Berita Pendidikan

Juarai Olimpiade Palcomtech, Marsya Vianka Dapat Hadiah Biaya Kuliah Ditanggung hingga 100 Persen

Marsya siswi SMK Methodist 2 Palembang berhasil menjawab 60 soal matematika dalam waktu dua jam dan mendapat nilai tertinggi dari 1000 peserta.

Penulis: Hartati | Editor: tarso romli
handout
Marsya siswi SMA Methodis 2 Palembang juara 1 Olimpiade Palcomtech bidang sains memperlihatkan piala dan hadiah yang didapatinya. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kerap menjadi juara saat ikut olimpiade sains di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), membuat Marsya kembali ikut olimpiade saat SMA dan berhasil juara.

Marsya berhasil membawa pulang juara pertama olimpiade matematika dan meraih hadiah berupa biaya kuliah hingga lulus 100 persen senilai Rp 76 juta.

Dia senang karena sudah lama vakum ikut olimpiade matematika yang rutin dia ikuti sejak SMP dulu.

"Ikut olimpiade pertama di bangku SMA dan menang, sehingga bisa terus mengasah kemampuan bertanding," ujar Marsya, Minggu (10/11/2024).

Siswi kelas XII SMA Methodist 2 Palembang ini mengaku, memang senang pelajaran sains karena menantang dan suka berhitung.

Menurutnya, sains mengasikkan bukan mengerikan seperti anggapan banyak orang.

Marsya berhasil menjawab 60 soal matematika dalam waktu dua jam dan mendapat nilai tertinggi dari 1000 peserta olimpiade.

Menurutnya kunci menjawab soal itu harus urut, tenang, banyak belajar dan mengasah kemampuan seperti rutin ikut kegiatan serupa agar terbiasa.

"Selain belajar dan terus mengasah kemampuan jangan lupa juga berdoa, saya suka berdoa kalau ke Gereja agar dilancarkan pendidikan," ujar siswi yang bercita-cita ingin menjadi dokter.

Founder dan CEO Institut Teknologi Bisnis PalComTech, Hendry mengatakan Olimpiade Palcomtech Juara ini baru pertama kali digelar.

Matematika dan Bahasa Inggris adalah mata pelajaran dasar  jika ingin kuliah di bidang teknologi informasi dan bisnis.

Oleh sebab itulah kedua mata pelajaran itu dipilih sebagai soal dalam olimpiade yang digelar.

Olimpiade digelar secara daring di sekolah dengan waktu ujian saat jam pelajaran dan dilengkapi dengan tools anti kecurangan.

Tools itu yakni jika peserta olimpiade meninggalkan ruang soal, maka soal akan langsung terkunci dan ada waktunya sehingga tidak bisa membuat siswa berbuat curang.

Sehingga, meski olimpiade digelar daring namun hasilnya tetap murni kemampuan siswa itu sendiri, bukan karena mencontek jawaban atau ada bantuan jawaban lainnya.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved