Berita Lahat
Terkendala Belum Ada Lahan, Korban Banjir Bandang di Mulak Sebingkai Lahat Belum Direlokasi
Limra menjelaskan, untuk relokasi tersebut, rencananya luas lahan setiap rumah 10x15 meter, x 61 rumah, dengan total luas lahan sekitar 1,5 hektar.
Penulis: Ehdi Amin | Editor: Ahmad Farozi
SRIPOKU.COM, LAHAT - Upaya Pemkab Lahat mempercepat relokasi korban banjir bandang Desa Keban Agung, Kecamatan Mulak Sebingkai, Kamis (9/3/2023) lalu hingga kini masih belum bisa dilakukan.
Penyebabnya, belum adanya ketersedian lahan di wilayah desa tersebut.
Sementara lahan adat yang sebelumnya diusulkan tidak bisa digarap, lantaran status lahan yang tidak jelasnya.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (PRKPP) Kabupaten Lahat, Limra Naufan mengatakan, untuk relokasi 61 rumah warga korban banjir bandang di Desa Keban Agung, setidaknya membutuhkan lahan seluas 1,5 hektar.
Saat ini relokasi belum bisa dilakukan, karena lahan untuk tempat relokasi belum tersedia.
"Persoalannya masih terkendala ketersediaan lahan. Untuk relokasi korban banjir di Desa Keban Agung, Pemkab Lahat sudah siapkan anggarannya," terang Limra Naufan, Selasa (11/7/2023).
Limra menjelaskan, untuk relokasi tersebut, rencananya luas lahan setiap rumah 10x15 meter, x 61 rumah, dengan total luas lahan sekitar 1,5 hektar.
Dari 1,5 hektar lahan itu, nantinya juga sudah ada sirkulasi air, jalan, fasilitas umum dan fasilitas sosial untuk tempat hajat warga.
"Karena lahan yang siap untuk relokasi belum tersedia, maka anggaran yang sudah disiapkan di APBD Perubahan tahun 2023, terpaksa kita alihkan ke APBD Induk 2024," jelasnya.
Terkait relokasi itu, Limra membeberkan, jika ada tanah hibah dari masyarakat atau dari Kas Desa, pihaknya bisa langsung bekerja di APBD Perubahan tahun ini.
Tapi jika tidak ada, lahan terpaksa pemerintah daerah yang membeli melalui dana dari APBD Perubahan 2023. Tentunya melalui proses administrasi pengadaan tanah yang panjang.
"Kalau untuk pembelian tanah, dianggarkan Rp 250 juta, realisasinya tergantung hasil penilaian konsultan. Sedangkan untuk pembangunan rumah, dianggarkan sebesar Rp 3 milyar," bebernya.
Limra menyimpulkan, karena hibah lahan relokasi dari masyarakat belum ada yang pas, pihaknya terpaksa menunggu proses pengadaan tanah terlebih dahulu, yang dianggarkan di APBD Perubahan tahun ini.
"Insya Allah tidak ada hambatan dalam proses pengadaan tanahnya. Jika pengadaan tanah sudah beres, di Induk 2024, rumah relokasi sudah bisa dibangun," sampai Limra.
Sementara, Heru Putra, warga Desa Keban Agung menuturkan, warga korban banjir bandang sudah sangat berharap, Pemkab Lahat bisa segera berikan bantuan relokasi rumah.
Pasalnya saat ini, karena rumah sudah hanyut, sebagian warga terpaksa masih tinggal dengan sanak famili di desa.
"Kalau lahan, sebenarnya masih banyak ketersedian lahan. Namun soal relokasi ini, memang belum ada kepastian dari Pemkab Lahat. Kita berharap itu hanya karena minim komunikasi saja, dan rencana pengerjaan relokasi rumah segera di lakukan," tuturnya.
| Peternak Ayam di Lahat Keluhkan Listrik Sering Padam, Sebabkan Bibit Ayam Mati |
|
|---|
| Dilirik Buyer Asal Dubai, Kopi Lahat Sumsel Siap Tembus Pasar Internasional |
|
|---|
| Pernikahan Dini Masih Tejadi di Kabupaten Lahat, Wabup Widya Ningsih Turun Langsung ke Sekolah |
|
|---|
| Pemerintah Kabupaten Lahat Perkuat Ekonomi Ratusan KPM dengan Bantuan Peralatan Usaha |
|
|---|
| Penampakan Underpass Lahat Berubah Jadi Kolam Pasca Diguyur Hujan, Ketinggian Air Capai 6 Meter |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.