Berita Viral

Alasan Guru Supriyani Cabut Surat Damai Terungkap, Akui Ada Tekanan, Kini Siap Bertemu di Pengadilan

Pencabutan surat perdamaian itu, ternyata karena Supriyani mendengar ucapan dari Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga sendiri.

Editor: pairat
Kolase Sripoku.com/Instagram
(Kanan) Supriyani (kanan) Momen pertemuan guru Supriyani dengan Bupati Konawe Selatan dan keluarga korban. - Supriyani merasa tersirat adanya dorongan agar dirinya mengakui tuduhan penganiayaan terhadap anak Aipda Wibowo Hasyim, yang berinisial D (6), meski ia merasa tidak bersalah. 

“Pak Bupati menyampaikan bahwa karena karier saya masih panjang dan ke depannya saya akan membutuhkan SKCK,” jelas Supriyani, merasa seolah dipaksa menghentikan perjuangan hukumnya dengan berdamai.

Supriyani juga menyatakan, ia tidak keberatan jika hanya diminta untuk meminta maaf.

Namun, menurutnya permintaan maaf itu bukan berarti ia mengakui adanya penganiayaan.

"Sebagai manusia biasa, saya meminta maaf. Namun, kalau diminta mengakui kesalahan, saya tidak siap," ujar Supriyani.

Ucapan kedua Surunnudin Dangga yang disorot Supriyani adalah soal alasan berdamai.

Guru Supriyani dan orangtua murid yang melaporkan dirinya, yakni Nur Fitriana dan Aipda Hasyim Wibowo

Sang Bupati mengungkit soal karir Supriyani yang masih panjang dan harus punya catatan di kepolisian yang bagus.

Terkait ucapan tersebut, Supriyani heran karena ia merasa tidak bersalah sama sekali namun diminta menghentikan perjuangannya di pengadilan dengan cara berdamai.

"Pak Bupati kemarin menyampaikan bahwa karena karir saya masih panjang dan ke depannya saya akan mengurus SKCK di kepolisian dan saya membutuhkannya," ucap Supriyani.

Ucapan ketiga dari sang Bupati yang membuat Supriyani berubah pikiran adalah karena didesak untuk berdamai.

Diungkap Supriyani, ia tidak keberatan jika disuruh minta maaf.

Namun permintaan maaf itu diucapkan Supriyani bukan dalam kaitan kasus penganiayaan.

"Kalau masalah minta maaf saya sebagai manusia biasa ya saya minta maaf. Tapi kalau disuruh mengakui kesalahan, saya tidak siap. Pak Bupati tidak suruh mengakui. Cuma Pak Bupati menyampaikan 'atur damai saja supaya permasalahan ini selesai'," akui Supriyani.

Tekanan untuk Berdamai

Supriyani mengungkapkan bahwa sejak kasus ini mencuat pada April 2024, ia telah beberapa kali berusaha meminta maaf kepada orang tua korban, namun mereka tetap tidak menerimanya.

Halaman
123
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved