Gunung Marapi Erupsi
Gunung Marapi Erupsi, Banyak Hewan Liar Keluar Hutan Berlarian Dekat Pemukiman Warga, Pertanda Apa?
Kejadian seperti ini merupakan sebuah tanda alam bagi masyarakat di sekitar Gunung Marapi.
Ia mengatakan, hewan liar mulai keluar hutan tersebut sudah terlihat sejak 15 hari terakhir.
Kejadian seperti ini merupakan sebuah tanda alam bagi masyarakat di sekitar Gunung Marapi.
Ahli Geologi dan Vulkanologi, Ade Edward mengatakan, ada beberapa alasan logis hewan liar turun dari kawasan puncak gunung api yang sedang mengalami peningkatan aktivitas.
Secara ilmiah sudah diketahui bahwa memang perilaku hewan dipengaruhi kondisi alam.
Sejumlah hewan punya insting dan sensitif terhadap perubahan alam, termasuk peningkatan aktivitas Gunung Api Marapi.
Hewan-hewan itu, butuh lingkungan hidup yang nyaman dan tenang.
"Hewan tak suka debu, tak suka dengan temperatur yang panas, tanaman mengering, mereka (hewan) juga stres dengan dentuman dan letusan gunung api itu, makanya mereka lari dari kawasan puncak, menghindar ke tempat yang lebih baik," ujar Ade Edward yang ditemui TribunPadang.com di Padang, Senin (11/11/2024).
Perubahan perilaku hewan itu, menurut Ade, seharusnya menjadi penanda sekaligus peringatan dini bagi masyarakat setempat.
"Menjadi indikasi bagi masyarakat harusnya. Kan ada pepatah alam takambang jadi guru, itu kan sudah dari dulu menjadi falsafah masyarakat Minang," ujar dia.
Ade mendorong agar pengetahuan lokal (local wisdom) masyarakat setempat perlu diperkuat oleh pemerintah sebagai pemangku kebijakan.
Kecerdasan terhadap perubahan alam itu perlu dijaga, sebagai mitigasi mandiri masyarakat dari dampak bencana alam.
Diberitakan sebelumnya, peningkatan aktivitas Gunung Marapi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) memicu kekhawatiran warga Nagari Bukik Batabuah, yang berada di kaki gunung tersebut.
Baca juga: Sopir Diduga Mengantuk, Truk Alami Kecelakaan Tunggal hingga Terguling di Banyuasin III
Kekhawatiran melanda terutama setelah banyak hewan liar yang biasanya berada di hutan mulai terlihat di sekitar pemukiman.
Sejak status Gunung Marapi naik menjadi Level III Siaga pada 6 November 2024, beberapa warga melaporkan melihat hewan-hewan liar, seperti kijang dan simpai, keluar dari hutan.
Fenomena ini dianggap sebagai tanda alam, yang oleh masyarakat sekitar sering dihubungkan dengan potensi erupsi Gunung Marapi.
Gunung Marapi Meletus, Warga Diminta Tak Beraktivitas dalam Radius 3 Kilometer dari Kawah |
![]() |
---|
Gunung Marapi Sumbar Erupsi Warga Dengar Dentuman Keras, Tinggi Kolom Mencapai 1.500 Meter |
![]() |
---|
Tangis Pilu Orangtua Frengki Korban Erupsi Gunung Marapi di Momen Wisuda : Dia Sudah Sampai Puncak |
![]() |
---|
Live di Puncak Jadi Momen Terakhir Ibu dan Anak Sebelum Tewas oleh Erupsi Gunung Marapi |
![]() |
---|
Ibu-Anak Jadi Korban Erupsi Gunung Marapi, Novita Sempat Live Facebook, Jasad Anaknya Ditemukan Dulu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.