Nama Anies dan Ganjar Sudah Keseret, Dewi Perssik Akui Ada Miskomunikasi soal Sapi Kurban

Nama Anies Baswedan dan Ganjar sempat terseret kasus perselisihan Dewi Perssik dengan Ketua RT soal sapi kurban.

Editor: Yandi Triansyah
capture/YouTube/RasisEntertainment
Dewi Perssik (kiri) beberkan klarifikasi terkait nama Anies Baswedan (kanan) yang disematkannya dalam caption Instagram. 

SRIPOKU.COM - Nama Anies Baswedan dan Ganjar sempat terseret kasus perselisihan Dewi Perssik dengan Ketua RT soal sapi kurban.

Namun belakangan Dewi Perssik mengakui bahwa ada miskomunikasi atas persoalan tersebut.

Dewi Perssik sebelumnya sempat mengaku bahwa ia pendukung Ganjar.

Sedangkan RT di lingkungan ia tinggal merupakan kawasan pendukung Anies Baswedan.

Dewi Perssik sempat mengaitkan penolakan sapi kurbannya di RT karena ia pendukung Ganjar.

"Mengenai Pak Anies Baswedan enggak ada menyudutkan beliau," tegas Dewi Perssik dikutip TribunJakarta pada Rabu (28/6/2023).

"Ya emang kebetulan saya bertetangga dengan beliau,"

"Dan kebetulan di wilayah rumah saya terpampang baliho-baliho Pak Anies Baswedan,"imbuhnya.

Dewi Perssik menjelaskan dirinya mengkurbankan sapi di wilayah tersebut, tak memiliki tujuan politik.

"Enggak ada unsur politik, saya enggak ngerti politik," kata Dewi Perssik.

"Enggak ada!" tegasnya.

Dewi Perssik akan tetapi membenarkan dirinya adalah Sahabat Ganjar.

"Tapi kalau saya nyanyi di acara Pak Ganjar, itu iya," ujar Dewi Perssik.

"Saya memang sahabat Ganjar," kata Dewi Perssik.

Duduk Perkara

Dewi Perssik mengaku menitipkan sapi yang dibelinya di Brebes di halaman masjid Babul Khoirot.

Pedangdut menginginkan sapi itu disembelih di tempat lain.

Namun pengurus masjid dan RT mengira bahwa Dewi ingin mengurbankan dan menyembelih sapinya di masjid.

Konflik pun mulai muncul saat asisten Dewi Perssik hendak mengambil lagi sapi itu dari masjid.

Melalui video di akun Instagramnya, Dewi Perssik menjelaskan awal mula menitipkan sapi kurbannya kepada seorang ustadz.

"Aku nyuruh ustadz di sini untuk aku titip," kata dia.

Dewi mengakui sapi kurban itu akan dikurbakan di tempat lain.

Hal itu karena ia mengaku pernah menemui kejanggalan, saat warga setempat mengadu tidak mendapat sembako darinya.

Padahal setiap tahun, Dewi mengaku rutin membagikan sembako kepada warga melalui Ketua RT.

Malah ART dan security Dewi Perssik mendapat respon yang tidak menyenangkan saat hendak mengambil sapi tersebut.

"ART aku sama security aku dimarahin, pak RT-nya bilang 'kita tidak butuh daging.' Kok ngamuk," ujar Dewi.

Tak hanya itu, saat meminta tolong untuk memindahkan sapi, Ketua RT justru meminta uang Rp 100 juta.

Begitu juga seandainya Dewi meminta tolong untuk menyembelih.

"Pak tolong dong untuk sama-sama, minta tolong sapinya naikin ke atas, jawabnya 'minta Rp 100 juta,'" kata Dewi.

"Kalau mau bantuin sembelih, pak ustaz bilang bayar Rp 700.000 sampai Rp 1 juta," lanjutnya.
Penjelasan Ketua RT Sementara itu, Malkan selaku Ketua RT 06 Lebak Bulus, menepis semua isu miring yang disebut pihak Dewi.

Malkan menjelaskan, sejak awal dirinya tidak mengetahui sapi milik Dewi Perssik hanya dititipkan di masjid itu.

Yang ia ketahui, sapi itu datang untuk disembelih di tempatnya.

Bahkan dia sudah melakukan ijab kabul dengan pihak yang mewakili Dewi Perssik.

"Saya enggak pernah tahu (sapi) itu dititipkan atau tidak. Yang jelas saya menerima itu katanya dari seorang ustaz, bilangnya ibu Dewi mau kurban di masjid ini.

Setelah saya terima jam 10.00 WIB, tiba-tiba jam 1 atau jam 2 siang, ART dia (Dewi Perssik) mau ambil sapi itu. Apa itu merupakan bentuk penolakan?" jelas Malkan.

"Enggak pernah ada penolakan. Karena kami menerima kok, dari pukul 10.00 sampai 16.00 sapinya ada di area masjid," tutur Malkan.

Lebih lanjut, Malkan merasa keberatan saat sapi milik Dewi Perssik yang hendak diambil itu kembali dititipkan kepadanya.

"Ketika ditanya sama ini (orang suruhan Dewi Perrsik) 'Pak kalau saya titip lagi di sini bagaimana?' Saya jawab 'saya enggak mau, akan saya lepas'. Lepas dalam pengertian lepas tanggung jawab saya," jelasnya.

Kemudian soal tuduhan pemerasan senilai Rp 100 juta, ART Dewi disinyalir salah menafsirkan perkataan itu.

"Saat mediasi, ART-nya mengaku kalau saya tidak minta. Saya cuma bilang gini, 'Karena Anda sudah mengganggu, emosi saya, harga diri saya, dibayar Rp 100 juta pun saya enggak mau'. Ini juga saya utarakan karena kami bukan ahlinya untuk menaikkan sapi," beber dia.

Pihak kecamatan dan Polsek Cilandak mencoba meredam permasalahan ini dengan menggelar mediasi yang mempertemukan kedua belah pihak pada Kamis (29/6/2023) sore.
Dewi selaku pihak yang merasa dirugikan langsung dipertemukan dengan ketua RT 06, Malkan, di Masjid Babul Khoirot, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan.
Lokasi ini dipilih karena Dewi sebelumnya menitipkan sapi di halaman masjid tersebut.

Usai mediasi, Dewi mengakui adanya miskomunikasi yang menyebabkan perselisihan ini.

Dewi menegaskan, sejak awal ia hanya hendak menitipkan sapi ke masjid lewat seorang ustaz yang dikenalnya.
"Kebetulan sapi yang dibeli dari Brebes. Karena di rumahku kebetulan asisten rumah tangganya perempuan semua, maka aku ngasih alamat pengirimannya itu di masjid (Babul Khoirot).

Soalnya saya mengenal salah satu ustadz di sana," kata dia kepada wartawan.

Namun, ustaz itu ternyata tak menyampaikan ke Ketua RT bahwa Dewi hanya menitipkan sapi di halaman masjid.

Sehingga, pihak RT mengira Dewi akan mengurbankan sapinya melalui masjid Babul Khoirot.

"Ada miskomunikasi di sini. Pak Ustaz tidak bilang ke Pak RT bahwa sapi itu akan dikurbankan untuk warga sekitar. Jadi pak RT tidak tahu dan timbul lah masalah ini," beber dia.

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved