Karyawan BUMN Terlibat Terorisme
Tetangga Khawatir Kondisi Ibu Terduga Teroris di Bekasi Diamankan Densus 88, Sudah Sepuh Takut Drop
Rahmat mengaku khawatir dengan kondisi orangtua DE, terutama stigma masyarakat.
SRIPOKU.COM, BEKASI -- Beberapa fakta perlahan mulai terkuak usai Detasemen Khusus (Densus) 88 membuk seorang terduga teroris di Bekasi, Jawa Barat.
Seperti diketahui, Densus 88 baru-baru ini menangkap DE (28), seorang terduga teroris di kawasan Bekasi.
Selain mengamankan DE, Densus 88 juga menemukan banyak senjata api berbagai jenis di rumah DE di Bekasi.
Beberapa di antara senjata tersebut adalah air gun yang sudah dimodifikasi senjata api dan pabrikan.
Densus 88 juga berhasil mengamankan peluru berjumlah banya serta atribut bendera ISIS di rumah DE.
Setelah penangkapan DE, Densus 88 menggeledah rumah orangtua DE di Kabupaten Bandung pada Senin (14/8/2023) sekitar pukul 15.30 WIB.
Ketua RT 02 Idris mengatakan, proses penggeledahan berlangsung selama dua jam.
"Sore tadi, kurang lebih 1,5 jam hingga 2 jam, saya melihat di sana sekitar satu jam, karena saya juga telat," katanya saat ditemui dikediamannya, Senin.
Idris mengungkapkan, anggota Densus 88 tersebut mengangkut sejumlah barang yang diduga barang milik DE.
"Ya tadi penggeledahan, sebagian barang ada yang dibawa sama petugas," ujarnya.
Sejumlah barang yang dibawa petugas dibungkus plastik putih.
Meski tak bisa menjelaskan secara detail barang apa saja yang disita, ia mengatakan, salah satunya tabung gas berukuran kecil yang biasa digunakan untuk pistol angin.
"Barang bukti tadi saya lihat sepintas dimasukan ke plastik putih ada yang saya lihat sendiri seperti tabung gas yang untuk pengisian pistol angin gitu."
"Buku-buku kurang jelas karena dibungkus pakai plastik putih."
"Ada yang dibungkus plastik hitam," beber dia.
===
Pernah jenguk narapidana terorisme
Idris mengatakan, DE memiliki rekam jejak yang berhubungan dengan teroris.
Idris menjelaskan, sekitar lima tahun yang lalu, pihaknya pernah didatangi petugas kepolisian yang tengah memantau kegiatan DE.
"Informasi yang saya dapat, dia itu pernah menjenguk narapidana teroris beberapa kali, kemudian dia dipantau sama polisi."
"Sempat polisi itu meminta pengurus juga ikut memantau kegiatan DE," ujarnya.
Saat itu, polisi tak menemukan indikasi DE terlibat jaringan teroris.
"Ya katakanlah sempat dibiarkan, karena katanya enggak terlibat juga, tapi enggak tahu sekarang tiba-tiba ditangkap," tutur dia.
Ketua RT Idris mengatakan, rumah yang digeledah oleh Densus 88 dihuni oleh ibu DE dan kakak pertama DE.
"Sekarang yang tinggal di sini, hanya orangtua tepatnya ibunya dan kakak pertamanya," ujar Idris, Senin.
Menurut dia, DE beserta keluarganya tinggal lebih dulu di Kompleks BSI dibanding dirinya.
Keluarga DE datang dari Purbalingga.
"Kalau di sini semua pendatang, keluarga DE itu kalau lihat dari KK sih dari Purbalingga."
"Sama saya juga terus terang duluan keluarga almarhum Pak Wahyudi (ayah DE)."
"Kalau saya datang ke sini 2010-an, kalau dia dari 2008-2009-an."
"Jadi duluan keluarga dia dibandingkan saya," ucap dia.
Idris mengatakan, DE menghabiskan waktu kecil dan sekolah di Kompleks BSI, tetapi ia jarang bergaul.
"Kurang lebih mulai 5 atau 6 tahun yang lalu jarang di sini."
"Jarang tinggal di lingkungan BSI, di RT 2 jarang, banyaknya di luar," tutur dia.
Namun, sosok DE berbeda dari orangtuanya yang aktif bersosialiasi.
"Orangnya jujur aja baik, cuma kurang bergaul, Pak, di lingkungan RT 02 RW 20."
"Anaknya kurang bersosialisasi."
"Tapi untuk orangtuanya bagus sekali sosialisasinya," beber Idris.
Setelah lulus kuliah, DE sempat bekerja di beberapa tempat hingga akhirnya bekerja di PT KAI.
"Kerjanya emang di luar, macam-macam, kerjanya jadi yang saya tahu itu terakhir kerja di PTC terus keluar, pindah lagi ke Kereta Api."
"Dari situ tahunya sampai situ aja, dari situ saya tidak tahu."
"Yang jelas tadi sore ada berita pemeriksaan di rumah orangtuanya," jelas dia.
Sementara itu, warga setempat, Rahmat Gunawan (53), membenarkan bahwa di lingkungan kompleks, DE dikenal anak yang baik.
Namun, DE sudah lama tak tinggal di rumah orangtuanya.
"Jadi kasihan ke ibunya, mungkin tak tahu apa-apa, takutnya drop soalnya sudah sepuh."
"Tahu-tahu digeledah, saya aja kaget, apalagi ibunya," katanya.
Rahmat mengaku khawatir dengan kondisi orangtua DE, terutama stigma masyarakat.
"Ya tentu warga di sini juga kaget, dengan kejadian ini, tak menyangka," ucapnya.
Setelah penggeledahan, rumah keluarga DE terlihat lengang dan sepi serta tertutup.
Tak ada kendaraan apa pun di depan rumah milik keluarga DE.
===
Disebut sebagai pendukung ISIS
Juru Bicara Densus 88 AT Polri Kombes Aswin Siregar mengungkapkan, DE merupakan pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Ia juga aktif melakukan propaganda jihad di media sosial.
"Salah satu pendukung ISIS yang aktif melakukan propaganda di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook," ucap Aswin saat dikonfirmasi, Senin.
Aswin menyebutkan, DE pernah membuat unggahan dalam media sosial Facebook berupa poster digital berbahasa Arab dan Indonesia kepada pimpinan ISIS, yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.
DE juga tergabung dalam grup media sosial Telegram bernama BEL4J4R PEDUL1 MUH4J1R.
Grup itu adalah grup khusus penggalangan dana.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pegawai PT KAI Terduga Teroris di Bekasi Disebut Pernah Jenguk Narapidana Terorisme", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2023/08/15/112100978/pegawai-pt-kai-terduga-teroris-di-bekasi-disebut-pernah-jenguk-narapidana?page=all#page2
===
Simak berita Sripoku.com lainnya di Google News
| PT KAI Tanggapi Kabar Karyawan Diduga Teroris yang Ditangkap Densus 88, Siap Tindak Tegas |
|
|---|
| Cerita Lengkap Penangkapan Karyawan PT KAI Terduga Teroris, Densus 88 Amankan Banyak Senjata |
|
|---|
| Sosok DE Karyawan PT KAI, yang Diamankan Densus 88 Antiteror, Banyak Senpi, Pendukung ISIS Aktif |
|
|---|
| Karyawan BUMN Terlibat Terorisme, Terungkap 5 Peran DE Sebelum Ditangkap Densus 88 Antiteror |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.