Berita Sriwijaya FC

Kiper Sriwijaya FC Ini Faktor Luckynya Tinggi, Coach Hendri Susilo: Saya Gak Pernah Intervensi

Head Coach Hendri Susilo akhirnya mengungkapkan alasan pelatih kiper Ferry Rotinsulu lebih banyak memberikan jam terbang kepada Yoewanto Stya Beny

|
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Abdul Hafiz
MO SRIWIJAYA FC
Kiper Yoewanto Stya Beny menjadi starter Sriwijaya FC sejak babak play-off degradasi Liga 2 2023/24 

 

Meskipun dirinya lebih senior dari Panggih Triatmodjo, namun Rudi mengaku akan tetap selalu saling memotivasi. 


"Lebih saling memotivasi dengan Panggih supaya satu sama lain bisa bantu. Sebagai yang lebih senior dengan Panggih fine-fine aja, saling support. Suka sharing juga," ujarnya. 


Rudi mengaku awal ikut bergabung di Sriwijaya FC pada musim kompetisi 2020 diajak pelatih kiper Ferry Rotinsulu


"Yang ngajak coach Ferry Rotinsulu karena sama-sama di Badak Lampung 2018-2019. Ikut di Sriwijaya FC pada musim kompetisi 2020. Kesannya di Palembang adem aja, cuacanya enak. Pokoknya nyaman," kata Rudi. 


Sebelum bergabung dengan Sriwijaya FC, Rudi juga mengaku sudah tak asing lagi dengan Kota Palembang dan Komplek Jakabaring Sport Centre (JSC). 


"Saya ke Palembang ikut lomba O2SN 2012 waktu masih kelas 6 SD. Ikut memperkuat sebagai kiper tim sepakbola O2SN Provinsi Maluku Utara. Sempat nginap di wisma atlet. Kalau dulu seingat saya, belum ada pohon, pagar belum seindah, semegah sekarang," kata Rudi. 

 

Kiper Sriwijaya FC Yoewanto Stya Beny dan striker Rizsky Dwi Ramadhana latihan di Stadion Heroik Kopassus Grup 1 Serang Banten, Rabu (10/1/2024) pagi.
Kiper Sriwijaya FC Yoewanto Stya Beny dan striker Rizsky Dwi Ramadhana latihan di Stadion Heroik Kopassus Grup 1 Serang Banten, Rabu (10/1/2024) pagi. (MO SRIWIJAYA FC)

Baca juga: Manajer Tim Sriwijaya FC Instruksikan Wajib Kalahkan Perserang, Siapkan Bonus Menang Laga Pamungkas


Rudi juga mengaku sudah sangat doyan dengan pempek yang merupakan makanan khas Palembang hingga sekali makan bisa 15 biji. 


"Kalau pempek suka banget. Kalau perut kosong bisa banyak 10-15 bisa dilahap. Kalau di Maluku Utara ada makanan khasnya Papeda. Jadi sudah terbiasa lidahnya. Kuahnya bebas. Ada kuahnya bisa juga saos sambal. Dan Papeda tidak pakai campuran ikan," katanya. 


Barangkali lantaran postur dan gayanya mirip dengan sang kiper Timnas, makanya bujangan kelahiran Maregam Tidore Selatan Kota Tidore Provinsi Maluku Utara, 2 April 1999 ini dijuluki Kurnia Meiganya Sriwijaya FC.


Ketika ditanyakan langsung, kiper Laskar Wong Kito ini bengong lantaran dia sendiri mengaku tidak tahu kalau dirinya mirip dengan Kurnia Meiga Hermansyah yang juga mantan kiper Tim Arema Malang.


"Banyak nyebut Kurnia Meiga Hermansyah. Saya gak tahu juga kenapa. Biasa teman-temen juga bilang begitu Teman-teman di Ternate maupun teman yang di sini juga bilang begitu. Gak tau mirip apa gak," kata Rudi.


Rudi seperti kurang memperdulikan bermain di bawah bayang-bayang julukan nama kiper Timnas ini. Apalagi jebolan PPLP Maluku Utara memiliki kiper yang diidolakannya selama ini.


"Dari dulu saya mengidolakan coach Ferry Rotinsulu dan kiper Barcelona Marc Andre Ter Stegen. Saya sendiri dipanggil coach Ferry masuk ke Sriwijaya mungkin karena pernah sama-sama di Lampung sakti jadi bisa melihat permainan saya," kata Anak ketiga dari 4 bersaudara buah kasih pasangan Nurdin Rajak dan Jamilah Sulaiman. .


