Breaking News

1 Keluarga Tewas di Malang

2 Hari Sebelum Tewas Guru SD Curhat Ini ke Anak, Motif 1 Keluarga Akhiri Hidup di Malang Terkuak

Terungkap motif satu keluarga di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, mengakhiri hidup di rumahnya.

Editor: Yandi Triansyah
Surya.co.id
Kasatreskrim Polres AKP Gandha Syah Hidayat mengungkapkan pesan terakhir yang ada di kamar korban satu keluarga tewas di Malang, Selasa (12/12/2023) 

SRIPOKU.COM - Terungkap motif satu keluarga di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, mengakhiri hidup di rumahnya.

W seorang guru bersama istri dan seorang anaknya ditemukan tewas pada , Selasa (12/12/2023).

Saat ditemukan warga, istri dan anak W dalam kondisi meninggal dunia dengan mengeluarkan busa dari mulutnya.

Sedangkan W mengalami luka di pergelangan tangan. Guru SD tersebut sempat dibawa ke rumah sakit namun yang bersangkutan meninggal dunia.

Sedangkan seorang anak korban AKE berhasil selamat dari musibah tersebut.

Video: Nasib Pilu Bocah di Malang, Kini Sebatang Kara Ditinggal Sekeluarga Tewas Akhiri Hidup

Kronologi Kejadian

Hari itu, warga di Kecamatan Pakis mendengar suara teriakan minta tolong.

Begitu warga periksa ternyata suara minta tolong itu berasal dari rumah W.

Saat didatangi warga salah seorang anak korban yakni AKE tengah berusaha membuka pintu kamar, namun tak bisa.

Warga lantas mendobrak pintu tersebut. Berapa kagetnya saat mereka berhasil membuka pintu kamar tersebut.

Mereka menemukan W penghuni rumah dalam kondisi bercucuran darah. Oleh warga korban langsung dibawa ke rumah sakit.

"W terluka bercucuran darah dalam kondisi sekarat," kata
Kasatreskrim Polres AKP Gandha Syah Hidayat, Selasa (12/12/2023).

Namun saat dibawa ke rumah sakit, W dikabarkan meninggal dunia.

Kemudian warga menemukan istri dan anak W yakni SL dan ARE dalam kondisi telentang di kasur.

Keduanya saat ditemukan sudah meninggal dunia.

Ditemukan Obat Nyamuk

Di lokasi kematian suami, istri dan anak itu polisi berhasil menemukan bungkusan obat nyamuk dan pisau.

Bahkan bau obat nyamuk menyengat ditemukan tak jauh dari jasad korban.

Sehingga polisi saat itu berkesimpulan sementara bahwa korban meninggal akibat bunuh diri.

Gelagat Aneh Korban

Sepertinya W sudah menyiapkan rencana kematian mereka. Sebab ada gelagat aneh yang berhasil diketahui sebelum peristiwa kematian satu keluarga ini.

Di hari kejadian tepatnya pada pukul 03.00 WIB, W kata Gandha sempat menjemput anaknya yakni ARE untuk pindah ke kamarnya.

Sedangkan ia meninggalkan AKE di kamar tersebut tanpa ia bangunkan, sehingga AKE tinggal sendirian di kamar.

"AKE tidur sendirian di kamar lalu dia kesiangan," kata Gandha.

Saat terbangun AKE berusaha mencari saudaranya ARE dan orangtuanya.

Namun saat hendak masuk ke kamar orangtuanya, kamar dalam kondisi terkunci.

AKE pun meminta pertolongan ke warga dan warga pun akhirnya berdatangan.

Pesan Terakhir

Polisi yang melakukan olah TKP, menemukan pesan terakhir atau wasiat di kaca rias, tak jauh dari tempat ditemukannya jasad SL (35) dan anak bungsunya, ARE (12).

Pesan yang diduga ditulis sang ayah (W) itu berisikan wasiat untuk AKE, anak sulung.

Berikut isi pesannya:

“Kakak Jaga Diri
Papa, Mama, Adik pergi dulu
Nurut Uti, Kung, Tante dan Om
Belajar yang Baik
Uang Papa Mama untuk pemakaman jadi satu love you kakak.”

Terkait tulisan di kaca meja rias, Gandha masih mendalaminya.

"Tulisan identik dengan buku agenda milik WE. Intinya jaga diri kakak. Ditulis menggunakan spidol hitam," tukasnya.


Motif Bunuh Diri

Kabar terbaru terungkap pihak kepolisian berhasil mengungkap motif kematian satu keluarga di Malang.

Gandha mengatakan, korban nekat mengakhiri hidup karena terjerat utang piutang.

Motif itu terungkap, setelah pihak kepolisian melakukan serangkaian penyelidikan.

Menurut Gandha pihaknya memeriksa tujuh orang termasuk anak korban yang selamat AKE (12).

Selain itu ada Ketua RW dan tetangga korban serta rekan kerja korban.

"Untuk pemeriksaan saksi-saksi, kami menduga kalau Pak W (44) memiliki banyak tanggungan hutang kalau berdasarkan pengakuan beberapa saksi yang pernah dimintai tolong menghutanginya," ujar Gandha, Rabu (13/12/2023).

Dugaan terjerat hutang juga diperkuat dengan pernyataan para saksi, bahwa korban sempat meminjam uang.

"Sebelum W meninggal, yang bersangkutan sempat memohon kepada saksi untuk meminjaminya sejumlah uang," sambungnya.

Akan tetapi, berapa besaran jumlah hutang yang ditanggung W, polisi belum mengetahuinya. Sampai saat ini masih terus dilakukan penyelidikan.

Namun, dari pernyataan Gandha, korban memiliki hutang ke bank konvensional.

Sementara apakah ada dugaan korban juga memiliki hutang pinjaman online, polisi belum bisa menyebutkan, karena handphone milik korban belum ditemukan pasca terjadinya bunuh diri.

Bahkan dua hari sebelum kejadian tersebut W sempat curhat ke salah seorang anaknya soal handpone miliknya.

W saat itu mengaku ke anaknya bahwa handponenya rusak.

Handpone itulah yang saat ini sedang dicari keberadaannya oleh pihak kepolisian untuk membuka motif sesungguhnya korban mengakhiri hidup.

"Handphone Pak W hingga saat ini belum diketahui keberadaannya, ini juga didukung oleh kesaksian dari anak perempuannya yang masih hidup yakni K, yang bersangkutan ingat pada hari Minggu (10/12/2023) atau 2 hari kejadian, Selasa pagi, bapak W pernah menyampaikan bahwa ‘Kak, handpone bapak rusak’," bebernya.

Sampai dengan kejadian itu, K tidak lagi melihat W menggunakan handphone. Bahkan, pihak polisi juga masih terus melakukan pencarian handphone korban.

Disclaimer : Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa. (Lu'lu'ul Isnainiyah)


Artikel ini telah tayang di Surya.co.id

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved