PERBEDAAN Pangeran Charles vs Ratu Elizabeth II, Ini Kata Pengamat Politik Hubungan Internasional
Dosen jurusan Hubungan Internasional Fisip Unsri, Ferdiansyah R, S.IP, M.A mengatakan sosok Pangeran Charles yang akan menggantikan Ratu Elizabeth II
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: pairat
Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sepeninggal wafatnya Ratu Elizabeth II, sesuai aturan nantinya Pangeran Charles yang merupakan anak pertama sesuai garis keturunan.
Dosen jurusan Hubungan Internasional Fisip Unsri, Ferdiansyah R, S.IP, M.A mengatakan sosok Pangeran Charles yang akan menggantikan Ratu Elizabeth II ini nanti seharusnya sama.
Hal ini karena sebenarnya mereka dididik secara eksklusif cara kehidupan Kerajaan. Bahkan kalau mereka ngelantur sedikit kan mereka langsung bisa diadili oleh Kerajaan.
"Sosok pengganti siapapun itu memang dididik secara spesifik ala Kerajaan dan Pangeran Charles usianya sudah 73 tahun. Artinya dia hidup di dalam atmosfer seperti itu sudah sangat lama.
Dia melihat ibunya bagaimana, tentu doktrinasi dalam Kerajaan sangat kuat ke dia. Pasti dia tidak akan berbeda jauh dengan sosok ibunya," ungkap Ferdi kepada Sripoku.com, Jumat (9/9/2022).

Baca juga: Profil Ratu Elizabeth II, 70 Tahun Bertakhta Kalahkan Masa Keemasan Nenek Buyut Ratu Victoria
Dijelaskannya, paling yang membedakan karena dia cenderung lebih terbuka kepada publik. Mungkin dia akan semisterius ibunya. Mungkin akan banyak pribadinya yang bisa dilihat oleh masyarakat.
"Pangeran Charles dari dulu sudah tahu dia bakal jadi pewaris tahta. Dan dia dididik untuk menjadi pewaris tahta itu tadi. Kan selalu anak pertama dari raja itu sudah dididik untuk menjadi pewaris tahta. Umumnya Kerajaan begitu" kata Ferdi.
Ferdi yang merupakan alumni Fisip UMY, dan pasca sarjana di UGM memaparkan,
Ferdi menyebut, Inggris parlemennya yang kuat, Perdana Menteri. Mereka hanya simbol. Berbeda dengan Raja Arab yang sekaligus powerfull.
Ia menyebut Ratu Elizabeth II merupakan raja yang paling lama di Inggris yang bertahta selama 70 tahun. Sejak tahun 1952 dia sudah naik tahta. Sebenarnya dia masih mewarisi cara-cara monarki lama Inggris.
Dulu kan Kerajaan Inggris sangat ekslusif, kehadirannya itu memang nyaris tidak pernah mengundang kontroversi, sangat menjaga attitude royal British familynya.
"Banyak yang ngomong dia jadi simbol yang bisa dikatakan misterius sehingga gerak-geriknya sangat ditunggu-tunggu, dicari-cari. Bahkan ada satu massa memang Ratu Elizabeth ini jadi simbol trend fashion dari dia," kata Ferdi

Nah, berbeda dengan keturunan selanjutnya yang nyaris tidak misterius. Semua kegiatan bisa dipantau oleh publik sebagian besar kita tahu seperti Pangeran Charles pernah menikah dengan Putri Diana (Lady Diana), dapat sorotan publik yang luas.
Lalu belum lagi anaknya, Pangeran Harry yang menikah dengan Kate Middleton yang dalam garis Inggris itu rakyat jelata.
"Yang mencolok dari sosok Ratu Elizabeth II itu masih menjaga ekslusivitas Kerajaan Inggris. Tapi sosok setelahnya jauh lebih terbuka. Lebih terlihat pada publik. Begitu perbedaannya yang akan terjadi ke depannya," beber Dosen kelahiran Jambi 11 April 1989.
Tapi kalau secara fungsi, pasti akan sama. Karena sebenarnya sejak Inggris itu memakai sistem Monarki Parlemen di abad 17 atau 18 era revolusi Demokrasi sebenarnya Parlemen Inggris itu peran pemerintahnya sudah mengecil.
Ferdi yang merupakan alumni Fisip UMY, dan pasca sarjana di UGM memaparkan, peran pertamanya jelas cuma konsultasi, misalkan ada hukum baru yang mau dibuat biasanya dikonsultasikan ke Kerajaan.
Selebihnya mereka hanya menjaga simbol kepala negara. Sampai hari ini termasuk Ratu Elizabeth II dan kedepannya.
Jadi mereka tugas utamanya kalau kita perhatikan itu sebenarnya bagaimana caranya hubungan diplomatik Inggris yang bisa dikatakan sangat baik dengan nyaris seluruh negara-negara terjaga.
Mereka anggarannya besar sekali digunakan untuk menjaga hubungan diplomatik tadi salah satunya pergi ke seluruh dunia untuk bertemu dengan negara-negara.

"Nah Inggris ini sangat bagus, salah satu negara pengkoloni, penjajah. Tapi pasca kolonial, mereka masih menjaga hubungan baik dengan negara-negara itu.
Ada 50 lebih negara Persemakmuran di bawah Inggris. Jadi tugas mereka hanya untuk mengkonsolidasi hubungan diplomatik itu agar tetap baik dan menguntungkan bagi Inggris," pungkasnya. (Abdul Hafiz)
Baca juga: PROFIL Raja Charles III, Sosok Pengganti Ratu Elizabeth II, Jadi Raja Tertua dalam Sejarah Inggris