Mahasiswa di Palembang Dianiaya Senior
Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Dianiaya Senior saat Diksar, DPRD Sumsel Minta Diusut Tuntas
Kalau memang pihak warga ingin melaporkan dan ingin kami pihak DPRD menjadi pendampingan, kami siap melakukan pendampingan
Salah satu dosen di kampus tersebut sekaligus kerabat Zero yang enggan disebutkan namanya, telah memberikan keterangan bahwa saat ini Zero masih mengalami syok akibat pemukulan oleh senior sehingga menyebabkan muka Zero terdapat luka memar.
"Orangtua korban masih keluarga saya bahkan saat ini korban mengalami memar di bagian muka dan mata bengkak," kata dosen yang meminta namanya tak ditulis.
Sementara itu, Mai yang merupakan ibu korban mengaku sangat terpukul saat mengetahui kabar anaknya telah menjadi korban kekerasan saat mengikuti diksar yang diduga dilakukan oleh seniornya tersebut.
Terlebih saat dirinya melihat kondisi wajah Zero dipenuhi lebam dan terdapat luka akibat sundutan api rokok, Mai menilai tindakan tersebut sudah tidak manusiawi.
"Kondisi anak saya saat ini jidatnya bengkak, telinga biru semua, mata bengkak, ada sundutan rokok di muka, kedua lengan biru dan ada banyak bekas jotos di kepala," terangnya.
Lebih lanjut, Mai atas kejadian tersebut Umar sampai mengalami kondisi psikis yang buruk sehingga berniat tidak ingin melanjutkan perkuliahan kembali.
"Karena kasus ini anak saya jadi kepikiran untuk putus kuliah. Parahnya saat kejadian Umar sampai ikut ditelanjangi oleh pelaku," sambungnya.
Akibat tak tahan atas rasa sakit yang dirasakan Zero, akhirnya Mai memutuskan untuk membawa anaknya ke Rumah Sakit Hermina di Jakabaring Palembang, siang tadi.
Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

"Tadi siang kami larikan ke rumah sakit dan korban masih belum bisa dibesuk dulu. Jujur, dari semalam saya terus-terusan menangis bila membayangkan saat anak saya diperlakukan seperti binatang, biadab sekali mereka," ketus Mai berharap pelaku dihukum sesuai dengan kesalahannya.
Namun, dari kejadian yang menimpa sang anak, Mai dan keluarga memutuskan belum melaporkan kasus ini ke pihak berwajib.
"Belum karena mau dipertimbangkan terlebih dahulu, yang penting anak kami sehat fisik dan mentalnya dulu untuk saat ini," pungkasnya.
Meski demikian, fakta lain yang didapatkan dari berbagai sumber terdapat dua korban lainnya yang ternyata telah membuat laporan ke pihak kepolisian setempat TKP.
Kapolsek Gandus, AKP Wanda Dhira Bernard kemudian membenarkan hal tersebut, sampai kemarin (1/09/2022) telah ada sebanyak 2 korban yang membuat laporan atas kasus penganiayaan tersebut.
"Selama menjalankan giat di bumi perkemahan ada dua laporan sampai dengan kemarin terkait permasalahan antar mahasiswa," jelasnya saat dihubungi siang ini.