Berita Muaraenim
Meski Dilarang, Masih Saja Pelajar di Muara Enim Bergelantungan dan Duduk di Atap Saat Naik Angdes
"Sudah kita kasih imbauan di sekolah-sekolah, namun masih saja terulang sepertinya sudah menjadi kebiasaan,” ujar AKP Suwandi, Selasa (20/12/2022).
Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Ahmad Farozi
SRIPOKU.COM, MUARAENIM - Meski petugas telah berulang kali menertibkan dan memberikan imbauan kepada pelajar dan supir Angkutan Pedesaaan (Angdes) untuk menjaga keselamatan saat di jalan raya, namun seperti masih membandel.
Terbukti, beberapa pelajar masih bergelantungan dan duduk diatas atap mobil saat naik transportasi angdes.
Dari informasi di lapangan, Selasa (20/12/2022), aksi bergelantungan atau naik mobil di atas atap tersebut masih terus berlangsung.
Meski kadang-kadang kucing-kucingan dengan petugas.
Dari pengamatan beberapa waktu yang lalu, seperti angdes yang beroperasi dengan rute Muara Enim-Ujan Mas.
Terlihat para pelajar lebih memilih bergelantungan dan duduk di atas atap mobil.
Sedangkan dibagian dalam mobil tempat duduknya masih ada yang kosong.
Aksi pelajar bergelantungan dan duduk diatas atap angdes ini seolah dibiarkan saja oleh supir angdes.
Padahal aksi tersebut sangat membahayakan keselamatan pelajar yang naik angdes tersebut.
Kapolres Muara Enim AKBP Andi Supriadi melalui Kasat Lantan AKP Suwandi mengatakan, pihaknya sudah melakukan imbauan baik kepada sopir angdes maupun penumpang, khususnya pelajar.
"Sudah kita kasih imbauan di sekolah-sekolah, namun masih saja terulang sepertinya sudah menjadi kebiasaan,” ujar Suwandi, Selasa (20/12/2022).
Mengantisipasi hal itu, dirinya akan menugaskan anggota Satlantas berjaga-jaga di depan sekolah untuk memonitoring agar tidak over penumpang.
Selain itu, petugas akan melakukan imbauan dan edukasi kepada pelajar dan supir angdes akan keselamatan berlalu lintas.
"Setiap jam masuk sekolah dan jam pulang sekolah anggota terus imbau dan edukasi keselamatan berlalulintas kepada sopir dan penumpang," katanya.
"Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan banyak sekali korban. Apalagi pelajar-pelajar tersebut aset negara," terangnya.