"Saya dari kecil kelas 6 sudah ikut O2SN Tingkat Nasional 2012 tandingnya di Palembang dan nginap di wisma atlet. Saya lupa tandingnya di lapangan mana. Kita Maluku Utara kalah sama Bali," bebernya. 


Mantan kiper utama Persikat Tegal tim Liga 3 berhasil membawanya naik kasta lolos Liga 2. Selama duduk di bangku SMP, Rudi mengaku fokus sekolah. Habis itu ia terjun ke PPLP Maluku Utara setara SMA 2014-2015. Pas di situ dapat juara 2 tingkat PPLP Nasional 2016.


"Saya kelas 2 SMA itu habis itu POPWIL di Papua dapat juara 2. Pada saat kelas 3 ikut Kejurnas PPLP ke Pekanbaru sampai di 8 besar Tahun 2017. Baru 2018 ikut POPNAS di Semarang, kalah di 8 besar," terangnya.


Lulus dari PPLP, Rudi terjun di Persikabo Bogor langsung dilihat dipantau coach Indra Sjafrie TC di Yogyakarta sampai sebulan dan sayangnya ketika diumumkan tidak lolos dalam seleksi Timnas U-19.


"Pemain bola semua mau dipanggil timnas tapi untuk itu mesti latihan lebih serius maksimal biar bisa dilirik. Yang terpenting fokus di Sriwijaya mudah-mudahan naik kasta," ujarnya.

 

Baca juga: Sosok Tomi Pencetak Gol Bikin Sriwijaya FC Selamat Degradasi Berjibaku Hingga Cedera


Ia pun hijrah ke Tim Lampung Sakti kalahnya di babak 16 besar dan bertemu coach Ferry Rotinsulu Tahun 2018.


"Di Lampung Sakti saya jadi Kiper kedua. Pada musim kemarin 2019 barulah main di Persikat Tegal sampai lolos naik Liga 2. Di Persikat Tegal saya jadi Kiper pertama," pungkasnya. 

 

Kemudian ada Panggih Triatmojo, yang merupakan kiper lokal Sriwijaya FC asal Desa A Widodo Kecamatan Tugu Mulyo Kabupaten Musirawas. 


Sembari menunggu digulirkannya kompetisi Liga 2, Panggih yang merupakan kiper utama PS Palembang yang menuntaskan laga babak 16 besar Liga 3 2021/2022 lalu rutin latihan mandiri di rumah guna menjaga kondisi. 


"Ikut gabung latihan tim di sini tim FC Forto kalau setiap hari Rabu dan Sabtu sore di Lapangan B Srikaton, Tugu Mulyo, Musirawas. Selain itu latihan mandiri di rumah, main skeeping, joging, speed pendek, agility," kata Panggih kelahiran Desa A Widodo Kecamatan Tugu Mulyo Kabupaten Musirawas Sumsel, 7 Maret 2000 ini. 


Panggih Triatmojo merasa senang dan bangga tahun 2022 mendapat kesempatan bersama tim Liga 2 kebanggaan masyarakat Sumsel dan berusaha keras untuk membuktikan performanya. 


Perjalanan karir Panggih Triatmojo ini mengikuti Tim Musirawas Suratin U17 (Regional Sumatera) di Martapura 2017, Persimura (Piala Indonesia) 2018, Tim Musirawas (Porprov) 2019-2021, Liga 3 PSBL Lampung 2019, Tim Musirawas (Piala Gubernur Sumsel) 2019, Tim Liga 3 PS Banyuasin (Regional Sumsel) 2021, Tim Liga 3 PS Palembang (Nasional) 2021.


"Kemarin terakhir bersama tim Liga 3 PS Palembang babak 16 besar Nasional 2021. Waktu Regional Sumsel ikut PS Banyuasin," kata Panggih. 


Panggih mengaku mengenal sepakbola ini sempat mengikuti SSB bernama FC Porto di Musirawas sekitar tahun 2015 merupakan bungsu dari tiga bersaudara buah kasih pasangan Joko Suro dan Suharti. 


Alumni SMP B Srikaton Musirawas dan melanjutkan paket C setelah menyelesaikan tugasnya di tim Liga 3 PS Palembang mengaku latihan mandiri di rumah kampung halamannya sambil menunggu kompetisi. 


"Ya saya ikut di Sriwijaya FC dikabari Bang May (Asisten Pelatih Mahyadi Panggabean) disuruh ikut latihan perdana waktu itu," pungkasnya. 


Seperti diketahui Panggih merupakan kiper ketiga Setelah sebelumnya sudah ada dua kiper untuk memperkuat Sriwijaya FC di musim kompetisi Liga 2 2022. Kedua kiper itu yakni Rudi Nurdin Rajak dan Yoewanto Setya Beny. 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved