Profil Habib Hasan Bin Jafar Assegaf, Meninggal saat Ramadhan, Punya Khas Bertongkat saat Dakwah

Profil Habib Hasan Bin Jafar Assegaf, Meninggal saat Ramadhan, Punya Khas Bertongkat saat Dakwah (kolase)

Editor: Fadhila Rahma
kolase
Profil Habib Hasan Bin Jafar Assegaf, Meninggal saat Ramadhan, Punya Khas Bertongkat saat Dakwah 

Majelis ini memiliki misi mensyiarkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW serta mengenalkan pribadi Rasulullah SAW sebagai suri tauladan manusia.

Habib Hasan menikah dengan Syarifah Muznah binti Ahmad Al Haddad (Al Hawi) yang seorang keturunan Nabi Muhammad SAW.

Dari pernikahan itu, Habib Hasan dan Istri dikaruniai 7 anak, seorang putri dan 6 anak laki-laki.

Putri sulungnya bernama Ruqayah Hasan Assegaf.

Kemudian 6 putranya bernama (Atthos Abdullah Hasan Assegaf, Ali Uraidy Hasan Assegaf, Abdul Qadir Hasan Assegaf, Segaf Hasan Assegaf, Ja'far Hasyimi Hasan Assegaf, dan Ahmad Anis Hasyimi Hasan Assegaf.

Pada tahun 1997 untuk pertama kalinya Habib Hasan bin Ja’far Assegaf berdakwah, yang dimulai di daerah Sukabumi, Jawa Barat.

Di sana Habib Hasan berdakwah dengan izin Allah SWT mendapatkan jama’ah sebanyak lima ratus orang, lalu Habib Hasan pulang ke Bogor dikarenakan Umi dari Habib Hasan sakit.

Pada tahun 1998 beliau melakukan dakwah kembali, dilakukan di daerah yang sangat jauh yaitu di daerah TimorTimur (yang sekarang menjadi negara sendiri dan pisah dari wilayah Indonesia), tepatnya di daerah Palu. Habib Hasan berdakwah bersama AlHabib Abubakar bin Hasan Alatas.

Pada tahun 1999, dia pergi kembali ke Jakarta, dikarenakan mendapat kabar bahwa guru Habib Hasan Al-Habib Umar bin Hud Alatas telah meningal dunia.

Dari situlah Habib Hasan melihat Jakarta yang dipenuhi oleh para pemuda suka hura-hura dan senang melakukan maksiat kepada Allah SWT, tidak mengenal Allah SWT dan Nabi Muhamad SAW, serta pemuda yang sangat jauh dari ketakwaan sering berbuat maksiat jauh dari sunah-sunah Nabi Muhammad SAW.

Dikarenakan keadaan Jakarta yang bermacam-macam karakter dan berbagai fenomena maksiat, Habib Hasan tersentak untuk berdakwah kepada pemuda di Jakarta.

Karena belum ada celah dan tempat untuk berdakwah di Jakarta, akhirnya beliau kembali ke Bogor untuk membantu orang tua Habib Hasan untuk berdagang berjualan kain yang berkodi- kodi jumlahnya.

Biasanya Habib Hasan menjual kain sehari habis 18 kodi kain, bahkan Habib Hasan menjajahkan daganganya mulai dari kampung ke kampung, dari pesantren ke pesantren.

Di tahun yang sama, ada sekelompok pemuda yang datang untuk berziarah ke Habib Keramat Empang, Bogor.

Para peziarah berasal dari Jakarta Selatan, peziarah tersebut bernama Aray dan Zaenal Arifin.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved