Fenomena Solstis akan Terjadi pada 22 Desember Nanti, Apa Dampaknya kepada Manusia ? Ini Jawabannya

Peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang meluruskan, fenomena solstis akan terjadi pada 22 Desember.

Tribun Sumsel/Rahmat Aizullah
FOTO ILUSTRASI 00 Sejumlah pegawai di kantor Bupati Muratara saat berburu momen Gerhana Matahari Cincin (GMC) yang terjadi pada Kamis (26/12/2019) lalu. 

Fenomena ini juga berdampak pada intensitas radiasi Matahari yang diterima permukaan Bumi, pada panjang siang dan malam; serta pergantian musim.

"Dampak solstis yang dirasakan oleh manusia tentu tidak seekstrem yang dinarasikan seperti pada imbauan yang disinformatif dan menyesatkan," tegas Andi.

Tidak ada larangan bagi manusia untuk keluar rumah lantaran, menurut Andi, solstis sama sekali tidak berkaitan dengan letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, ataupun banjir rob.

"Fenomena-fenomena tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan solstis dikarenakan solstis merupakan fenomena murni astronomis yang juga dapat memengaruhi iklim dan musim di Bumi," kata dia.

"Sedangkan fenomena-fenomena tersebut disebabkan oleh masing-masing dari aktivitas vulkanologis, seismik, oseanik, dan hidrometeorologi," tambahnya.

Berikut sejumlah dampak solstis yang akan terjadi pada 22 Desember 2022:

* Panjang siang (dari Matahari terbit ke terbenam) akan lebih panjang daripada panjang malam (dari Matahari terbenam ke terbit) untuk belahan Bumi selatan.

* Panjang siang akan lebih pendek dibandingkan dengan panjang malam untuk belahan Bumi utara.

* Terjadi fenomena Matahari Tengah Malam atau Midnight Sun di wilayah kutub selatan. Hal ini karena kutub selatan condong ke Matahari sehingga seluruh bagian kutub disinari Matahari. Panjang siang di wilayah kutub selatan menjadi 24 jam.

* Di wilayah kutub utara akan terjadi fenomena Malam Kutub atau Polar Night. Hal ini karena kutub utara menjauhi Matahari sehingga seluruh bagian kutub tidak disinari Matahari. Panjang malam di wilayah kutub utara menjadi 24 jam.

* Terjadi puncak musim panas di lintang sedang belahan Bumi selatan, sedangkan di lintang sedang belahan Bumi utara terjadi puncak musim dingin.

* Untuk lintang rendah, baik di belahan Bumi utara maupun belahan Bumi selatan, terjadi puncak musim hujan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bukan 21 Desember, melainkan 22 Desember, Ini Dampak Fenomena Solstis bagi Manusia"

===

Simak berita Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved