Berita Sriwijaya FC
Daftar 11 Nama Manajer Sriwijaya FC Sejak 2004, Musim Ini Dituntut Mundur
Daftar nama Manajer SFC sejak mulai mengikuti kompetisi Liga 1 Tahun 2004 hingga sampai saat ini menjalani putaran 2 Pegadaian Liga 2 2024/25.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Abdul Hafiz Sripo
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Berikut ini daftar nama Manajer Sriwijaya FC sejak mulai mengikuti kompetisi Liga 1 Tahun 2004 hingga sampai saat ini menjalani putaran 2 Pegadaian Liga 2 2024/25.
Sebagai tim sepakbola tersukses di Sumatera Selatan sekaligus di level nasional, Sriwijaya FC juga tak terlepas dari peran para manajaer yang mempersiapkan segala kebutuhan tim.
Hingga saat ini, terdapat 11 nama yang pernah menjabat sebagai manajer Sriwijaya FC yang memiliki julukan Laskar Wong Kito.
Berikut daftar manajer Sriwijaya FC dari sejak pertama kali berdiri hingga saat ini.
1. Ir H Bakti Setiwawan MM
2. Brigjen TNI (Purn) H Alamsyah Tarmizi SIP
3. Dr HM Bariyadi MM
4. H Hendri Zainuddin SAg SH
5. Ir Robert Heri MM
6. H Nasrun Umar SH MM
7. Ir H Ucok Hidayat MT
8. H Hendri Zainuddin SAg SH
9. Muhammad Fadli SE (Almarhum)
10. Hendriansyah ST MM
11. Ajie Syahrial Bastari
Itulah daftar tokoh yang pernah menjabat sebagai manajer Sriwijaya FC dari era pertama hingga saat ini.
Sriwijaya FC merupakan klub sepakbola Indonesia yang berhomebase di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan.
Klub berjuluk Laskar Wong Kito ini berada di bawah naungan PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM), setelah terjadi penjualan opsi kepemilikan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
Sriwijaya FC pernah menorehkan juara Divisi Utama Liga Indonesia 2007 dan Liga Super Indonesia 2011-12.
Sriwijaya merupakan klub pertama di Indonesia yang meraih raihan gelar ganda di musim 2007–08 yaitu gelar Liga Indonesia dan Piala Indonesia.
Sayangnya, pada musim 2018, klub ini berada pada urutan 16 klasemen akhir Liga 1, sehingga untuk pertama kalinya klub ini terdegradasi ke Liga 2.
Walaupun mewakili Provinsi Sumatera Selatan, Sriwijaya FC awalnya didirikan di Jakarta dengan nama Persijatim Jakarta Timur pada tahun 1976.
Di awal dekade 2000-an, klub ini sempat berganti nama menjadi Jakarta FC, tetapi kembali berganti menjadi Persijatim. Karena alasan finansial, klub ini sempat pindah ke Kota Surakarta dan menjadi Persijatim Solo FC pada tahun 2002 hingga 2004.
Setelah itu, klub ini dibeli oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan diganti namanya menjadi Sriwijaya FC, yang berbasis di Kota Palembang hingga saat ini.
Di Tahun 2024 terungkap Sriwijaya FC yang dikelola PT SOM saham mayoritasnya sebanyak 69 persen dikuasai PT Digi Sport Asia.
Kronologi semula terkuaknya 40 persen saham Sriwijaya FC telah dikuasai PT Digi Sport Asia (Digi Asia) setelah memenangkan perkara perdata di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Hal itu menyangkut masalah perdata terkait perjanjian hutang piutang Sriwijaya FC pada tahun 2018 lalu.
Sebelumnya pihak Digi Asia mendaftarkan gugatan terhadap Sriwijaya FC di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan nomor perkara 889/PDT.G/2021/PNJKT.SEL.
Dari penelusuran gugatan tersebut menyangkut tindakan wanprestasi yang didasarkan pada perjanjian pengelolaan aset Rp1,5 miliar, perjanjian konversi obligasi Rp2,9 miliar, potensi pendapatan pengelolaan aset Rp3 miliar, dan potensi bunga konversi obligasi Rp1,16 miliar.
Hingga gugatan ini disidangkan, manajemen klub Sriwijaya FC belum bisa mengembalikan utang tersebut.
