Mahasiswa di Palembang Dianiaya Senior

Korban Pengeroyokan Saat Diksar UIN Raden Fatah Palembang Akhirnya Buka Suara 'Dipaksa Buat Video'

Korban pengeroyokan diksar UKMK Litbang UIN Raden Fatah Palembang akhirnya angkat bicara terkait tersebarnya video pada saat dirinya meminta maaf

Editor: adi kurniawan
Tribun Bogor
Ilustrasi Pengeroyokan -- Korban pengeroyokan diksar UKMK Litbang UIN Raden Fatah Palembang akhirnya angkat bicara terkait tersebarnya video pada saat dirinya meminta maaf karena telah menyebarkan berita bohong 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Korban pengeroyokan diksar unit kegiatan mahasiswa kampus atau UKMK Litbang Universitas Islam Negeri atau UIN Raden Fatah Palembang akhirnya angkat bicara terkait tersebarnya video pada saat dirinya meminta maaf karena telah menyebarkan berita bohong mengenai UKMK Litbang yang membuat sejumlah pihak berang.

Korban yang diketahui berinisial ALP (19) memberikan klarifikasi lebih lanjut mengenai video permohonan maaf dirinya kepada pihak panitia karena telah memberikan berita palsu tentang pungli yang dilakukan pihak UKMK Litbang UIN Raden Fatah Palembang dalam pelaksanaan diksar anggota baru. 

Dalam pengakuannya, ALP menyebutkan video tersebut dia buat dalam keadaan terpaksa dan tertekan sebab korban sendiri menerima ancaman.

"Terkait video saya sebelumnya yang menyebutkan bahwa saya telah membagikan berita hoaks itu dibuat dengan kondisi terancam dan ditekan oleh pihak panitia," katanya kepada awak media, Senin (3/9/2022).

Hal tersebut tentu membuat dirinya ketakutan dan saat ini dia meminta perlindungan dari pihak berwenang agar kasus ini dapat segera ditangani. Terlebih trauma yang dia rasakan sampai membuatnya enggan untuk melanjutkan perkuliahan.

"Hari ini, Senin 3 Oktober 2022 saya sebagai korban kekerasan dari kegiatan diksar yabg diadakan Ukmk Litbang UIN Raden Fatah Palembang membenarkan adanya penganiayaan terhadap saya, dan memohon perlindungan kepada pihak berwenang," ujarnya lagi.

Diketahui sebelumnya atas kejadian tersebut ALP harus menderita rasa sakit di sekujur tubuhnya termasuk muka, telinga, pipi, bahu dan perut.

"Saya menerima penganiayaan, ancaman, pemukulan dan sundutan api rokok di pipi saat itu hingga waktu subuh," lanjut dia.

Membuat ALP merasa ngeri lagi yaitu saat dirinya terpaksa harus ditahan selama 2 jam oleh pihak panitia karena dirinya diminta untuk membuat surat pernyataan agar dia dan pihak keluarga tidak membuat laporan ke pihak kepolisian karena telah dikeroyok.

"Saat itu juga saya sempat dimintai untuk membuat surat pernyataan agar saya tidak melapor ke polisi, bahkan salah satu senior sempat mengancam saya dengan sembari memegang golok," pungkasnya.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan pihak terduga pelaku beserta ketua umum UKMK Litbang masih enggan dimintai keterangan apapun.

Bahkan wartawan Sripoku.com telah berupaya menghubungi ketua umum UKMK Litbang beberapa ki melalui pesan WhatsApp.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved