Idul Adha 2023

Tiga Makna Penting Idul Adha yang Perlu Diketahui, Tentang Pengorbanan dan Keikhlasan

Makna yang terkandung pada hari raya Idul Adha salah satunya mengenai pengorbanan dan keikhlasan.

Penulis: Ayu Wahyuni | Editor: Odi Aria
TribunKaltim
Makna penting Idul Adha bagi umat muslim 

SRIPOKU.COM - Hari raya Idul Adha merupakan salah satu hari besar bagi umat muslim.

Seluruh umat muslim di dunia merayakan dan menyambut hari raya Idul Adha dengan penuh suka cita.

Idul Adha jatuh pada tanggal 10 bulan Zulhijah atau 70 hari setelah Idul Fitri.

Hari Raya Idul Adha juga disebut sebagai hari raya Haji atau Lebaran Haji.

Sebab, Idul Adha bertepatan dengan umat muslim yang tengah menunaikan haji di tanah suci melakukan wukuf di Padang Arafah.

Lantas makna apa yang dapat diambil dari hari raya Idul Adha?

Inilah tiga makna dalam perayaan hari raya Idul Adha setiap tanggal 10 Zulhijah dilansir Bangkapos.com :

1. Pengorbanan dan Keikhlasan

Hari Raya Idul Adha mengajarkan umat muslim untuk melakukan pengorbanan dengan ikhlas melalui hewan kurban.

Hal ini seperti yang diajarkan Nabi Ibrahim ketika diharuskan menyembelih anaknya, Nabi Ismail oleh Allah SWT.

Namun, karena Nabi Ibrahim menjalankannya dengan ikhlas, Allah SWT pun mengganti Nabi Ismail dengan hewan kurban.

2. Mendekatkan Diri dengan Allah SWT

Berkurban di Hari Raya Idul Adha sama dengan menaati perintah dari Allah SWT yang disebut juga Udhhiyah atau Dhahiyyah.

Lewat kurban, umat Muslim juga diajarkan untuk tetap rendah hati mengingat semua yang dimiliki hanyalah titipan Allah SWT.

3. Bersilahturahmi

Seperti Hari Raya Idul Fitri, perayaan Idul Adha juga menjadi momen yang tepat untuk bersilahturahmi dengan keluarga dan kerabat.

Hal ini tentu dapat mempererat hubungan antara sesama umat Muslim.

Sejarah Idul Adha

Sejarah Idul Adha berawal dari peristiwa Nabi Ibrahim AS yang ikhlas menyembelih anak sendiri yakni Nabi Ismail AS.

Dalam peristiwa tersebut Nabi Ibrahim AS ikhlas menyembelih anaknya Nabi Ismail AS demi mematuhi perintah Allah SWT.

Baca juga: 7 Amalan Sunnah Menyambut Raya Idul Adha 2023, Dapat Dilakukan untuk Perbanyak Pahala

Dari kisah Nabi Ibrahim AS yang rela menyembelih Nabi Ismail AS inilah kemudian menjadi awal mula ibadah kurban yang diperingati sebagai Idul Adha.

Ibadah kurban dimaknai sebagai bentuk kepatuhan dan keikhlasan Nabi Ibrahim AS sebagai seorang hamba kepada Allah SWT.

Dikisahkan dalam Alquran surah As-Saffat ayat 102, berikut selengkapnya kisah Nabi Ibrahim AS dalam Sejarah Idul Adha.

Sejarah Idul Adha bermula dari kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang menjalankan perintah Allah SWT untuk menyembelih putranya, Ismail AS.

Dalam Surat As-Saffat ayat 102 peristiwa Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS difirmankan Allah SWT sebagai berikut.

Surat As-Saffat Ayat 102

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ


Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

Dikisahkan Nabi Ibrahim AS mendapat mimpi atau wahyu dari Allah SWT untuk menyembelih anaknya Ismail AS.

"Ibrahim berkata: Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu!"

Baca juga: Niat dan Tata Cara Sholat Idul Adha, Lengkap dengan Bacaan Serta Amalan Sunnah yang Dianjurkan

Namun ketika mendengar cerita tersebut Nabi Ismail AS langsung meminta ayahnya Nabi Ibrahim AS untuk menyanggupinya.

"Ia menjawab: Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah, engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."

Nabi Ibrahim lalu membaringkan anaknya dan bersiap melakukan penyembelihan. Nabi Ismail AS pun siap menaati instruksi ayahnya.

Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS nampak menunjukkan keteguhan, ketaatan dan kesabaran mereka dalam menjalankan perintah itu.

Saat Nabi Ibrahim AS hendak mengayunkan parang, Allah SWT lalu menggantikan tubuh Nabi Ismail AS dengan sembelihan besar.

Allah SWT menggantinya dengan domba jantan dari Surga, yang berwarna putih, bermata bagus, bertanduk.

Hal tersebut juga Allah sebutkan dalam Alquran surah As-Saffat ayat 104 sampai 107.

"Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar." (QS. As-Saffat : 104 - 107).

Dari sinilah asal permulaan sunah berkurban yang dilakukan oleh umat Islam pada peringatan hari raya Idul Adha.

Hikmah

Dari peristiwa tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah pergorbanan Nabi Ismail AS itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail sampai sejauh mana cinta dan ketaatan Mereka kepada Allah SWT.

Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu.

Nabi Ibrahim AS telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan pergorbanan puteranya untuk berbakti melaksanakan perintah Allah SWT.

Sedangkan Nabi Ismail AS tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam menjalankan perintah Allah SWT dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan kepada orang tuanya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved