Siswa SMA Dipaksa Menggonggong

Tak Ada Kata Damai, SMA Gloria 2 Surabaya Ngotot Polisikan Pengusaha yang Paksa Siswa Menggonggong

Kasus seorang pria menyuruh siswa sujud dan menggonggong hingga menuai kontroversi di Surabaya berbuntut panjang.

Editor: Odi Aria
Kolase
Nasib Siswa di Surabaya Ejek Rambut Teman hingga Dipaksa Sujud & Menggonggong, Cemas dan Takut Tidur 

"Barang bukti yang ada termasuk flashdisk yang berisi rekaman CCTV," jelas Dirmanto.

Namun, hingga pertengahan November ini belum ada penetapan tersangka. 

Dirmanto kemudian menambahkan bahwa yang terpenting dalam kasus ini adalah karena melibatkan anak-anak, pihak kepolisian harus tetap mengutamakan pendekatan yang hati-hati. 

Dalam penegakan hukum, ada asas ultimum remedium. 

"Ultimum remedium artinya penegakan hukum harus menjadi langkah terakhir apabila kedua belah pihak masih terus berseteru. Ya harus disetarakan, adil dan merata," paparnya.

DPRD Ikut Berang

Komisi D DPRD Surabaya memanggil pihak sekolah dalam hal ini SMA Kristen Gloria 2  Surabaya, Kamis (24/10/2024) lalu

Selain itu juga dihadirkan pula Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Komisi D DPRD Surabaya bahkan mempertanyakan predikat Kota Surabaya layak anak.

"Sebagai Kota Layak Anak, saya miris melihat videonya sampai ada siswa dipaksa jongkok dan menirukan gaya hewan begitu," ucap anggota Komisi D Johari Mustawan.

Ajeng Wira Wati, anggota Komisi D yang lain mendesak predikat Kota Layak Anak tidak hanya label tapi implementasi. 

"Saya meminta predikat Kota Layak Anak ada satgas khusus soal ini di sekolah. Yang memerangi bullying adalah kita semua. Termasuk orang tua," katanya.

Dalam forum rapat hearing di DPRD tersebut terkuak, kejadian bullying yang menghebohkan itu terjadi di SMA Kristen Gloria 2 Surabaya

Anggota Komisi D yang lain, Michael Leksodimulyo menyebut persoalan sebenarnya ada di orang tua wali murid.

"Ini sebenarnya kasus orang tua yang tidak terima anaknya diolok-olok. Saling ejek dalam pertandingan itu biasa. Orang tua ikut. Tapi karena ribut, geger di sekolah, ada polisi banyak hingga semua menjadi horor. Semua ketakutan," ucap Michael.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved