Kasus Guru Supriyani
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Turun Gunung Kawal Kasus Guru Honorer Supriyani: Kami Turunkan Propam
Kasus ini mencuat setelah adanya laporan,Supriyani dituduh menganiaya seorang murid SD kelas 1 di Kecamatan Baito.
SRIPOKU.COM - Setelah kasus guru honorer Supriyani di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara terus bergulir, rupanya hal ini menarik perhatian para petinggi di Indonesia termasuk dari Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Kapolri memberikan perhatian khusus terhadap dugaan permintaan uang dalam kasus guru honorer Supriyani di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.
Kasus ini mencuat setelah adanya laporan,Supriyani dituduh menganiaya seorang murid SD kelas 1 di Kecamatan Baito.
Jenderal Listyo mengungkapkan, terdapat isu permintaan uang damai sebesar Rp50 juta agar kasus tersebut tidak dilanjutkan ke proses hukum.
Baca juga: Alasan Guru Supriyani Cabut Surat Damai Terungkap, Akui Ada Tekanan, Kini Siap Bertemu di Pengadilan

"Ini juga kami turunkan Propam untuk mendalami kemudian menjadi jelas apakah fakta seperti itu atau sebaliknya," kata Kapolri dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR RI secara virtual pada Senin (11/11/2024).
Kapolri menjelaskan, pihaknya telah melakukan enam kali upaya mediasi oleh penyidik, namun belum mencapai kesepakatan.
Sebelumnya, mediasi juga difasilitasi oleh Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga, di mana kedua belah pihak sempat sepakat untuk berdamai.
Namun, kesepakatan damai tersebut dicabut oleh pihak tersangka, yang mempersulit penyelesaian kasus ini secara restorative justice.
Meski menghadapi berbagai kendala, Jenderal Listyo menegaskan, pihaknya terus berkomunikasi dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) untuk mendiskusikan kejadian ini.
Intinya kata Listyo pihaknya terus memonitor, mengawasi serta mengikuti, hal hal yang menjadi perhatian publik.
Jaksa Tuntut Supriyani Dibebaskan
Sementara itu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut bebas Supriyani, seorang guru honorer di SD 4 Baito, dari tuduhan menganiaya murid kelas 1.
Tuntutan ini dibacakan oleh Kepala Kejaksaan Negeri Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Ujang Sutisna, di Pengadilan Negeri Andoolo pada Senin (11/11/2024).
Dalam pembacaan tuntutan, Ujang Sutisna menjelaskan beberapa poin yang mendasari keputusan JPU.
Ia menyatakan, tidak ada hal yang memberatkan bagi terdakwa.
"Sebelum kami sampai ke tuntutan pidana atas terdakwa perkenankanlah kami mengemukakan hal-hal yang menjadikan pertimbangan kami dalam mengajukan tuntutan pidana yaitu hal yang memberatkan tidak ada," ujar Ujang.
Poin-poin yang meringankan:
- Supriyani bersikap sopan selama persidangan.
- Ia telah mengabdi sebagai guru honorer di SD 4 Baito sejak tahun 2009.
- Supriyani memiliki dua orang anak kecil yang masih membutuhkan perhatian.
- Terdakwa belum pernah dihukum sebelumnya.
Dengan pertimbangan tersebut, Ujang menyatakan, Supriyani lepas dari segala tuntutan hukum.
"Menuntut terdakwa Supriyani lepas dari segala tuntutan hukum," tegasnya.
Usai pembacaan tuntutan, majelis hakim bertanya kepada penasihat hukum Supriyani mengenai langkah selanjutnya.
Sidang lanjutan dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 14 November 2024, dengan agenda pembacaan pleidoi atau nota pembelaan dari kuasa hukum Supriyani.
“Kami akan melakukan pembelaan,” kata penasihat hukum Supriyani, Andri Darmawan menjawab pertanyaan majelis hakim terkait tuntutan yang diberikan JPU
Guru Supriyani Bakal Menuntut Balik Sejumlah Pihak jika Pengadilan Jatuhkan Vonis Bebas
Supriyani, guru honorer Sekolah Dasar Negeri (SDN) 04 Baito Konawe Selatan, akan menuntut balik pihak-pihak yang diduga melakukan kriminalisasi dalam kasus dugaan penganiayaan yang menyeret dirinya sebagai terdakwa.
Penjelasan itu disampaikan oleh Andre Darmawan selaku kuasa hukum Supriyani. Ia menegaskan tuntutan balik itu bakal dilakukan jika majelis hakim menjtuhkan vonis bebas pada kliennya.
Bukan hanya berencana menuntut balik, pihaknya juga berencana meminta rehabilitasi dan pemulihan nama baik bagi sang klien.
Hal itu, kata dia, perlu dilakukan karena Supriyani telah menderita sejak dilaporkan ke polisi hingga menjadi terdakwa dalam perkara ini.
“Tentunya bahwa kami berharap kalau ini putusan bebas, kami akan melakukan langkah-langkah misalnya mengembalikan nama baik dan rehabilitasi kepada Bu Supriyani," ujarnya dikutip Tribunnews.com, Selasa (12/11/2024).
"Kemudian juga, kami akan menuntut pihak-pihak yang telah melakukan kriminalisasi terhadap yang merekayasa perkara ini hingga sampai ke persidangan.”
Ia pun berharap agar kliennya divonis bebas oleh hakim dari Pengadilan Negeri (PN) Andoolo, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra).
"Kami berharap adanya vonis bebas supaya kami bisa melakukan tuntutan semisal orang tua korban yang melakukan laporan palsu."
Menurutnya, Supriyani ingin agar orang-orang yang melakukan kriminalisasi terhadapnya memperoleh hukuman setimpal dengan apa yang dia rasakan pasca dilaporkan.
"Karena Bu Supriyani mengatakan dia merasa sedih diperlakukan seperti itu dan dia menginginkan orang-orang yang melakukan dia seperti itu kiranya mendapatkan hukuman setimpal," katanya.
Sebelumnya, jaksa penuntut umum (JPU) menuntut Supriyani dengan vonis bebas. Jaksa membacakan tuntutan itu dalam sidng di Pengadilan Negeri (PN) Andoolo, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara pada Senin (11/11/2024).
"Berdasarkan ketentuan perundang-undangan, kami penuntut umum pada Kejaksaan Negeri Konawe Selatan akan menuntut supaya majelis hakim Pengadilan Negeri Andoolo yang mengadili perkara ini menyatakan menuntut terdakwa Supriyani lepas dari segala tuntutan hukum," kata jaksa.
Meski demikian, dalam tuntutannya, Supriyani tetap dianggap oleh jaksa melakukan pemukulan terhadap siswanya yang merupakan anak dari Kanit Intel Polsek Baito, Aipda Wibowo Hasyim (WH).
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com
Hidupkan Pasar Tradisional, Pedagang Apresiasi Ketegasan Mentan Basmi Beras Oplosan |
![]() |
---|
KAI Divre III Palembang Dukung Penuh Usulan Angkutan Bagi Petani dari Anggota DPR RI |
![]() |
---|
Penjelasan Pakar Hukum Pidana Muhammadiyah Palembang, Peluang Vonis Oknum TNI Penembak 3 Polisi |
![]() |
---|
Alasan Prabowo Beri Amnesti untuk Pembunuh Wanita di Central Park, Padahal Dijerat Pasal 340 |
![]() |
---|
Spritualitas Semu: Fenomena Beragama di Era Modern |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.