Komisaris Utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Asfan Fikri Sanap mengatakan perjanjian hutang antara PT SOM dan PT Digi Asia tahun 2018, pada saat Sriwijaya FC masih berada di Liga 1.
Masalah utang piutang dan sudah kedua kalinya dari Digi Asia. Masalah ini sudah sejak 2018 lalu berlangsung sejak zaman SFC masih di Liga 1 dan pengurus sebelumnya.
Pada akhir tahun 2023 lalu dikabarkan akan ada putusan sela dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terkait gugatan tersebut.

Baca juga: SAVESFC Galang Donasi Gerakan Sayang Sriwijaya FC, Prihatin Mogok Main Lawan PSPS Sabtu Nanti
Asfan saat itu mengatakan, apabila tidak bisa diselesaikan PT SOM maka disepakati hutang itu akan dikonversi menjadi saham PT SOM yang akan diberikan kepada PT Digi Sport Asia.
"Kalau Digi Asia yang menang atau tidak sanggup membayar, maka Digi akan mengkonversikan utang itu menjadi kepemilikan saham PT SOM. Hal ini idak bisa terelakkan karena memang ada perjanjian sebelumnya," jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan Agus Mirantawan SH selaku Kuasa Hukum Sriwijaya FC dari Kantor Hukum Samudera.
Dia mengatakan untuk gugatan PT Digi Asia terhadap PT SOM, sudah berproses cukup lama apabila Digi Asia menang dalam gugatan tersebut maka saham PT SOM akan beralih ke Digi Asia.
"Gugatan tentang pengalihan konversi saham. Manajemen yang terdahulu dengan PT Digi Sport Asia. Apabila terpenuhi, sahamnya akan beralih ke PT Digi Asia. Perkara perdata di PN Jaksel. Ini gugatan yang ke dua. Dulu pernah digugat dengan perkara yang sama," jelasnya.
Hasil penelusuran, gugatan Digi Asia dilatarbelakangi karena Sriwijaya FC melakukan tindakan wanprestasi.
Wanprestasi tersebut dimulai saat Digi resmi mengelola aset digital klub sepakbola Sriwijaya FC sebagai sinergi transformasi digital dari klub Laskar Wong Kito.
Aset yang dikelola Digi meliputi, sosial media Instagram, Facebook, dan situs resmi www.kitosriwijayafc.com, serta Kito Sriwijaya.
Namun pengelolaan tak berjalan lancar. Pada 20 Maret 2019, Digi mengirim surat ke Sriwijaya FC untuk mendiskusikan kesepakatan kerjasama.
Pada 24 September 2019, Sriwijaya FC menyatakan bakal mengembalikan seluruh investasi Digi dengan cara mencicil selama lima tahun.
Tapi pihak Digi meminta penyelesaian pengembalian investasi paling lama hanya dua tahun.
Sementara Komisaris Utama PT SOM H Asfan Fikri Sanaf mengaku dengan kemenangan gugatan yang dilayangkan tersebut, PT Digi Sport Asia telah menguasai kepemilikan saham sebesar 40 persen Sriwijaya FC.
Selanjutnya Digi Sport Asia ini ingin terjun langsung mengurus SFC kedepan dengan ada perjanjian-perjanjian kontrak lain sehingga saham dikuasai sebesar 69 persen.
Dalam mengelola klub ini, manajemen PT SOM yang baru ini menunjuk Ajie Syahrial Bastari sebagai Manajer Sriwijaya FC 2024/25.
Sayangnya berbagai persoalan finansial sejak awal jadi momok lantaran tidak ada dukungan dari sponsorship yang selama ini memberikan dukungan pada klub ini.
Pasca pernyataan 27 pemain akan melakukan aksi boikot laga Sriwijaya FC vs PSPS Pekanbaru laga lanjutan putaran 2 Pegadaian Liga 2 2024/25, gelombang kekecewaan terhadap Manajemer Sriwijaya FC terus bergulir.
Dalam akun @sfc_terkini gencar mendorong agar Manajer Sriwijaya FC untuk menyelesaikan kewajibannya membayar hak-hak pemain.
"Kondisi Sriwijaya FC yang sangat memprihatinkan, teruntuk manajemen kami meminta kerendahan hati kalian agar segera menyelesaikan hak pemain!," tulis @sfc_terkini.
