Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Soal Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA Halaman 75 Kurikulum Merdeka Semester 1, Kegiatan 1

Dalam kunci jawaban buku Bahasa Indonesia kelas 11 SMA halaman 75 siswa diminta mengerjakan latihan Kegiatan 1 yang berjumlah 4 soal esai.

Penulis: Novry Anggraini | Editor: pairat
myedisi.com
Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 11 SMA halaman 75 Kurikulum Merdeka semester 1 ini membahas soal yang terdapat pada Kegiatan 1. 

Jawaban:

1. Tjandra Naja merupakan nama dari bangunan yang ada di Jalan Gajah Mada, Jakarta yang sekarang merupakan sebuah cagar budaya. Dianggap sebagai cagar budaya karena bangunan ini dulunya adalah rumah dari keluarga Khouw van Tamboen, terutama Majoor der Chinezen Khouw Kim An. Keluarga tersebut merupakan pemimpin bangsa Tionghoa di Batavia yang terakhir, yaitu pada tahun 1910-1918 dan diangkat kembali pada tahun 1927-1942. Bangunan ini memiliki arsitektur Tionghoa yang masih kental serta bangunan yang luas, yaitu sekitar 2.250 meter persegi.

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA Hal 44 Kurikulum Merdeka, Paragraf Deduksi dan Induksi

2. Seperti namanya, G30S/PKI 1965 adalah peristiwa yang terjadi pada 30 September 1965. Pada saat itu, Partai Komunis Indonesia (PKI) berencana merebut kekuasaan pemerintahan Presiden Soekarno. Peristiwa tersebut menimbulkan sejumlah korban, di antaranya yang menjadi korban adalah tujuh jenderal Angkatan Darat. Tujuh jenderal yang gugur tersebut disebut sebagai Pahlawan Revolusi.

3. Dampak yang harus ditanggung oleh orang-orang yang dituduh sebagai anggota PKI sangat banyak. Gugurnya tujuh jenderal Angkatan Darat menyebabkan anggota dan simpatisan PKI mengalami pembuangan dan berbagai diskriminasi lainnya.

4. Revolusi Kebudayaaan di Tiongkok juga disebut Revolusi Kebudayaan Proletarian Besar. Gerakan yang dipelopori oleh Ketua Partai Komunis Tiongkok, yaitu Mao Zedong ini terjadi di Tiongkok sejak 1966 sampai 1976. Pada saat itu, gerakan ini bertujuan untuk memberikan pengaruh atau menyebarkan ideologi komunis yang mereka anggap paling benar untuk emerintahan negara mereka. Sayangnya gerakan tersebut menyebabkan pertumpahanan darah di Tiongkok. Hal tersebut terjadi pada periode 966-1967.

Dapatkan berita terkait dan menarik lainnya dengan mengkllik Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved