Berita Aceh
UMKM Aceh Terus Berkembang Menjadi Andalan Koperasi Provinsi Aceh
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya keterlibatan UMKM melalui Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Aceh
SRIPOKU.COM, ACEH - Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya keterlibatan Usahan Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Aceh.
Sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 4, UMKM merupakan bagian dari perekonomian nasional yang berwawasan kemandirian dan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sesuai data dari Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Aceh, jumlah UMKM di wilayah Provinsi Aceh saat ini sebanyak 74.810 UMKM.
Secara keseluruhan untuk lingkup Aceh, pembiayaan untuk UMKM di Aceh tumbuh positif.
Berdasarkan data Bank Indonesia Perwakilan Aceh, pada periode Desember 2021, nilai pembiayaan untuk UMKM seluruh Aceh mencapai Rp 8,3 triliun, dengan nilai penyaluran KUR mencapai Rp 2,4 triliun atau 61,83 persen dari plafon penyaluran Rp 3,9 triliun.
UMKM di Aceh saat ini terus berkembang dan menjadi andalan Aceh.
Beberapa diantaranya bahkan sudah dikenal hingga mancanegara, baik itu dari usaha fashion seperti Minyeuk Pret, Ija Kroeng hingga Yuyun Bordir.
Kemudian juga usaha kuliner yang tidak kalah menarik, mulai dari kopi hingga coklat yang dikemas dalam usaha Socolatte.
Berikut profil lengkap UMKM Aceh.
MINYEUK PRET

Minyeuk Pret berasal dari tanah Aceh yang memposisikan diri sebagai pelopor dan inovator di industri Parfum Branded yang bertujuan untuk mengangkat budaya, sejarah dan nilai-nilai bangsa Aceh kepada dunia melalui wewangian.
Parfum produk local ini memiliki enam varian aroma, yaitu bunga seulanga, meulue, jeumpa, dan bunga kamaliah, disukai kalangan remaja dan orang tua.
Sedangkan best seller Minyeuk Pret adalah aroma bunga seulanga dan kamaliah. Selain itu, masih ada dua jenis produk lagi yang sudah diterima pasar, yaitu aroma kopi dan sanger expresso.
IJA KROENG
Ija kroeng belakangan ini banyak dipakai oleh kalangan pria dan wanita muda, baik untuk melaksanakan shalat maupun untuk kelengkapan pakaian sehari-hari.
Bahkan banyak di antara pria dan wanita di Aceh yang mengenakan ija kroeng saat mengunjungi pesta, acara resmi dan aktivitas bermasyarakat.
Ija Kroeng, menawarkan beragam jenis produk kepada konsumen, antara lain kain sarung, celana sarung, baju, syal, dan beragam jenis lainnya.
Adapun harganya cukup beragam, seperti kain sarung Rp 285.000, celana sarung Rp 335.000, baju Rp 365.000 dan Rp 395.000, kain sarung ikat bahan linen Rp 420.000 dan ada kain sarung linen motif bordir manual Rp 1.730.000.
BITATA FOOD

Bitata adalah singkatan dari Biar Tambah Taqwa. Pendiri IKM ini mempunyai keinginan menciptkan suatu produk pangan untuk memajukan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sekitar, khususnya di Aceh, dengan landasan iman dan meningkatkan ketaqwaan.
Produk Bitata Food sudah memiliki sertifikat halal dari LPPOM MPU Aceh dan juga sertifikat PIRT dari dinas kesehatan Kota Banda Aceh.
Semua produk BITATA FOOD menggunakan 100 persen bahan yang berasal dari Indonesia, tidak mengandung bahan pengawet karena diproses dengan menggunakan bahan yang terbaik sehingga mampu mempertahankan cita rasa dari bahan-bahan tersebut ketika disajikan di dapur anda varian dari produk BITATA diantara nya adalah, crispy garlic yang terbuat dari bawang
putih lokal yang berkualitas.
