LIPSUS
LIPSUS: Kawasan Jakabaring dan Gandus Jadi Primadona Pembangunan Perumahan di Kota Palembang
kawasan Gandus beberapa tahun ke depan lebih potensial untuk pengembangan perumahan baik subsidi maupun komersil.
"Rumah subsidi masih menjanjikan karena peminatnya banyak dan kawasan Gandus masih potensial di bangun rumah subsidi karena infrastruktur di kawasan itu juga sudah mulai bertahap dibangun seperti rumah sakit, tol, jalan sudah bagus dan juga dekat dengan Banyuasin," ujar Zulfitri.
Besarnya potensi rumah subsidi itu juga yang membuat sebagain besar anggota Apersi menekuni mengembangkan rumah subdisi ini yakni 80 persen pengembang rumah subsidi dan sisanya anggota Apersi juga ada yang mengembangkan rumah komersil.
Selain itu kebutuhan rumah setiap tahun terus naik dan rumah subsidi bisa jadi solusi rumah pertama bagi pasangan muda yang baru menikah karena harganya lebih terjangkau dengan kemudahan KPR yang lebih panjang.
Selain itu dari sisi harga, pengembang juga mendapat dukungan pemerintah karena harga rumah subsudi juga dari tahun ke tahun harganya menyesuaikan dengan perkembangan harga pasaran.
"Alhamdulillah setelah beberapa tahun harganya stagnan karena dampak pandeni Covid-19, tahun ini harganya sudah naik dan tahun depan juga sudah ada gambaran harga kembali disesuaikan oleh pemerintah," katanya.
Kemang Residen, rumah subsidi yang dia kembangkannya di Gandus sebenarnya adalah rumah take over yang semula dikelola temannya dan kini diambil alih olehnya ini menawarkan fasilitas rumah yang nyaman dihuni san bukan cuma gandeng.
Rumah berdiri sendiri-sendiri dan berjarak dengan tetangga sehingga meski rumah dalam satu komplek tetap memiliki privasi sendiri. Rumah dibuat dengan pondasi bayu batubata, atau rangka baja, plaster, cat, keramik, dua kamar tidur, kamar mandi, kanopi depan, jalan lingkungan bagus dan lainnya.
Pesatnya perkembangan kawasan Gandus khususnya seputar Tanjung Barangan juga membuat Zulfitri tertarik kemudian hari untuk mengembangkan rumah di kawasan itu khususnya rumah komersil karena memang harga tanah di kawasan itu juga sama mahalnya dengan harga tanah di Jakabaring sehingga tidak memungkinkan untuk membangun rumah subsidi lagi.
Selain mengembangkan rumah subsidi di kawasan Gandus, Zulfitri juga saat ini mengembangkan komeril di kawasan perbatasan Palembang Banyuasin yakni di Tanah Mas yang juga dekat dengan Gandus.
Alasannya mengembangkan hunian di kawasan perbatasan karena dari sisi letak sangat strategis berada di pinggir jalan nasional atau jalan lintas Sumatera, tanah yang akan dibangun juga tanah tinggi sehingga tidak harus menimbun lagi. Lahan langsung siap dibangun lebih hemat biaya.
Komplek komersil itu dibangun di lahan dengan luas 5,8 hektare yang dibangun dengan tiga jenis bangunan yakni ruko, town house dan juga rumah subsidi dalam satu kawasan. Khusus ruko dibangun persis di pinggir jalan, townhouse agak masuk ke dalam komplek dan rumah subsudi berada di kawasan belakang komplek. Rumah yang dikembangkan itu yakni Benteng Residen, Bintang Akbar dan Griya Bintang Akbar.
Untuk rumah komersil yang dibangun yakni townhouse dibandrol dengan harga Rp 600-700 jutaan dengan spesifikasi rumah berkonsep modern minimalis yang menyesuaikan dengan tema dan tren hunian kekinian saat ini.
Harga rumah tersebut menurutnya masih cocok untuk rumah komersil townhouse karena pemilik rumah biasanya membeli rumah bukan rumah pertama untuk jenis dengan harga di atas Rp 500 jutaan. Biasanya rumah untuk investasi bagi anaknya atau sebagai tabungan masa tua.
Selain itu dengan harga rumah masih di bawah Rp 1 miliar juga diyakini Zulfitri masih cocok bagi pasangan muda yang keduanya sama-sama bekerja karena cicilan perbulannya sekitar Rp 4-5 juta.
Zulfitri sengaja memilih kawasan perbatasan itu karena dinilai menjanjikan mengembangkan properti di kawasan itu sebab jaraknya masih dekat dengan Palembang dan Banyuasin juga dekat dari exit tol Kapal Betung.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.