Perundungan Siswi SMP di Muba
Viral Aksi Perundungan Siswi SMP di Sekayu, Korban Trauma Takut Datang ke Sekolah
Di dalam video tersebut, para pelajar menggunakan bahasa daerah Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan (Sumsel).
Penulis: Fajeri Ramadhoni | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, SEKAYU -- Viral aksi perundungan yang dilakukan sejumlah pelajar SMP terhadap seorang siswi.
Di dalam video tersebut, para pelajar menggunakan bahasa daerah Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan (Sumsel).
Di lihat dari seregam yang dipakai para pelajar tersebut diduga kejadian itu terjadi di dalam sebuah kelas SMPN 5 Sekayu.
Dalam cuplikan video, korban yang mengenakan seragam Pramuka tampak duduk terdiam diperlakukan kasar oleh beberapa anak perempuan yang mengenakan baju olahraga. Kepalanya tertunduk dan ditowel dengan tangan oleh seorang siswi lainnya.
Video tersebut lantas memicu keras reaksi warganet yang geram atas tingkah pelajar SMP tersebut. Dari beberapa akun sosmed yang beredar, terlihat jika warga Muba maupun alumni sekolah itu mengecam aksi perundungan yang terjadi.
Tari, selaku saudara perempuan korban mengalami jika aksi perundungan terhadap adiknya terjadi pada 27 Agustus kemarin.
"Adik kami pulang dalam posisi jilbab sudah robek, di kening benjol. Terus dia bilang mau pindah sekolah karena takut dibully 5 orang," ujarnya saat dikonfirmasi Jumat (6/9/2024).
Lanjutnya, pinggang adiknya pun ditendang dan sempat diurut. Saat ini setiap pergi sekolah selalu ketakutan.
"Esoknya pada tangga 28 papa kami langsung ke sekolah dan cuma diselesaikan di kantor. Setelah kejadian itu malah kami dapat kabar, mereka ngebully kawan yang lain," jelasnnya.
Dirinya heran dan mempertanyakan respon sekolah atas kejadian ini. Dimana kepala sekolah tidak memberi dispensasi atau hukuman terhadap pembullyan adiknya.
"Ini cuma disuruh selesaikan masalah di sekolah, habis itu pelaku cuma disuruh mengerjakan tugas sekolah. Kok mereka (pihak sekolah) bisa sepele dengan mental anak-anak, masalahnya adik saya jadi takut setiap mau pergi skolah karena terbayang-bayang prilaku temannya," ungkapnya.
Tak hanya adiknya, Tari mengaku sudah ada lagi keluarga korban lain yang baru berani speak up masalah pembullyan di sekolah tersebut. Karena selama ini takut untuk muncul ke publik.
"Korbannya 2 orang dan sekelas dengan adik saya. Tadi pagi kami bersama Dikbud Muba, perlindungan anak dan perempuan, serta personil Polres Muba datang ke sekolah," ucapnya.
Sayangnya dari hasil pertemuan tersebut, keputusan kepala sekolah tidak terima jika kasus ini diviralkan. Padahal menurutnya kalau tidak viral, maka tak diusut
"Sekarang kepala sekolahnya masih belum memberi ngasih efek jera ke pelaku. Minimal diberi efek jera, diskors, atau dispensasi bila perlu," tegasnya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaam (Disdikbud) Muba, Iskandar Syahrianto melalui Kabid Hairunsyah menyebutkan terkiat beredarnya video tersebut pihaknya telah turun secara langsung mengkroscek kebenaran.
"Hari ini, kita melakukan kroscek secara langsung ke sekolah yang bersangkutan. Insya Allah hari ini ada penyelesaian dan kita melibatkan Polres DPPPA, KPAD,"ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.