Beda Hanya Rp. 4.500, Mana yang Sebenarnya Lebih Hemat untuk Kendaraan, Pertamax atau Pertalite ?

Usai mengalami kenaikan, beberapa netizen menyebut jika Pertalite disebut-sebut mulai boros secara pemakaian.

TribunSumsel.com/Nando
Suasana pom bensin 243.06169 yang berada jalan lintas timur (Jalintim) Kota Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Gambar diambil Sabtu (3/4/2021) sore. 

SRIPOKU.COM -- Seiring dengan kenaikan harga yang dialami bahan bakar dalam negeri, kualitas soal bahan bakar in ipun mulai menjadi pembicaraan.

Baru-baru ini, netizen dihebohkan dengan munculnya kabar jika beberapa masyarakat mengeluhkan konsumsi Pertalite yang disebut--sebut lebih boros dari sebelumnya.

Beberapa netizen pun mulai membandingkan kualitas antara Pertalite dan bahan bakar Pertamax.

Saat artikel ini ditulis, Pertalite berada di posisi harga Rp. 10.000 sementara Pertamax ada di posisi Rp. 14.500, lebih mahal 4.500 dari Pertalite.

Lantas, mana yang sebenarnya lebih irit, Pertamax atau justru Pertalite ?

===

Pertamax atau Pertalite ?

Dosen Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Jayan Sentanuhady mengatakan bahwa BBM jenis Pertamax lebih irit jika dibandingkan dengan Pertalite.

"Iya, betul (Pertamax lebih irit)," ujarnya, saat dihubungi oleh Kompas.com, Kamis (22/9/2022).

Artinya, kendaraan yang diisi BBM jenis Pertamax akan lebih irit jika dibandingkan kendaraan yang diisi Pertalite dalam hal konsumsi BBM.

Menurutnya, terdapat beberapa alasan mengapa BBM jenis Pertamax lebih hemat jika dibandingkan dengan Pertalite.

Hal ini lantaran nilai oktan Pertamax yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Pertalite. Pertalite memiliki RON (Research Octane Number) 90, sementara Pertamax 92.

"Beberapa alasannya, Pertamax octan number-nya lebih tinggi, sehingga potensi terjadinya knocking relatif lebih rendah," ungkapnya.

Ilustrasi nozzle bahan bakar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU).
Ilustrasi nozzle bahan bakar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU). (KOMPAS.com/STANLY RAVEL)

Knocking adalah istilah yang digunakan saat munculnya bunyi layaknya ketukan pada mesin yang bersumber dari ruang bakar.

Knocking ini dapat menjadi masalah yang mulai muncul dan terjadi secara berkelanjutan sehingga mengakibatkan pengeluaran membengkak.

Sebab, hal ini bisa menyebabkan kendaraan bolak-balik ke bengkel untuk diperbaiki.

Selain itu, Jayan juga menyampaikan bahwa Pertamax dapat meminimalisir pembakaran yang tidak terkontrol.

"Oktan number yang tinggi membuat bahan bakar lebih sulit terbakar sehingga aman dari kemungkinan pembakaran dini yang tidak terkontrol," jelasnya.

Oleh karena itu, bagi kendaraan yang memiliki kompresi rasio silinder tinggi (lebih dari 10) disarankan memakai BBM dengan nilai oktan yang lebih tinggi.

"Untuknya bila dengan bahan bakar Pertamax dan kompresi rasio silinder tinggi (lebih dari 10) akan membuat mesin memiliki efisensi yang lebih tinggi," jelas Jayan.

===

Pilih BBM yang Sesuai Kendaraan Anda

Kendati Pertamax lebih hemat, Anda perlu memastikan BBM jenis apa yang dibutuhkan kendaraan Anda.

Hal itu bisa dilihat dari rasio kompresi mesin kendaraan Anda.

Rasio kompresi akan menentukan kandungan RON bahan bakar yang wajib digunakan.

Semakin tinggi, maka butuh RON semakin besar.

Bila tidak sesuai maka rentan knocking alias detonasi.

"Jadi untuk kompresi lebih dari 9.5 sebaiknya pake oktan 92 ke atas (Pertamax)," saran Jayan.

Sementara untuk kendaraan dengan rasio kompresi di bawah 9,5 bisa menggunakan BBM dengan nilai oktan di bawah 92 (Pertalite).

Dilansir dari Kompas.com (5/9/2022), kualitas bahan bakar yang sesuai membuat kalibrasi tekanan pada ruang bakar lebih seimbang.

Sementara kompresi bahan bakar dengan kebutuhan mesin yang seimbang berdampak pada akselerasi mobil yang lebih responsif.

Hasilnya, tarikan mobil menjadi enteng sehingga penggunaan bahan bakar lebih efisien.

"Bisa dirasakan dari tarikan mesin, semakin enteng berarti bahan bakar irit," kata Didi Ahadi, Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor (TAM).

===

Sumber : Kompas.com

===

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved