Anak Tunawicara di OKI Dianiaya

Tolak Isap Lem Aibon, Anak Tunawicara di OKI Dianiaya Teman di Kuburan, Kades Sebut Kecolongan

Kepala Desa Lingkis, Sopianto membenarkan kejadian yang dialami IM. Menurut dia, kejadian itu terjadi pada Rabu (25/10/2023) sekira pukul 13.00 WIB.

Editor: Yandi Triansyah
Instagram/nandaaaaaaaaaq
Tangkap layar aksi bully ke bocah tunawicara di kuburan Desa Lingkis, Kabupaten OKI, Sumsel, Kamis (26/10/2023). 

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG - IM seorang bocah tunawicara berusia 11 tahun mendapatkan perundungan oleh enam temannya di kuburannya di Desa Lingkis, Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel.

Kepala Desa Lingkis, Sopianto membenarkan kejadian yang dialami IM. Menurut dia, kejadian itu terjadi pada Rabu (25/10/2023) sekira pukul 13.00 WIB.

Sopianto menuturkan korban mulanya diajak oleh enam orang temannya ke TPU Desa Lingkis.

Menurut dia, TPU di desanya kerap dijadikan anak muda nongkrong.

Sopianto menjelaskan, kejadian itu berawal saat korban disuruh menghisap lem aibon.

Namun oleh korban ditolak sehingga membuat keenam temannya marah dan melakukan perundungan.

"Korban tidak berani melawan hanya diam saja dipukuli oleh temannya," kata dia.

Namun aksi ini direkam oleh salah seorang temannya yang lain.

VIRAL Bocah Tunawicara Dibully di Kuburan Desa Lingkis OKI, Gegara Melawan saat Dipaksa Isap Aibon

"Aksi itu sempat divideokan selama satu menit," kata dia.

Mengetahui kejadian itu, korban dan pelaku dikumpulkan di rumah kepala desa.

Korban dan pelaku juga sempat dibawa ke Mapolsek Jejawi untuk memberikan efek jera.

"Kami berharap bisa dijadikan pelajaran, dan bisa memberikan efek jera kepada pelaku," kata dia.

Sebagai Kepala Desa, Sopian mengaku kecolongan dengan kejadian tersebut, karena harusnya lebih perhatian dengan masyarakat dan terus mengontrol anak-anak desa.


Kakak sepupu korban Nanda Febrianti (20) mengatakan adiknya tunawicara dicekoki oleh anak-anak pengisap lem aibon bahkan sampai mengalami tindak kekerasan.

Namun akibat kondisinya, sang adik yang tidak bisa berteriak meminta pertolongan.

"Adik saya dicekoki anak-anak penghisap aibon di kuburan min oleh beberapa kelompok anak ugal-ugalan sampai ditinju dan dipaksa untuk menghisap aibon,” ujarnya.

Selain itu sang bocah hanya seorang diri sehingga tidak dapat melawan beberapa orang yang mengeroyoknya.

"Posisi adik kami mau melawan untuk keluar dari terkaman anak itu tapi tidak bisa karena adik kami bisu tidak bisa ngomong jadi tidak ada perlawanan cuma gusur-gusur kaki supaya mereka mau melepaskan, kasian sekali adik kami sampai ketakutan," sebutnya.

Atas peristiwa yang menimpa, adik korban menimbulkan rasa sakit hati dari pihak kakak dan keluarga korban sehingga menyebarkan aksi itu ke media sosial.

Harapan pihak keluarga, ada tindak lanjut dari pihak terkait.

"Sengaja saya kirim ke akun media sosial untuk di viralkan. Karena kami sangat sedih melihat adik saya diperlakukan seperti ini. Supaya saya kejadian seperti ini tidak lagi terulang dan menjadi pelajaran bagi semuanya," kata dia. (Winando/TS)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved