Perang Israel vs Palestina

Update Perang Hamas vs Israel, Korban Tewas Tembus 2.837 Jiwa, Lebih Dari 400 Ribu Warga Mengungsi

Seiring dengan proses identifikasi jenazah yang lambat dan berliku-liku, pemakaman demi pemakaman dilaporkan telah diadakan.

AFP/MOHAMMED ABED
Seorang pria bereaksi di depan bangunan yang terbakar setelah dibombardir Israel di Kota Gaza pada Rabu (11/10/2023). Perang Israel vs Hamas ini pecah sejak Sabtu (7/10/2023) dan telah menewaskan ribuan orang. 

SRIPOKU.COM, GAZA -- Jumlah korban tewas dalam peperangan yang terjadi antara Hamas vs Israel kembali bertambah.

Sebelumnya, jumlah korban tewas dari kedua sisi dilaporkan berada di angka sekitar 2.500 jiwa.

Namun kini, jumlah korban tewas dikabarkan telah bertambah menjadi 2.837 orang, mengutip Kompas.com.

Sebagaimana dilaporkan The Times of Israel pada Kamis (12/10/2023) tengah malam, menurut data terbaru dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF), lebih dari 1.300 orang di Israel telah tewas sejak Hamas melakukan serangan mendadak pada Sabtu (7/10/2023).

Disebutkan, sebagian besar dari mereka yang tewas adalah warga sipil.

Sedangkan korban terluka di Israel dilaporkan sudah mencapai lebih dari 3.300 orang.

Sementara, sekitar 200 orang dikatakan telah ditangkap dan dibawa ke Jalur Gaza.

Nasib mereka dikatakan belum diketahui.

Seiring dengan proses identifikasi jenazah yang lambat dan berliku-liku, pemakaman demi pemakaman dilaporkan telah diadakan di berbagai wilayah Israel untuk para korban serangan Hamas.

Sementara itu, saluran berita Al Jazeera pada Jumat (13/10/2023) dini hari, melaporkan menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban tewas di Jalur Gaza telah naik menjadi lebih dari 1.500 orang.

Sedangkan korban terluka menjadi lebih dari 6.000 orang.

"Sedikitnya 1.537 warga Palestina, termasuk 500 anak-anak dan 276 perempuan, telah tewas dan 6.612 lainnya luka-luka dalam serangan udara Israel ke daerah kantong yang diblokade tersebut sejak Sabtu," lapor Al Jazeera mengutip data dari Kementerian Kesehatan Gaza.

Dengan ini, jumlah korban tewas akibat perang Hamas-Israel mencapai 2.837 orang dan korban terluka mencapai 9.912 orang di kedua belah pihak.

Situasi perang Hamas-Israel. Asap membubung di atas gedung-gedung Kota Gaza pada Sabtu (7/10/2023), saat serangan udara Israel menghantam gedung Palestine Tower. Sedikitnya 70 orang dilaporkan tewas di Israel, sedangkan otoritas Gaza merilis jumlah korban tewas sebanyak 198 orang.
Situasi perang Hamas-Israel. Asap membubung di atas gedung-gedung Kota Gaza pada Sabtu (7/10/2023), saat serangan udara Israel menghantam gedung Palestine Tower. Sedikitnya 70 orang dilaporkan tewas di Israel, sedangkan otoritas Gaza merilis jumlah korban tewas sebanyak 198 orang. (AFP/MAHMUD HAMS)

===

Warga mengungsi, tempat tinggal hancur

Sementara itu, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan, lebih dari 423.000 orang telah dipaksa meninggalkan rumah mereka di Jalur Gaza

Ini terjadi setelah pengeboman besar-besaran oleh Israel sebagai pembalasan atas serangan Hamas, mengutip Kompas.com.

"Pada Kamis (12/10/2023) malam, jumlah pengungsi di Gaza meningkat dari 84.444 orang menjadi 423.378 orang," ungkap OCHA dalam sebuah pernyataan pada Jumat (13/10/2023), dikutip dari AFP.

Pengumuman ini muncul ketika Israel terus menggempur Jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan mendadak pada Sabtu (7/10/2023).

Kelompok Hamas telah menyerbu kota-kota kecil, Kibbutzim dan sebuah festival musik di padang pasir, menewaskan lebih dari 1.300 orang dan dilaporkan menyandera sekitar 150 orang di Gaza.

Israel membalas dengan menghujani Jalur Gaza dengan serangan udara dan artileri, meratakan bangunan-bangunan dan menewaskan lebih dari 1.400 orang.

Israel juga telah mempersiapkan kemungkinan invasi darat ke wilayah Palestina.

"Pengeboman berat Israel, dari udara, laut dan darat, terus berlanjut hampir tanpa henti."

"Beberapa bangunan tempat tinggal di daerah padat penduduk telah menjadi sasaran dan dihancurkan selama 24 jam terakhir," kata OCHA dalam laporan terbarunya.

Dikatakan, lebih dari 270.000 orang atau dua pertiga dari jumlah pengungsi telah mencari perlindungan di sekolah-sekolah yang dikelola oleh badan PBB yang membantu para pengungsi Palestina, UNRWA.

Hampir 27.000 orang lainnya mengungsi ke sekolah-sekolah yang dikelola oleh Otoritas Palestina, sementara lebih dari 153.000 orang mencari tempat berlindung di rumah kerabat, tetangga, dan fasilitas umum lainnya.

OCHA mengatakan, sekitar 3.000 orang telah mengungsi di daerah kantong tersebut sebelum serangan hari Sabtu.

Mengutip informasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perubahan Gaza, OCHA melaporkan, kampanye pengeboman telah menghancurkan 752 bangunan tempat tinggal dan non-perumahan, yang terdiri dari 2.835 unit tempat tinggal.

Sementara, disebut hampir 1.800 unit rumah lainnya telah rusak tak dapat diperbaiki dan tidak dapat dihuni.

Badan PBB tersebut juga menyuarakan keprihatinannya atas kerusakan infrastruktur sipil yang cukup signifikan akibat penembakan.

Sedikitnya 90 fasilitas pendidikan, termasuk 20 sekolah UNRWA dan 70 sekolah yang dikelola oleh Otoritas Palestina, juga telah dihantam dan rusak, dengan salah satu sekolah hancur total.

"Sebanyak 11 masjid menjadi sasaran dan hancur, sementara tujuh gereja dan masjid mengalami kerusakan," kata OCHA.

Menurut mereka, fasilitas air dan sanitasi juga menjadi sasaran.

OCHA menambahkan, sejak permusuhan dimulai, enam sumur air, tiga stasiun pompa air, satu penampungan air, dan satu pabrik desalinasi yang melayani lebih dari 1.100.000 orang rusak akibat serangan udara.

===

Simak berita Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved