Gus Miftah Hina Penjual Es

Gus Miftah Akhirnya Umumkan Mundur dari Jabatannya di Kabinet Presiden Prabowo, Akui Tak Ada Tekanan

Berikut pernyataan terbaru Gus Miftah yang mengumumkan mundur dari jabatannya di Kabinet Merah Putih sebagai Utusan Khusus Presiden.

|
Editor: pairat
Kolase Sripoku.com/Tribunews
Potret Gus Miftah, kini Gus Miftah resmi umumkan mundur dari jabatannya di kabinet merah-putih Prabowo. 

SRIPOKU.COM -  Berikut pernyataan terbaru Gus Miftah yang mengumumkan mundur dari jabatannya di Kabinet Merah Putih sebagai Utusan Khusus Presiden.

Hal itu diungkapkan oleh pemilik nama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman lewat pernyataannya pada Jumat (6/12/2024) siang.

Dalam pernyataan itu, Gus Miftah tampak beberapa kali menahan tangis.

Dirinya mengakui tak ada tekanan dari siapapun soal keputusannya tersebut.

"Keputusan ini saya ambil bukan karena ditekan oleh siapapun, bukan karena permintaan siapapun," ujar Miftah sembari menahan tangisnya.

Kemenag Turun Tangan, Minta Gus Miftah Buktikan Sertifikasi Pendakwah, Bahasa Kasar Bukan Teladan
Kemenag Turun Tangan, Minta Gus Miftah Buktikan Sertifikasi Pendakwah, Bahasa Kasar Bukan Teladan (Youtube)

Baca juga: Petisi Copot Gus Miftah dari Utusan Khusus Presiden Tembus 222.107 Tanda Tangan, Istana Buka Suara

"Tapi semata-mata keputusan ini saya ambil karena rasa cinta hormat dan tanggung jawab saya yang sangat mendalam pada bapak Presiden Prabowo Subianto, serta seluruh rakyat Indonesia," lanjutnya, terlihat dari tayangan YouTube Kompas TV.

Miftah menyebut keputusan soal mundur dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, bukanlah sebuah akhir maupun langkah mundur.

Melainkan langkah awal untuk terus berkontribusi terhadap bangsa dan negara dengan cara yang lebih luas dan beragam.

Viral dan Dapat Hujatan

Sebelumnya, viral video Gus Miftah dianggap menghina seorang pedagang es teh keliling saat acara keagamaan.

Peristiwa itu terjadi saat acara pengajian Magelang Bersholawat, 20 November 2024 lalu, dan viral di sosial media.

Awalnya tampak seorang pedagang es teh dan air mineral kemasan berdiri menjajakan dagangan di acara pengajian.

Tampak dirinya membawa dagangannya tersebut dengan sebuah baki di atas kepalanya.

Lantas sebagian hadirin di acara itu meminta Gus Miftah memborong dagangan pedagang tersebut.

Petisi Copot Gus Miftah dari Utusan Khusus Presiden Tembus 222.107 Tanda Tangan

Petisi Copot Gus Miftah dari Utusan Khusus Presiden Tembus 222.107 Tanda Tangan
Petisi Copot Gus Miftah dari Utusan Khusus Presiden Tembus 222.107 Tanda Tangan (Youtube)

Baca juga: Respon Bijak Seniman Yati Pesek saat Dilecehkan Verbal Gus Miftah Jadi Sorotan, Tuai Pujian Warganet

Sebelumnya muncul petisi yang mendesak agar Miftah Maulana Habiburrahman dicopot dari jabatan sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan

Petisi itu telah menembus 222.107 tanda tangan.

Dan kontroversi terkait pendakwah ini terus berlanjut.

Di media sosial, video-video lama yang memperlihatkan berbagai tindak-tanduknya viral lagi.

Petisi mendesak jabatan Gus Miftah dicopot dibuat di situs change.org.

Desakan muncul setelah Gus Miftah menghina penjual es teh asal Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang bernama Sunhaji saat dirinya ceramah pada 20 November 2024.

Salah satu petisi yang ditandatangani terbanyak berjudul 'Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden'.

Hingga Jumat (6/12/2024) pukul 07.24 WIB, sudah ada 209.908 tanda tangan terkumpul.

Petisi yang dibuat oleh akun bernama 'Prabowo Subianto' itu mendesak agar Miftah Maulana dicopot dari jabatannya karena ucapannya dianggap tidak pantas kepada Sunhaji.

"Terlepas dari pro dan kontra, rasanya tidak pantas seorang yang banyak berbicara tentang agama mengucapkan kalimat kasar yang ditujukan untuk seseorang di depan umum," demikian tertulis dalam petisi tersebut.

Dengan kejadian ini, akun tersebut mempertanyakan apakah Miftah Maulana masih layak untuk menjadi seorang pejabat negara.

Petisi tersebut juga menyinggung pidato Presiden Prabowo Subianto yang menghormati rakyat kecil.

"Dalam pidato bapak, sangat jelas bahwa bapak sangat menghormati, menghargai mereka-mereka yang bekerja sebagai pedagang, tukang bakso, nelayan, dan pekerja di lapisan masyarakat menengah lainnya. Mereka yang bekerja dan menghasilkan uang secara halal," tulisnya.