Kemudian Bawang goreng, Bumbu nasi minyak atau dalam bahasa aceh disebut “ Bu Minyeuk ” serta keripik kentang dan stick keju dengan berbagai varian rasa Bitata Food Indonesia sukses menempati ranking 10 besar dari 100
finalis UKM yang lolos Demoday Foodstartup Indonesia (FSI) 2021 Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif Indonesia.
Bitata Food menjadi wakil UKM Aceh yang berhasil lolos berdasarkan hasil seleksi yang diumumkan oleh Deputi Bidang Industri dan
Investasi, di Jakarta, Senin, (28/6/2022).
Ulee Kareng Kopi
Bumi Serambi Aceh adalah penghasil kopi. Bahkan bagi pecinta kopi, tempat ini surganya.
Di setiap sudut kota bertebaran kedai kopi yang aroma dan rasanya selalu menggoda.
Masyarakat Aceh juga punya budaya minum kopi sambil membicarakan beragam persoalan yang berkembang di masyarakat.
Salah satu daerah penghasil kopi adalah kawasan Ulee Kareng, sehingga kopi Aceh dinamakan Ulee Kareng, yang artinya
kepala ikan asin.
Dan untuk mendapatkan kopi ini sekarang sudah disajikan dalam kemasan menarik.
Salah satunya adalah produk Coffee Ulee Kareng. Kami menamakan produk kami sesuai dengan di mana kopi ini dihasilkan. Kami sudah memproduksi sejak tahun 1960.
Sejak awal dimulainya usaha ini diolah secara pola tradisional. Namun dalam perkembangannya sudah terjadi perubahan dalam mempertahankan komitmen cita rasa alami 100 persen kopi asli, diwujudkan dengan cara pengolahan secara modern, tanpa
mengesampingkan pola tradisional.
Bubuk Kopi Ulee Kareng dikemas dalam beberapa bentuk kemasan yang sering dijadikan souvenir selain kebutuhan Rumah
Tangga, Hotel, Restoran dan Warung Kopi Adapun hasil-hasil produksi bubuk kopi merek Ulee Kareng terdiri dari : Kopi
warung organik, Kopi bubuk spesial, Kopi Ulee Kareng Arabica, Kopi Ulee Kareng Organik, Robusta Kopi Ulee Kareng 2 + 1 (Kopi +Gula).
Kopi Arabica Super, Kopi Rubusta Original, Kopi Super Quality, Kopi Tubruk Susu Sanger, Bubuk keras Kopi Rubusta.
DENDENG MAJA
Dendeng Sapi Aceh MAJA terbuat dari daging sapi pilihan yang berkualitas tinggi dan diracik dengan rempah-rempah pilihan sehingga menjadi pilihan terbaik dalam rasa, diproses secara Higienis dan seusai dengan Syariah, disamping itu Dendeng Aceh MAJA juga telah mengantongi Izin Halal, BPOM RI MD, Dan Nomor Kontrol Veteriner (NKV).
Maja Dendeng Sapi, daging sapi kering yang perlu dimasak terlebih dahulu sebelum disantap merupakan olahan daging sapi yang halal, dibuat oleh pengusaha asli Aceh, yang berdomisili di Aceh Besar.
Saat ini pembelian secara online juga sudah dapat dipesan melalui platform market place shoppee, lazada, bukalapk, bli bli dll. Untuk Cara penyajian juga sangat mudah sekali :
- Panaskan minyak dengan api kecil
- Masukkan dendeng kedalam air putih selama 5 menit
- Angkat dan goreng sampai matang lalu sajikan
IKAN KAYU CAP KAPAL TSUNAMI
Dalam sejarahnya ikan kayu dibuat untuk bertahan hidup pada masa perang Aceh yang berkecambuk, sehingga masyarakat siaga untuk menyesuaikan diri, kuliner satu ini dapat bertahan hingga jangka waktu tahunan.
Untuk harga sendiri oleh-oleh satu ini dibandrol sesuai dengan ukuran produk. Dimana ukuran 250 gram dijual dengan harga
Rp 50 ribu, sedangkan 100 gram Rp 25 ribu.
