Berita PLN

Komisi VI DPR RI Dukung PLN Wujudkan Sinergi BUMN dalam Transisi Energi

Komisi VI DPR RI mendukung langkah PLN dalam menjalankan transisi energi di Indonesia lewat kolaborasi dan sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Editor: bodok
SRIPOKU.COM/Humas UID S2JB
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, inset, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji mengatakan, pihaknya mendukung langkah PLN dalam memastikan pelaksanaan transisi energi menuju _Net Zero Emissions_ (NZE) dengan tetap memperhatikan ketahanan finansial dan keandalan sistem kelistrikan. 

SRIPOKU.COM, JAKARTA - Komisi VI DPR RI mendukung langkah PLN dalam menjalankan transisi energi di Indonesia lewat kolaborasi dan sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji mengatakan, pihaknya mendukung langkah PLN dalam memastikan pelaksanaan transisi energi menuju _Net Zero Emissions_ (NZE) dengan tetap memperhatikan ketahanan finansial dan keandalan sistem kelistrikan.

"Kami mendukung PLN untuk menjalankan transisi energi untuk menuju target NZE. Kami juga mendukung PLN meningkatkan sinergi antara BUMN dalam melaksanakan transisi energi dalam kolaborasi yang saling menguatkan," ujar Sarmuji dalam Rapat Dengar Pendapat Panitia Kerja (Panja) Transisi Energi ke Listrik Komisi VI DPR RI dengan Direksi PLN, di Jakarta pada Senin (02/10/2023).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN telah menyusun peta jalan yang komprehensif untuk transisi energi.

Termasuk di dalamnya berbagai inisiatif dekarbonisasi sektor kelistrikan dan penguatan kolaborasi antar BUMN guna membangun ekosistem energi hijau.

"PLN berkomitmen mendukung program transisi, langkah ini bukan karena perjanjian internasional, tetapi karena kesadaran untuk memastikan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Kami juga memastikan perjalanan transisi energi akan berdampak positif bagi masyarakat," ungkap Darmawan. 

Terkait dekarbonisasi sektor kelistrikan, PLN fokus untuk terus mengurangi porsi pembangkit berbahan bakar fosil dan meningkatkan kapasitas pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT).

PLN sejak _Conference of the Parties_ (COP) 26 di Glasgow, sudah mengeluarkan peta jalan untuk mencapai NZE pada tahun 2060.

Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai upaya juga telah dilakukan PLN, di antaranya PLN menghapus rencana pembangunan 13,3 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang sebelumnya masuk ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), membatalkan 1,3 GW PLTU yang sudah menandatangani kontrak jual beli tenaga listrik, mengganti 1,1 GW PLTU dengan EBT, mengganti 800 megawatt (MW) PLTU dengan gas, hingga bersama pemerintah mengeluarkan RUPTL paling hijau sepanjang sejarah dengan rencana pembangunan EBT sebesar 51,6 persen atau 21 GW.

PLN juga telah merancang skenario transisi energi di Indonesia melalui _Accelerated Renewable Energy Development_ untuk mengatasi _missmatch_ antara lokasi episentrum EBT yang jauh dari pusat ekonomi dan industri.

PLN membangun _green enabling smart grid_ yang dilengkapi dengan _smartgrid_ dan _flexible generations._ 

“Skenario ini akan mengakselerasi penambahan pembangkit energi terbarukan hingga 75 persen dengan tetap menjaga keandalan sistem, serta meningkatkan kapasitas pembangkit EBT dari sebelumnya 22 GW _(business as usual)_ menjadi 60 GW pada 2040,” jelas Darmawan.

Dalam menjalankan program besar transisi ini, Darmawan mengakui PLN tidak bisa berjalan sendirian.

Sehingga, PLN dengan serius memetakan potensi kolaborasi dan sinergi bersama BUMN serta perusahaan lain di berbagai _value chain_ untuk menyukseskan program transisi energi yang telah dirancang. 

Karena itu, Darmawan mengatakan PLN telah dan terus melakukan berbagai upaya percepatan di tengah adanya tantangan transisi energi.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved