Pasutri Tewas Berpelukan di Klaten
Pasutri Tewas Berpelukan di Samping Balita, Ternyata Ada Penyakit Serius, Orangtua Tolak Autopsi
Yang lebih menyayat hati adalah dua anaknya yang masih balita menangis di samping mayat orangtuanya itu.
Kendati demikian, pihak kepolisian mengambil sampel sisa makanan di rumah korban.
Sampel makanan itu kemudian diserahkan ke tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Tengah.
"Hasil visum luas tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan."
"Tapi kami ambil sampel sisa makan untuk diserahkan ke Tim Labfor Polda Jateng," ujar Kapolres Klaten, AKBP Warsono, dilansir Kompas.com.
Warsono mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian korban lantaran keluarga menolak dilakukan autopsi.
"Tapi kami tetap upaya. Namun, dari hasil olah TKP kedua korban memiliki riwayat sakit," katanya.
Keluarga baik dari pihak Y sang suami maupun keluarga IDP (39) menolak untuk diotopsi.
Keluarga sudah ikhlas dan menerima peristiwa tragis ini sebagai musibah.
"Itu sudah takdir yang kuasa. Jenazah langsung dimakamkan. Ndak ada (tidak menuntut siapapun atas meninggalnyanya anaknya)," kata Agus.
Korban IDP menderita hipertensi, sedangkan Y mengidap asma.
Karena tidak dilakukan autopsi, jasad korban telah diserahkan ke pihak keluarga untuk kemudian dimakamkan.
"Untuk kesepakatan keluarga tadi jenazah suami dimakamkan di Desa Kurung, permintaan keluarga."
"Sementara istri dimakamkan di sini, makam desa setempat (Tegalrejo)," kata Kepala Desa Tegalrejo, Poniman.
Pasangan suami istri, Y (37) dan IDP (39) yang ditemukan meninggal dengan berpelukan di rumahnya, Desa Tegalrejo, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten meninggalkan dua orang anak.
Dua orang anak tersebut merupakan karunia yang didapatkan korban setelah 3 tahun menikah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.