Akun ini pun mendesak agar Miftah Maulana dicopot dari jabatannya karena ditakutkan akan mencoreng pemerintahan Prabowo.

Peristiwa penghinaan oleh Miftah ini dinilai oleh akun tersebut sebagai karakternya sebagai manusia.

"Apa yang dilakukan oleh Gus Miftah adalah gamabaran karakter beliau, karena hal seperti ini sudah terjadi beberapa kali. Untuk itu, agar jajaran bapak sejalan dengan bapak, segera copot Gus Miftah!" pungkasnya.

Sementara enam petisi lain pun memiliki isi yang hampir sama yaitu desakan agar Miftah Maulana dicopot dari jabatannya dengan judul 'Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden', 'Berhentikan Gus Miftah dari Jabatan Staf Khusus Presiden', dan 'Desak Gus Miftah atau Miftah Maulana Habiburrahman mudur dari jabatannya'.

Lalu, ada petisi berjudul 'Copot Gus Miftah', 'Tolak Gus Miftah yang Suka Merendahkan Sesama Manusia', 'Hentikan Gus Miftah dari Utusan Khusus Presiden', dan 'Evaluasi Kembali Kelayakan Gus Miftah sebagai STAFSUS Presiden'.

Terkait desakan semacam ini, juru bicara (jubir) Kantor Komunikasi Presiden, Ujang Komarudin mengatakan bahwa ini merupakan hak prerogatif Prabowo sebagai Presiden.

Selain itu, dia juga mengungkapkan ketika Miftah Maulana ingin mundur sebagai Utusan Khusus Presiden, maka hal tersebut merupakan hak yang dimiliki secara pribadi.

"Kalau soal apakah GM (Gus Miftah) akan mengundurkan diri, itu silakan tanyakan kepada yang bersangkutan."

"Kalau soal dicopot atau tidak, itu hak prerogatif Presiden," katanya kepada Tribunnews.com, Rabu (4/12/2024).

Sebelumnya, video yang merekam momen Gus Miftah menghina pedagang es teh saat dirinya berdakwah dalam tabligh akbar di Magelang, Jawa Tengah, viral di media sosial.

Mulanya, Gus Miftah bertanya kepada penjual es teh tersebut terkait barang dagangannya.

"Es tehmu jik okeh ra? Masih? Ya kono didol *** (Es teh kamu masih banyak atau tidak? Masih, ya sana dijual. Selanjutnya disensor)," ucap Gus Miftah dari atas panggung kepada pedagang es teh tersebut.

"Dol'en ndisik ngko lak rung payu, wis, takdir (kamu jual dulu, nanti kalau belum laku, ya sudah, takdir)," sambungnya.

Hinaan yang disebut Gus Miftah candaan itu turut membuat jemaah yang hadir tertawa.

Sementara, dalam video tersebut, tampak kamera langsung menyorot pria pedagang es teh itu yang hanya diam sembari memanggul dagangan es tehnya.

Usai video tersebut viral, akun Instagram Gus Miftah langsung dibanjiri hujatan dari warganet.

Sertifikasi Pendakwah Gus Miftah Dipertanyakan

Buntut Gus Miftah hina penjual es kini memanjang, beberapa pihak ikut bereaksi dengan aksi pendakwah tersebut.

Kini Kemenang juga harus turun tangan untuk membuktikan sertifikasi dakwah Gus Miftah.

Hal ini setelah ucapan Gus Miftah disorot dan menuai kritikan dari masyarakat.

Sebagaimana diketahui, selain jadi pendakwah, Gus Miftah juga adalah Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama.

 Namun, kelakuan Gus Miftah dianggap tak mencerminkan sosok pendakwah.

Gelombang kritik itu mendorong Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanulhaq, menyerukan perlunya sertifikasi bagi para juru dakwah oleh Kementerian Agama (Kemenag). 

Menurut Maman, sertifikasi dapat memastikan para pendakwah memiliki kapasitas memadai dalam menyampaikan nilai-nilai agama kepada masyarakat. 

“Kementerian Agama perlu melakukan sertifikasi juru dakwah,” kata Maman dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (4/12/2024), seperti dikutip dari Antara. 

Maman menilai kasus ini sebagai pelajaran penting bagi semua pihak, terutama pendakwah, untuk menjaga etika dalam berbicara di depan publik. 

 Pendakwah, menurutnya, seharusnya menjadi teladan dengan menguasai sumber nilai keagamaan, baik Al-Quran, hadis, maupun referensi lainnya. 

Ia juga menekankan pentingnya memilih tema ceramah yang relevan dengan ajaran agama. 

Ceramah, menurut Maman, tidak boleh berisi bahasa kasar atau candaan yang merendahkan pihak lain. 

“Tema yang dibawakan juga harus merujuk sumber agama. Misalnya, soal kesederhanaan atau lainnya. Itu semua harus bersumber atas referensi keagamaan,” ujar Maman. 

Respons masyarakat terhadap pernyataan Miftah menggambarkan harapan publik terhadap ceramah yang menyejukkan. 

Maman mengingatkan, pengawasan tidak hanya menjadi tugas Kementerian Agama, tetapi juga masyarakat. 

Ia menyebut pentingnya kontrol terhadap pendakwah yang melanggar etika atau norma publik. 

Teguran hingga sanksi diperlukan agar hal serupa tidak terjadi lagi. 

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com.

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved