Berita Lahat
Sekujur Tubuhnya Melepuh, Siang Malam Yunita Menahan Rasa Sakit, Berharap Bantuan untuk Berobat
Sekujur tubuhnya melepuh akibat disiram cairan keras (cuka para), oleh Yulina yang tak lain kakak dari ibu suaminya pada 31 Juli 2022 lalu.
Penulis: Ehdi Amin | Editor: Ahmad Farozi
SRIPOKU.COM, LAHAT - Yunita (33) hanya bisa berbaring tak banyak bergerak. Sebab bergerak sedikit saja dia harus menahan perih akibat luka lepuh disekujur tubuhnya.
Ia juga harus menahan rasa nyeri sendi dan menahan pegal lantaran hanya bisa terbaring.
Sekujur tubuhnya melepuh akibat disiram cairan keras (cuka para), oleh Yulina yang tak lain kakak dari ibu suaminya pada 31 Juli 2022 lalu.
Kondisi seperti ini sudah lebih dari satu bulan dirasakannya. Saat Sripoku.com mengunjungi kediamanya di Desa Manggul Kecamatan Lahat Kabupaten Lahat, Selasa (13/9/2022), dia terlihat memperihatinkan.
Meski berisaha menunjukkan sikap ramahnya, tapi ia tidak bisa menyembunyikan rasa sakitnya sambil terus merintih.
Yunita juga tampak masih merasakan trauma mendalam atas kejadian yang dilakukan oleh saudara ibu suaminya itu. Dia tak mengetahui, apa penyebab uwak dari suaminya itu tega menyiram air keras ke tubuhnya.
Diceritakan, saat itu dia sedang menjemur pakaian, persis di dekat sebuah sumur di belakang kontrakannya.
Tiba-tiba dia didatangi Yuliana yang langsung menyiramkan cairan keras ke tubuhnya. Dia merasakan sakit yang sangat dan langsung terduduk sambil menutupi wajah.
Saat itu, anaknya yang sebentar lagi akan sekolah yang melihat kejadian tersebut langsung menangis dan berteriak melihat ibunya merintih kesakitan.
"Orangnya sudah ditahan, tapi saya belum tahu alasannya mengapa tega berperilaku kejam kepada saya," ucapnya.
Pasca kejadian tragis dibelakang kontrakannya, Yunita saat itu langsung dilarikan warga ke RSUD Lahat. Kulit putih wanita kelahiran Semarang, Jateng itu seketika langsung melepuh.
Dokter di RSUD Lahat memvonis 79 persen tubuhnya, melepuh akibat siraman cuka para itu.
"Sempat dirawat lima hari di RSUD Lahat. Saat cek up, pihak RSUD Lahat mengatakan tidak sanggup, harus dirujuk ke Palembang untuk buang kulit yang mati," ujarnya.
Sambil menguatkan diri, sesekali Yunita menggerakkan tubuhnya yang hanya ditutupi sebuah sarung. Dia tidak bisa mengenakan pakaian, hanya bisa pakai sarung, karena kulitnya masih melepuh.
Dia berharap, ada dermawan yang mau membantu, agar dia bisa berobat ke Palembang.
Sambil tertitih berjalan ke ruang tengah kontrakannya, terdengar rintihan perih dari mulutnya.
"Perih rasanya. Apalagi ketika malam, hanya bisa menangis. Mau gerak saja, perih rasanya," ucapnya.
Tidak berapa lama duduk, Yunita kembali masuk ke bilik kamarnya. Saat berdiri, terlihat hanya bagian belakang tubuhnya saja yang tidak melepuh akibat siraman cuka para itu.
Andri Syaputra (25) suami Yunita mengatakan, pasca kejadian sudah membawa Yunita ke RSUD Lahat. Namun kemudian Yunita harus dirujuk ke RS di Palembang.
Keterbatasan ekonomi membuat Andri tidak bisa berbuat apa apa.
Terkadang tetesan air mata tanpa sadar berurai saat melihat istri tercinta merintih kesakitan di kamar berukuran 3x3 meter dikontrakannya yang berukuran 6x6 meter.
Di rumah kontrakannya itu, ditempati bersama istri dan anaknya Yulian Excel (5).
"Siang malam pak dia merintih kesakitan. Terkadang tengah malam. Saya bingung harus berbuat apa. Saya hanya berusaha menguatkan istri saya," ujarnya saat dibincangi Sripoku.com, Selasa (13/9/2022).
Dikatakan, jangankan untuk biaya berobat ke Palembang, dia yang hanya seorang buruh pembuat batu bata kadang susah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Apalagi kini isterinya dalam keadaan sakit, sehingga dia tak bisa full bekerja, karena juga harus merawat isterinya.
"Saya ingin sekali istri saya sembuh pak. Kasihan dia selalu kesakitan. Saat ini kami sangat berharap bantuan dari para dermawan sehingga saya bisa membawanya ke Palembang sesuai rujukan RSUD Lahat," harap Andri.
Kepala Desa Manggul, Hermansyah mengatakan, sampai sejauh ini belum ada pihak luar yang memberikan bantuan kepada warganya tersebut.
"Pihak desa sudah berupaya maksimal untuk menolong warga kami ini," kata Hermansyah, usai menyerahkan sejumlah bantuan uang agar Yunita bisa berobat ke Palembang.
Dikatakan, Yunita dan suaminya merupakan warga baru diwilayahnya. Saat kejadian, hanya tercatat berdomisili, belum memiliki KTP dan Kartu Keluarga.
Meskipun begitu, pihaknya tidak akan menelantarkan warganya. Sejumlah administrasi dibuat, agar Yunita bisa merasakan program berobat gratis dari Bupati Lahat.
"Berbagai pihak memang belum kami hubungi. Kami berharap hati dermawan bisa tergerak untuk berikan bantuan, agar Yunita bisa segera dirawat ke Palembang," ujarnya.