Bila siap saji dijual dengan harga Rp 25 ribu, sesuai dengan pesanan.
Proses pembuatan keumamah cukup makan waktu. Pertama, ikan tongkol atau tuna segar --belum diberi bahan pengawet -- direbus hingga matang, kemudian ikan dibersihkan dari duri, tulang, kepalanya juga dihilangkan.
Setelah itu ikan dibelah empat dan dijemur di bawah terik matahari selama beberapa hari.
Proses pengawetan ikan hingga jadi keumamah ini berasal dari para pejuang Aceh zaman baheula.
Pada masa penjajahan, mereka harus bergerilya di hutan dalam waktu lama.
Itu mengapa makanan yang dapat bertahan lama--dan lezat—juga termasuk dalam amunisi para pejuang.
Kepraktisan keumamah juga membuatnya jadi menu andalan jemaah haji Aceh yang hendak bertolak ke Tanah Suci.
Waktu perjalanan dan Ibadah yang lama tak jadi masalah karenamereka punya bekal keumamah untuk makan selama
di tanah suci.
Pucok By: Yuyun Bordir

Bordir Aceh memiliki motif yang unik dan indah, tidak kalah dengan produk dari daerah lain.
Yuyun bordir khususnya, telah memproduksi bermacam-macam motif bordir Aceh, baik yang masih original ataupun yang sudah dimodifikasi.
Barang-barang yang kami produksi antara lain: Aneka mukena, bakal kebaya yang menarik, aneka sulaman dll
dengan motif-motif Aceh yang unik.
Produk-produk kreasinya bermerek PUCOK seperti tas, dompet, baju, aksesoris, payung dengan harga jual bervariasi. Pada proses produksinya, PUCOK mengombinasikan corak Aceh dalam mendesain dengan cara sedikit mengubah corak Aceh dari aslinya, baik dari segi motif atau pun warna, sehingga menghasilkan kreasi dengan gaya dan corak baru, namun tetap bermotif dasar Aceh.
Produk PUCOK by yuyun bordir juga dapat dipesan melalui market place ternama di Indonesia, produk PUCOK sendiri saat ini juga telah merambah hingga mancanegara.
Banyak juga turis maupun rombangan pejabat yang datang ke Aceh singgah di toko PUCOK untuk membeli beragam produk yang tersedia sebagai oleh-oleh dari Aceh.
SOCOLATTE

Socolatte merupakan usaha yang bergerak di bidang pengolahan makanan dengan bahan baku utama biji kakao sehingga menghasilkan produk siap saji.
Pengolahan dimulai dari biji kakao pilihan & biji kakao fermentasi, yang ditanam, dipetik dan diproses di Aceh, sehingga lahirlah cikal bakal produk coklat yang memiliki cita rasa khas coklat asli Aceh.
Menggunakan bahan baku berupa bijih cokelat dari petani lokal, socolatte menawarkan rupa-rupa olahan yaitu permen cokelat, bubuk cokelat, minuman cokelat, brownies cokelat, hingga timphan cokelat.
Timphan merupakan kudapan tradisional yang kerap hadir dalam hari besar atau perayaan seperti tatkala Lebaran.
Socolatte merupakan Cokelat khas yang menawarkan citarasa unik.
Serta memiliki rasa yang berbeda saat lelehan cokelat lumer ke dalam mulut. Socolatte merupakan merk dagang (brand) produk olahan berbahan baku biji kakao asli Aceh yang diproduksi oleh kelompok yang diketuai Irwan Ibrahim.
Bahan baku dipetik dari hasil budidaya petani Aceh yang selalu tersedia jumlahnya sepanjang tahun. Jika Anda ke Aceh, jangan lupa mampir di Cafe Socolatte tepatnya di Kabupaten Pidie Jaya.
Rasakan langsung nikmatnya Coklat Aceh. Cocok juga menjadi buah tangan atau oleh-oleh. Pastinya produksi dalam negeri sendiri dan tentu enak bukan main.