Perang Israel vs Palestina

Masih Tak Bisa Masuk ke Jalur Gaza, Pemerintah Kairo Sebut Israel Bersalah Tak Izinkan Bantuan Masuk

Petugas tanggap darurat mengungkapkan, operasi penyelamatan hampir mustahil dilakukan dan kamar mayat sudah kehabisan ruang.

AFP/MAHMUD HAMS
Warga Palestina membawa barang-barang mereka mengungsi ke daerah yang lebih aman di Kota Gaza setelah serangan udara Israel, pada 13 Oktober 2023. 

SRIPOKU.COM, RAFAH -- Beberapa truk pembawa bantuan untuk masyarakat di Jalur gaza masih tertahan di perbatasan Mesir hingga hari ini, Rabu (18/10/2023).

Hal ini membuat pemerintah Kairo menyalahkan Israel atas tertahannya bantuan kemanusiaan bagi penduduk Jalur Gaza.

Tertahannya bantuan untuk Jalur Gaza ini disampaikan Sameh Shoukry selaku Menteri Luar Negeri Mesir.

Menurutnya, Mesir tidak menutup satu-satunya perbatasan dengan Gaza yang tak dikendalikan Israel tersebut.

“Sejauh yang kami ketahui, penyeberangan Rafah di sisi kami secara resmi dibuka,” kata Shoukry kepada BBC, Selasa (17/10/2023), dikutip dari Kompas.com.

Ia menambahkan, truk-truk bantuan sedang menunggu jaminan kondisi aman setelah penyeberangan tersebut mengalami empat serangan udara yang membuatnya tak dapat diakses.

Dalam wawancara terpisah dengan CNN, Shoukry menyebutkan bahwa salah satu serangan terjadi saat Mesir berusaha memperbaiki kerusakan dan empat pekerjanya terluka.

Gaza hampir kehabisan listrik, makanan, air, dan bahan bakar setelah 12 hari pengepungan dan serangan udara oleh Israel sebagai balasan atas gempuran Hamas pada 7 Oktober 2023.

Sedikitnya 1.400 orang tewas di Israel yang sebagian besar adalah warga sipil, sedangkan sekitar 3.000 orang terenggut nyawanya di Gaza.

Petugas tanggap darurat mengungkapkan, operasi penyelamatan hampir mustahil dilakukan dan kamar mayat sudah kehabisan ruang.

Di penyeberangan Rafah sisi Mesir, semakin banyak truk yang mengantre pada Rabu.

Pekerja bantuan belum tahu kapan mereka akan diizinkan lewat.

Gaza--wilayah pesisir kecil yang dihuni 2,4 juta orang--berada di bawah blokade gabungan Mesir-Israel sejak 2007.

Mesir juga mendapat tekanan untuk menerima pengungsi Gaza ke wilayahnya.

Kairo menolaknya karena dianggap sebagai perpindahan paksa warga Palestina.

“Mesir tidak akan mengalihkan tanggung jawab Israel."

"Ini tanggung jawab Israel sebagai yang menduduki."

"Mereka harus menjamin keselamatan warga sipil,” ujar Shoukry, dikutip dari kantor berita AFP.

Pemuda Palestina membakar ban selama protes di dekat perbatasan Israel-Gaza di sebelah timur kamp pengungsi Jabalia, pada 23 Februari 2023.
Pemuda Palestina membakar ban selama protes di dekat perbatasan Israel-Gaza di sebelah timur kamp pengungsi Jabalia, pada 23 Februari 2023. (AFP/MAHMUD HAMS)

===

PBB serukan gencatan senjata

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Rabu (18/10/2023) menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera dalam perang Hamas-Israel di Gaza.

Dia mengulangi apa yang disebutnya sebagai "dua seruan kemanusiaan yang mendesak".

Guterres meminta Hamas untuk melakukan pembebasan sandera dengan segera dan tanpa syarat.

Ini mengacu pada setidaknya 199 orang yang diculik oleh kelompok Hamas selama serangan mereka ke Israel.

Guterres juga menyerukan kepada Israel untuk segera mengizinkan akses bantuan kemanusiaan yang tidak terbatas untuk menanggapi kebutuhan paling mendasar dari masyarakat Gaza dengan mayoritas perempuan dan anak-anak."

"Saya menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera untuk memberikan waktu dan ruang yang cukup guna membantu mewujudkan dua seruan saya."

"Serta untuk meringankan penderitaan manusia yang luar biasa yang sedang kita saksikan," kata Guterres dalam sebuah forum ekonomi di China, dikutip dari Kompas.com.

"Terlalu banyak nyawa dan nasib seluruh wilayah berada dalam bahaya," tambahnya, sebagaimana dikutip dari AFP.

Guterres mengatakan bahwa ia sepenuhnya memahami keluhan mendalam rakyat Palestina setelah 56 tahun pendudukan.

"Namun seserius apa pun keluhan-keluhan ini, mereka tidak dapat membenarkan tindakan teror yang dilakukan oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober," katanya.

Guterres mengutuk serangan Hamas terhadap Israel sebagai "tindakan teror" yang tidak dapat dibenarkan.

"Namun serangan-serangan tersebut tidak dapat membenarkan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina," ujar Guterres.

Kepala PBB sebelumnya mengatakan bahwa ia "merasa ngeri" dengan ledakan mematikan yang menghancurkan sebuah rumah sakit di Gaza pada Selasa (17/10/2023), menewaskan ratusan orang.

Hamas menyalahkan Israel atas serangan terhadap rumah sakit tersebut.

Sementara, Israel mengatakan bahwa serangan itu disebabkan oleh roket yang ditembakkan oleh militan Jihad Islam di Gaza.

"Hati saya bersama keluarga korban."

"Rumah sakit dan tenaga medis dilindungi oleh hukum kemanusiaan internasional," kata Guterres dalam sebuah posting di X.

Guterres juga mengutuk serangan terhadap sebuah sekolah yang dikelola PBB di kamp pengungsi Gaza yang menewaskan enam orang.

===

Simak berita Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved