan naik pertama kalinya untuk pekan ini, harga emas kembali naik lagi.

Penulis: Hartati | Editor: Odi Aria
handout
Beraneka raga emas perhiasan yang ada di Galeri 24 Pegadaian Kota Palembang. Harga Emas Perhiasan 22 Karat di Palembang Kembali Naik Hari Ini 11 Desember, Tembus Rp Rp 8.180.000 per Suku 

SRIPKU.COM, PALEMBANG- Setelah kemarin harga emas perhiasan naik pertama kalinya untuk pekan ini, harga emas kembali naik lagi.

Harganya hari ini, Rabu (11/12/2024) dibandrol Rp 8.180.000 per suku atau berat 6,7 gram. Harga itu sudah termasuk harga upah pembuatan emas perhiasan.

Harga itu naik Rp 80 ribu dibanding harga kemarin, Selasa (10/12/2024) yang dibandrol Rp 8,1 juta.

Harga itu adalah harga emas perhiasan dengan berat 6,7 gram untuk emas perhiasan kadar 22 karat atau 92 persen dan sudah termasuk harga upah.

Sementara itu harga emas per gram juga ikut terkerek naik hari ini yakni dibandrol Rp 1.290.000 per gram.

Harga itu berlaku untuk emas ukuran kec seperti anting, liontin, giwang dan cincin.

"Iya harga kembali naik hari ini atau dua hari berturut-turut naik," kata Awi.

Awi menyebutkan harga emas naik karena dampak sentimen perang di Arab karena memang faktor geo politik yang panas menjadi salah satu penyebab utama harga emas naik.

Seperti yang sudah-sudah jika kondisi pernah memanas baik itu konflik Rusia Vs Ukraina atau perang lainnya Israel juga membuat harga emas langsung melonjak tajam.

Jika ada gencatan senjata maka harga emas barulah stabil dan agak turun sedikit.

Selain itu juga harga emas melambung hari ini karena kebijakan China yang kembali membeli emas oleh Bank of China.

Dimulainya kembali pembelian emas oleh Tiongkok dapat mendukung permintaan investor di negara tersebut sehingga ikut mengkerek harga emas naik. 

Faktor kedua harga emas naik adalah Langkah The Fed AS yang memulai siklus pelonggaran suku bunganya dengan pemotongan 50 basis poin yang luar biasa besar pada bulan September, diikuti oleh pemotongan 25 bps pada bulan November. 

Para pedagang memperkirakan peluang 86 persen dari pemotongan suku bunga seperempat poin persentase lagi dari bank sentral pada pertemuannya tanggal 17-18 Desember

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved