Buya Menjawab
Mulianya Idul Adha dan Hari Arafah
Jika seseorang memotong/menyembelih domba (kurban) maka tetesan darah pertama adalah sebagai penebus dosa-dosa yang ia telah ia lakukan.
SRIPOKU.COM -- Assalamu’alaikum.Wr.Wb.
BUYA kenapa Idul Adha dan hari Arofah sangat dimuliakan oleh ummat Islam. Apa ada kelebihannya, tolong jelaskan buya.Terima kasih
08527332xxxx
Jawab
Wassalamu’alaikum.Wr.Wb.
ANANDA, hari raya Idul Adha itu hari memotong udlhiyah, menyembelih binatang ternak sebagai kurban untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Termasuk hari-hari Tasyrik tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijjah. Jika seseorang memotong/menyembelih domba (kurban) maka tetesan darah pertama adalah sebagai penebus dosa-dosa yang ia telah ia lakukan.
Nabi Muhammad S AW. bersabda: Hai Fatimah, bangunlah dan selesaikanlah (domba) kurbanmu, bahwasanya Allah SWT. mengampuni dosa-dosamu pada tetesan pertama darah domba sembelihan (kurban)mu itu.”
Selanjutnya Rasulullah SAW. bersabda, ”Berkurban dombalah kamu dan bergembiralah dengannya dan ketika darah menetes berarti jatuh pulalah dalam lindungan Allah dari itu sedikit bersedekahlah kamu pasti memperoleh pahala sebesar-besarnya.” (Hadits Riwayat Aisyah.RA.)
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:
Hari Arofah (9 Zul Hijjah) adalah hari jama’ah haji wukuf di Padang Arofah. Pada hari itu Allah SWT. membanggakan hambaNya yang sedang wukuf. ”Hai para MalaikatKu saksikan kedatangan hambaKu dalam keadaan rambut terurai (kusut) dan berdebu, harta mereka dan tenaganya dikorbankan demi AKU dan saksikan pula bahwa AKU telah mengampuni mereka. Mereka tidak mengetahui berapa besar pahala melontar jamarot, hingga mereka dibangkitkan dari kubur mereka masing-masing, dan apabila mereka telah melaksanakan Thowaf Ifadloh, mereka bersih dari dosa-dosa mereka sebagaimana mereka baru dilahirkan dari perut ibu mereka masing-masing.”
Subhaanallah, berbahagialah jika selama hidup di muka bumi ini, seseorang dapat melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT. baik yang fardlu maupun yang sunnat, karena itu untuk beribadah haji dan berkurban bukanlah ketika ada sisa-sisa uang, akan tetapi disisihkan dan dianggarkan seiring dengan kita menyisihkan anggaran untuk kredit rumah, mobil dll.
Allah akan memberikan rezki menurut apa yang dibutuhkan oleh hambaNya. Mau kikir kikirlah dan mau bermurah hati, bermurahlah. Akan tetapi ingat Rasulullah SAW. bersabda: ”Ada empat (kelompok) yang tidak akan dapat mencium bau Surga, (padahal) bau Surga itu dapat tercium dari (jarak) lima ratus tahun perjalanan: (1) Al-Bakhil, orang yang kikir, (2) Al-Mannaan, orang yang suka mengungkit pemberian, (3) Wamudminul khomr, orang yang dawam minum khomar, dan (4) wal ‘aqqul waalidain, orang yang durhaka kepada kedua ibu bapaknya.”
Semoga kita dijaga/dilindungi Allah SWT. dari hal-hal yang dimurkai Allah dan diberiNya Taufiq untuk dapat melaksanakan amal-amal shaleh sebelum wafat. Aamiin. (*)
Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Apakah Boleh Kita Memiliki Tanah Makam Keluarga? |
![]() |
---|
Buya Menjawab: Menstruasi Saat Berikhram |
![]() |
---|
Apa bedanya Thareqat Naksabandia dengan Ahlussunnah Wal Jamaah? |
![]() |
---|
Buya Menjawab: Tanggal 1 Rajab 1445 H, ada yang Menganjurkan Puasa Rajab, Mohon Penjelasan |
![]() |
---|
Buya Menjawab: Apakah Walimah Safar Ketika Mau Berangkat Ibadah Haji Dibenarkan dalam Agama Islam? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.