"Kami muak akan janji kalian yang ingin membawa tim ini kembali berjaya, tapi berbanding terbalik dengan realita yang kalian janjikan. Mundur Atau Berbenah. Pray for Sriwijaya FC #Save Sriwijaya FC," tulisnya.
Dalam postingan @sfc_terkini barusan meminta agar Manajer Sriwijaya FC untuk mundur dari jabatannya sembari menampilkan kembali tidak tersedianya sarapan untuk skuat tim di Hotel Majestic Jl Sumpah Pemuda Palembang, Selasa (10/12/2024).
"Teruntuk manajer Sriwijaya FC yang terhormat, kami sebagai warga Sumatera Selatan meminta dan memohon kalau Anda benar-benar profesional, letakkan jabatan Anda sekarang juga sebagai manajer Sriwijaya FC," katanya.
Disebutkan @sfc_terkini, karena dengan adanya atau tidak adanya seorang manajer di tim Sriwijaya FC, kondisi tim sama saja.
Diposting foto yang memperlihatkan kondisi meja makan di Hotel Majestic tim Sriwijaya FC menginap, tidak ada sarapan pagi.
"Hal ini bukan terjadi satu kali, tapi sudah terjadi satu kali, tapi sudah sering terjadi beberapa hari belakang. Manajemen bertanggungjawab atas ini semua, terutama seorang manajer tim. Kami tunggu 1X24 jam pengunduran diri Manajer Sriwijaya FC," tulisnya.
Pantauan di lapangan pada pagi hari memang tidak tersedia sarapan untuk skuat tim lantaran dari pihak manajemen Sriwijaya FC belum menyelesaikan masalah finansial dengan pihak hotel.
Namun setelah agak siangan pihak manajemen mencarikan solusi dengan menyediakan roti tawar tawar di meja hotel.
Pentolan salah satu kelompok suporter Sriwijaya FC, Qusoi SH selaku Capo Tifoso Ultras Palembang menyatakan sangat miris apabila klub yang pernah berjaya memiliki dua bintang ini akan jatuh ke jurang degradasi liga 3.
Maka dari itu suporter mengusulkan untuk membenahi manajemen Sriwijaya FC yang dinilai belum menuju profesionalitas, karena terbukti saat ini SFC tidak dikelola dengan baik dan secara profesional selama ini.
"Kami berharap kepada Digi Sport untuk membenahi carut-marut masalah keuangan yang membelit Sriwijaya FC malah sekarang Sriwijaya FC terpuruk ke titik nadir," kata Qusoi.
Ultras Palembang mengusulkan tokoh muda Charma Afrianto dan Firdaus Hasbullah sebagai kepanjangan tangan dari HDCU (Herman Deru-Cik Ujang) sebagai pemenang di Pilgub Sumsel 2024 untuk menyelamatkan Sriwijaya FC dalam hal finansial.
Sementara Manajer Sriwijaya FC Ajie Syahrial Bastari kepada Sripoku.com menjelaskan jika dirinya hanya sebagai perpanjangan tangan dari manajemen.
Terkait adanya usulan adanya sosok tokoh muda dari utusan gubernur Sumsel terpilih untuk mengambil alih pengelolaan Sriwijaya FC, Ajie mengaku welcome.
"Saya welcome. Mungkin kalau ada 2 mesin yang menggerakkan bisa lebih bagus lagi SFC. Kalau sekarang kan cuma Digi sendiri. Intinya kalau bisa menyelamatkan SFC saya senang," kata Ajie.
Sriwijaya FC Asah Lini Serang, Ini Rahasia Pelatih Jelang Laga Uji Coba |
![]() |
---|
Sriwijaya FC Hadapi Garudayaksa FC di Laga Perdana, Coach Azul Waspadai Kekuatan Lawan z |
![]() |
---|
Sriwijaya FC Bungkam All Star Palembang dengan Skor 4-1 di Laga Uji Coba |
![]() |
---|
Coach Azul Akui Laga Uji Coba Melawan All Star Palembang sebagai Pengukur Kemampuan Pemain |
![]() |
---|
Zulkifli Ubah Sriwijaya FC Jadi "Heavy Metal Football", Taktik Baru Andalan Laskar Wong Kito |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.