Gus Miftah Hina Penjual Es

Sosok Tepat Gantikan Gus Miftah Diungkap, Sepak Terjang Dinilai Mumpuni Jadi Utusan Khusus Presiden

Sosok yang dinilai tepat menggantikan Gus Miftah menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden (UKP) muncul ke publik.

|
Editor: pairat
Kolase Sripoku.com/Instagram
Gus Miftah (kiri) Ilustrasi sosok yang dinilai tepat gantikan Gus Miftah (kanan). 

Gus Miftah dikenal sebagai ulama muda Nahdlatul Ulama (NU) yang fokus berdakwah bagi kaum marjinal, baik melalui dakwah di dalam, maupun di luar pesantren.

Keturunan ke-9 Kiai Ageng Hasan Besari, pendiri Pesantren Tegalsari di Ponorogo, ini telah menikah dengan Hj Dwi Astuti Ningsih dan kini dikaruniai dua anak.

Lulusan santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Bustanul Ulum Jayasakti, Lampung Tengah ini telah menyelesaikan jenjang Madrasah Aliyah dengan predikat peraih nem tertinggi sebagai santri madrasah se-Provinsi Lampung.

Untuk memperdalam keilmuannya, ia kemudian melanjutkan studi di kampus UIN Sunan Kalijaga Fakultas Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam di Yogyakarta, tahun 1999.

Perjalanan Karier

Perjalanan dakwah Gus Miftah telah dimulai saat usianya masih 21 tahun.

Tahun 2000, Gus Miftah sering salat tahajud di sebuah musala di area lokalisasi di Pasar Kembang (Sarkem), Yogyakarta.

Karena memiliki niatan berdakwah, Gus Miftah lantas mulai rutin menggelar kajian agama di area tersebut.

Meski awalnya banyak tantangan, namun lambat laun sejumlah pekerja dunia malam tersebut telah menerima kehadirannya.

Saat perjalanan dakwahnya, ia juga mendapati keluh kesah para pekerja dunia malam yang kesulitan mendapat akses kajian agama.

Gus Miftah lantas melanjutkan perjalanan dakwahnya ke kelab malam dan juga salon plus-plus.

Sejak lima tahun terakhir, langkahnya pun didukung oleh Maulana Habib Luthfi bin Yahya asal Pekalongan.

Namanya juga mulai diperbincangkan publik ketika video tentang dirinya saat memberikan pengajian di salah satu kelab malam di Bali, viral di media sosial.

Pada tahun 2011, Gus Miftah akhirnya mendirikan pondok yang diberi nama "Ora Aji" di Dusun Tundan, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogjakarta.

Filosofinya yakni bahwa tak ada seorang pun yang berarti di mata Allah selain ketakwaannya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved