Ramadan 2024

Mengenal Dawet Suji, Makanan Khas Pagar Alam yang Ramai Dicari Warga Saat Bulan Ramadan

Tidak hanya membuat untuk pesanan sejumlah warga saja. Para pengrajin dawet ini juga membuat untuk mereka jual sendiri.

Penulis: Wawan Septiawan | Editor: Odi Aria
Sripoku.com/Wawan Septiawan
Tampak ibu Rasmina (66) seorang pengrajin dawet di Pagar Alam sedang mangaduk adonan dawet, Minggu (16/3/2024) 

SRIPOKU.COM, PAGAR ALAM - "Kami sekeluarga memang sudah menjadi pengrajin dawat ini sejak dari nenek kami dulu. Bisa dikatakan membuat dawet ini sudah menjadi keahlian yang diwarisan keluarga kami secara turun menurun," ujar Juansyah (40) salah satu pengrajin dawat asal Dusun Pagar Alam.


Saat bulan ramadan seperti saat ini, berbagai makanan khas Kota Pagaralam atau yang biasa disebut Besemah mulai bermunculan.

Bahkan beberapa daerah yang menjadi sentra makanan khas tersebut mulai disibukan dengan kegiatan membuat makanan khas untuk buka puasa.


Salah satunya Dusun Pagar Alam yang merupakan satu-satunya dusun yang menjadi sentra pembuatan makanan khas Pagaralam yaitu dawet.

Namun tidak semua warga yang membuat makanan tersebut. Hanya ada beberapa keluarga saja yang masih melanjutkan pembuatan dawat tersebut.


Bahkan keahlian membuat dawet tersebut merupakan warisan turun-menurun dari keluarga. Tidak terlalu banyak warga Pagar Alam yang bisa membuat makanan yang selalu hadir saat bulan puasa tersebut.


"Memang untuk pengrajin dawat paling banyak pengrajinnya di Dusun Pagar Alam ini pak. 

Meskipun ada di dusun lain tapi tidak sebanyak dusun kami ini. Bahkan pembuatannya juga masih tradisional dengan menggunakan daun suji sebagai pewarnanya.

Namun yang membuat dawet ini hanya orang-orang itu saja atau dengan kata lain hanya beberala keluarga saja," jelas Juansyah.


Bahkan beberapa daerah yang ada di Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi langganan tetap para pengrajin dawet di Kota Pagaralam saat bulan puasa ini.

Seperti para penjual dawet yang ada di Kota Lahat, Muara Enim dan Prabumulih. Mereka setiap hari datang dari jauh hanya untuk membeli dawet khas Dusun Pagaralam tersebut untuk kembali dijual didaerah mereka.


"Untuk pelangan tetap setiap bulan puasa banyak berasal dari luar Kota Pagaralam seperti Lahat. Muara Enim dan Prabumulih. Bahkan ada yang dari Provinsi Bengkulu," katanya.


Meskipun tidak hanya bulan ramadan saja para pengrajin dawet ini sibuk membuat dawet. Namun mereka biasa kebanjiran pesanans saat bulan puasa seperti saat ini.


"Setiap hari kami bisa menghabiskan 20 sampai 30 kilogram beras untuk membuat dawat ini. Karena pesanan berasal dari berbagai daerah. Belum lagi untuk mengisi para penjual makanan di Kota Pagaralam ini," ujar Rasmina (66) pengrajin dawat lainnya.


Tidak hanya membuat untuk pesanan sejumlah warga saja. Para pengrajin dawet ini juga membuat untuk mereka jual sendiri. Secara eceran di Pasar Ramadan.


"Kami juga ikut menjual dawat ini pak, lumayan sebagai kegiatan setelah seharian sibuk membuatnya," ungkapnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved