Sopir Truk Mogok Kerja di Palembang

Hari Ini Sopir Truk Boom Baru Palembang Mogok Kerja, Imbas Jam Operasional Masuk Kota Dibatasi

Aptrindo sendiri berharap agar pemerintah memberikan kebijakan yang sama-sama enak bagi sopir dan juga masyarakat agar sama-sama berjalan.

Penulis: Hartati | Editor: Odi Aria
SRIPOKU.COM / Hartati
Truk parkir di jalan Noerdin Pandji Kebun Sayur menunggu jam masuk kota ke pelabuhan Boom Baru, Rabu (22/5/2024) 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -  Hari ini, Selasa (2/7/2024), persatuan sopir truk Pelabuhan Boom Baru Palembang melakukan aksi mogok kerja.

Aksi ini dilakukan untuk mendesak pemerintah untuk memberikan kelonggaran saat jam masuk di Kota Palembang.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (APTRINDO) Sumatera Selatan (Sumsel), Eddy Resdianto mengatakan, para sopir sudah sejak bulan lalu berencana mogok kerja menuntut agar diberi kelonggaran jam masuk kota.

Sebab pemberlakuan jam operasional yang ada saat ini masuk pukul 21.00-06.00 WIB itu dinilai merugikan sopir yang beroperasi khusus di dalam kota Palembang yang mengantar kiriman ke gudang-gudang di Palembang.

Eddy menyebut truk ini habis bongkar barang di gudang Tanjung Api-api dan sekitarnya, setelah bongkar barang truk kosong namun tidak bisa masuk karena baru boleh masuk lagi pukul 21.00 WIB.

Setelah boleh masuk kota, truk baru bisa sampai ke depo pukul 22.00 WIB menyerahkan kontainer kosong dan harus antre lagi dibongkar. Antrean ini sendiri lama dan berjam-jam.

Setelahnya mereka juga harus antre lagi di pelabuhan untuk mengambil kontainer yang berisi baru dikirim ke gudang-gudang lagi.

Di pelabuhan truk juga harus kembali antrean karena berbarengan dengan ratusan truk lainnya yang juga ingin bongkar muat.

"Sopir besok akan mengajak rekan-rekan mereka agar solid mendukung aksi mogok kerja agar pemerintah juga memperhatikan nasib mereka," ujar Eddy, Senin (1/7/2024).

Eddy mengatakan, sopir truk minta kelonggaran waktu masuk kota pada siang hari di jam tidak padat yakni mulai pukul 13.00-16.00 WIB agar bisa masuk kota karena mereka akan mengantar barang ke gudang atau pelabuhan.

Selain itu juga saat jam 21.00 WIB, jam operasional dibuka semua truk berlomba ingin masuk ke depo mengambil kontainer sehingga menyebabkan antrean panjang truk hingga ke jalan Residen Abdul Rozak.

Sopir berharap ada kelonggaran masuk kota pada pukul 13.00-16.00 WIB agar mereka bisa mengirim kontainer kosong ke depo dan bisa istirahat menunggu jam operasional pukul 21.00 WIB sehingga bisa langsung antre di pelabuhan tidak antre di depo lagi menyerahkan kontainer kosong.

Eddy juga berharap agar pemerintah memberi kelonggaran kebijakan karena jika dipaksakan maka sopir juga akan maling-malingan menerobos masuk kota saat tidak ada petugas jaga dan bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Namanya juga maling-malingan mereka merasa was-was dan tidak tenang sehingga khawatir justru akan menyebabkan kecelakaan," ujar Eddy.

Tapi kalau diberi izin resmi bisa masuk dalam kota di jam tidak padat kendaraan maka sopir juga punya waktu lebih banyak dan tumpukan kendaraan tidak terjadi di depo dan pelabuhan karena antrean terurai.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved