Hari Santri 2023

7 Contoh Puisi Tema Hari Santri Nasional 2023, Berbagi Kalimat Indah Penuh Makna dan Menyentuh Hati

Merayakan momen penting Hari Santri Nasional bisa diperingati dengan berbagi kalimat indah dan penuh makna lewat puisi. Simak inilah contoh puisinya.

Penulis: Tria Agustina | Editor: pairat
https://id.pinterest.com/
Inilah 7 contoh puisi Hari Santri Nasional 2023, berbagi kalimat indah dan menyentuh hati. 

Kuatkanlah diri

Relakan perpisahan sementara ini

Demi cita-cita sejati

 

Kelak akan aku buktikan

Kau akan bangga memilikiku

Karna telah mengirim jauh darimu

Untuk menjadi ladang pahalamu

Bangga Menjadi Santri
Oleh:Ainur

Hari Santri
Terbentang tak akan terbuang
Karena jarak hanyalah pemisah dalam suatu ruang
Gemuruh kumandang dzat yang maha pengasih

Alam Mu menjadi saksi dalam sebuah pengabdian
Dulu kamis selalu terbara setiap kali hati ingin bertanya
Tentang siapa,, untuk siapa,,
Dan kemana Langkah kaki seorang fakir mengembara

Namun kini telah kami temui tentang arti jati diri
Bangga dengan khidmat dan takzim atas gelar seorang santri
Karena pengabdian inilah bentuk bakti
Kami kepadamu wahai murobbi ruhhi

Kau bangunkan jiwa-jiwa yang telah lama tertunduk
untuk cinta pada negeri
Kau hidupkan kembali ruh ruh kami
Untuk menjadi insan tangguh nan mandiri

Dan sekali lagi dengan bangga kami teriakkan kembali
Wahai murobbi
Kami bangga menjadi santri

Purnama di Separuh Bulan
Oleh: Ahmad Zaini

Dari balik dampar santri mengaji
Mengurai kata dan makna kitab kuning
Ilmu diendapkan dan ditirakati
Agar cahaya yang dipancarkan suci
Setiap malam santri bermunajat
Sebagai media pengakuan dosa dan khilaf
Serta permohonan
Mata terjaga
Jemari memutar tasbih
Mulut mengucap kalimat thayyibah
Agar jiwanya semakin dekat kepada Allah
Ketika santri berada di tengah masyarakat
Santri tidak berdiam diri mengamalkan ilmu
Perjuangan membangun nilai-nilai ilahi
Mengangkat martabat kemanusiaan
Agar menjadi manusia sejati
Santri penghias kehidupan
Laksana purnama di separuh bulan

Sarung Menuju Surga
Oleh: Ozy V. Alandika

Sarung itu tampak kusam. Sungguh sudah sangat lama dipakai. Sudah berkali-kali dicuci. Senantiasa menemani santri yang terlelap hingga bangun pagi.

Saat tahajud, dia ada. Saat membaca Al-Quran, dia tersedia. Saat aku jauh dari orang tua, dia mendampingi. Dan saat aku bermain, dia terjemur rapi seraya melambai kepada matahari.

Mungkin saat itu dia menyapa kepada sang surya agar cahayanya semakin terik. Sarung ingin dirinya segera mengering. Dia ingin kembali ke pangkuan santri.

Sarung belum menemaninya belajar Bahasa Arab. Kitab fikih belum dia dekati. Belum pula dengan shalawat Nabi.

Sarung seterusnya ingin dekat dengan santri. Menemani dalam fastabiqul khoirot. Menggaungkan amar ma'ruf nahi mungkar.

Karena dia ingin menjadi saksi. Sarung yang akan ikut mengaku bahwa santrinya layak menuju surga-Mu.

Santri
Oleh: P.P. Pamungkas

Wahai negeri
Wahai ibu pertiwi
Engkau telah melahirkan para pejuang hingga kini
Lewat kibaran merah putih di hati para santri
Hatimu ada pada hatinya
Keresahanmu ada pada kerisauannya
Dukamu ada pada kedukaannya
Bahagiamu juga ada pada kebagiaannya

Santri berjuang untuk bangsa ini
Melatih diri menahan angan
Untuk generasi penerus negeri
Walaupun nama tak menjadi arti
Tetaplahlah berada di garda terdepan
Bersama iman dan kesetiaan
Hingga tiba pada waktunya
Hayat tak lagi kau dapati

Cek Berita dan Artikel Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved