Cegah Stunting Bersama Kakak Asuh, Harapkan Sumsel Zero Stunting demi Tingkatkan Daya Saing Global

Berbincang dengan tamu Sripo dengan tema Cegah Stunting Bersama Kakak Asuh, Harapkan Sumsel Zero Stunting Demi Meningkatkan Daya Saing Global

Penulis: Siti Umnah | Editor: pairat
Handout
Pengusaha Sumsel sekaligus Ketua Pimpinan Daerah (Pimda) Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Ir Hj Lucianty SE dan Presiden Rotary Club of Palembang Rtn Andy Gunardi didapuk sebagai kakak asuh dalam upaya pengentasan stunting di Sumsel saat diundang di Graha Tribun Sumsel yang juga dihadiri Sekretaris BKKBN Sumsel H Mukmin mewakili Kepala BKKBN Sumsel, dan dilakukan secara simbolis penyematan jaket kepada dua kakak asuh di Sumsel Lucianty dan Andi.  

SRIPOKU.COM - Kompas Grup berkomitmen untuk melakukan pencegahan stunting yang ada di seluruh Indonesia.

Oleh sebab itu, Tribun melakukan kegiatan aksi sosial tentang kakak asuh program stunting.

Kakak asuh program stunting pertama Tribun di Provinsi Sumsel yakni Lucianty yang merupakan seorang pengusaha sekaligus politisi.

Hal ini disampaikan dalam kanal youtube Sripoku TV di acara Tamu Sripo bersama Sekretaris Dinas BKKBN Provinsi Sumsel yakni Pak Mukmin, Ibu Lucianty selaku Kakak Asuh Program Stunting Tribun dan Pak Andi selaku Presiden Retory Club Internasional.

Dalam wawancara dengan tema Cegah Stunting Bersama Kakak Asuh 'Semesta Mencegah Stunting', Cukup Dua Telur ini membahas tentang pentingnya pencegahan stunting demi daya saing generasi muda bangsa Indonesia di level global.

Berikut hasil wawancara yang dilakukan Hadi Prayogo selaku pembawa acara bersama ketiga bintang tamu Sripo.

Baca juga: Lucianty dan Presiden Rotary Club Jadi Kakak Asuh Pengentasan Stunting di Sumsel

Q : Untuk pak Mukmin, dari sisi pemerintah seperti apa gambaran Stunting, Berapa banyak yang ada di Indonesia, Sumsel dan penanganannya seperti apa?

Stunting itu pasti pendek, tapi pendek belum tentu stunting. Cara penanganannya, pencegahan stunting itu kita mulai dari calon pengantin dan kepada ibu hamil, melahirkan kemudian kepada anak usia dari 0-2 tahun.

Cara mengatasinya kita memberikan penyuluhan kepada keluarga, di Sumsel sudah terbentuk 15.000 tim pendamping keluarga stunting, itu terdiri dari ibu PKK, bidan dan Kades yang jadi pendamping keluarga.

Setelah itu mereka memberikan penyuluhan pendampingan kepada keluarga yang berstatus stunting tadi. Setelah itu baru mereka mengukur seberapa jauh sosialisasi yang dilakukan.

Baca juga: Lucianty dan Andy Gunardi Jadi Kakak Asuh Pengentasan Stunting di Sumsel

Q : Kalau untuk ibu Lucianty sendiri, gambaran seperti apa stunting sehingga ibu berkenan jadi kakak asuh pertama untuk Tribun?

Setelah saya baca di beberapa berita, stunting ini sangat penting menyangkut masa depan negara kita bagaimana nanti para anak muda ini kalau banyak yang stunting kan masa depan kita seperti apa?

Untuk itu perlu penanganan yang cepat dan tepat bagaimana kita mencegah jangan sampai angka stunting untuk anak-anak di Indonesia semakin meninggi dan Indonesia menjadi zero stunting.

Itulah alasan saya tertarik menjadi kakak asuh mudah-mudahan nanti dengan program yang kita rembukkan menjadi jalan keluar untuk pencegahan stunting ini.

Baca juga: Sukseskan Program Cegah Stunting di Indonesia, BKKBN dan Tribun Network Kampanyekan CukupDuaTelur

Q : Dari Pak Andi selaku Presiden Rotary Club Internasional seperti apa gambaran stunting?

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved