Berita Lapsus
Tempat Gelap Jadi Lokasi Tawuran, Lampu Sengaja Dimatikan, Antisipasi dengan Penerangan
Maraknya aksi tawuran antar remaja, geng motor dan lainnya di Kota Palembang beberapa waktu ke belakang meresahkan.
"Karena ini dampak dari majunya teknologi, pergaulan di luar yang sangat bebas dan mau tidak mau kita orang dewasa, orangtua, pemerintah terutama harus peduli," Romi, Kamis (6/4/2023) lalu.
Ia lantas mengapresiasi Polrestabes Palembang yang telah mengeluarkan imbauan agar orangtua memastikan anaknya sudah di rumah pada pukul 22.00 WIB. Hal ini untuk menghindari aksi tawuran yang marak belakangan ini.
"Apa yang dilakukan pihak Polrestabes Palembang sudah sangat tepat. Itulah negara menciptakan Undang-undang Perlindungan Anak itu, untuk supaya orang dewasa ini peduli," katanya.
Menurutnya, Pemerintah, DPRD jangan menutup mata dengan adanya tawuran ini. Mereka harus sensitif.
Kasihan jangan dikesampingkan anak-anak ini karena mereka merupakan cikal bakal generasi kita selanjutnya.
"Dan ini terjadi di nasional kasusnya yang melibatkan anak remaja, salah didik. Kita harus peduli karena ini diatur dalam undang-undang kewajiban pemerintah, kewajiban orangtua, kewajiban kita masyarakat harus sensitif akan tumbuhkembangnya anak-anak ini," ujar Romi.
Apalagi dengan adanya tawuran-tawuran ini, pihaknya mengapresiasi untuk Polrestabes Palembang berlakukan jam malam untuk anak-anak usia 18 tahun ke bawah.
"Semuanya harus bertindak untuk mencegah kembali terjadinya tawuran remaja ini. Polrestabes penegak hukum, aparat kepolisian yang memang diamanahkan undang-undang dalam hal salah satunya itu aparat penegak hukum. Karena mereka ini kan kita tahu dampaknya bukan hanya tawuran biasa saja. Tapi ini sampai bacok membacok pakai celurit," kata Romi.
Komisi Perlindungan Anak sebagai lembaga memang pengawasan mengapresiasi penegak hukum, siapapun termasuk masyarakat. Memang diminta oleh undang-undang untuk melakukan itu.
Juga lembaga agama, tokoh masyarakat, peran MUI mengajak anak-anak ini supaya mau ke masjid. Dan masyarakat yang punya keterbatasan sangat berharap.
Penegak hukum, pemerintah, lembaga-lembaga yang ditunjuk seperti KPAI pengawasan untuk pendampingan hukumnya setelah kejadian atau pencegahan.
Ia bersyukur Palembang, Sumsel sejauh ini tidak sampai terjadi. Tapi laporan banyak. Itu sudah kita selesaikan melalui mediasi baik kedua bela pihak kita damaikan.
"Kita bersyukur jangan sampai terjadi lebih parah lagi. Potensi ini selalu muncul dan meletup-letup. Kita semua pernah menjadi remaja, anak-anak. Apalagi di bulan puasa sore ataupun subuh. Jiwa anak-anak remaja itu kalau tidak ada kontrol dari orangtua akan sulit memprediksinya," terangnya.
Ia mengatakan sebisa mungkin dari yang paling kecil keluarga untuk bisa mengontrol anak-anaknya. Kunci utamanya. Kalau dari mereka sudah bisa mencegah anak-anaknya tidak brutal, yang nakal itu akan lebih efektif. Tapi tidak semua keluarga bisa begitu.
"Kalau kita sangat berkeinginan mengajak stakeholder pemerintah daerah. Jangan sampai kota menjadi seperti daerah lain, pemerintahnya harus menyadari betapa pentingnya tumbuh kembangnya anak-anak," jelasnya.
Bertahan Demi Warisan Orangtua, Petani Tembakau Lahat Kian Sedikit Ada Merapi Selatan & Muara Payang |
![]() |
---|
Pemudik tak Bawa Kartu Tol, Picu Antrean di Gerbang Tol Indralaya-Prabumulih, Angkutan Batubara Stop |
![]() |
---|
Siaran TV Hilang, Analog Switch Off Mulai 1 April 2023, Berlaku di Palembang, OI, OKI dan Banyuasin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.