Liga 1
Liga 1 2022-2023 Belum Sebulan Sudah 2 Pelatih Dipecat, Teco dan Bernando Tavares Angkat Bicara
Dua pelatih tim Liga 1 2022-2023 angkat bicara soal pemecatan dua pelatih oleh klub masing-masing.
Penulis: Muhammad Naufal Falah | Editor: adi kurniawan
SRIPOKU.COM -- Dua pelatih tim Liga 1 2022-2023 angkat bicara soal pemecatan dua pelatih oleh klub masing-masing.
Soal pemecatan Robert Alberts sebagai pelatih Persib Bandung dan Javier Roca di Persik Kediri, pelatih Bali United, Stefano Teco Cugurra menyayangkan sedangkan pelatih PSM Makassar Bernando Tavares tak berkomentar banyak.
Apalagi belum satu bulan kompetisi Liga 1 2022-2023 berjalan, dua pelatih sudah jadi korban pemecatan klub masing-masing.
Baca juga: Eks Pelatih Sriwijaya FC Setuju Laga Liga 1 Dipimpin Wasit Asing, Kinerja Wasit Lokal Disorot

Robert Rene Alberts jadi pelatih pertama yang harus dipecat Persib Bandung usai tiga pekan pertama Liga 1 2022-2023 tak berhasil memetik kemenangan.
Terbaru, Javier Roca jadi korban pemecatan klub atas hasil Persik Kediri yang nyaris serupa.
Persik hanya beroleh hasil imbang dan dua kekalahan pada tiga pekan awal.
Bahkan, Jacksen F Tiago harus bersiap-siap lengser dari kursi pelatih Persis Solo yang belum pernah menang sekali pun dan terjunam di dasar klasemen sementara.
Terkait itu, mengutip BolaSport.com dari Kompas.com, Selasa (16/8/2022), pelatih Bali United, Stefano Cugurra ikut menanggapi fenomena pemecatan pelatih pada pekan-pekan awal Liga 1 2022-2023.
Dia menyayangkan keputusan klub yang bersangkutan untuk memecat sang pelatih.
Menurutnya, Robert Alberts dan Javier Roca hanya diberi kesempatan tiga laga pada awal kompetisi.
Menurut Teco, sapaan akrab Stefano Cugurra, masih terlalu cepat menghakimi baik-buruk kualitas pelatih.
"Kadang-kadang kita bisa bicara pelatih yang kurang. Tapi, kadang-kadang faktor lain-lainnya. Tapi, ini kurang bagus karena terlalu awal. Poin di antara tim juga masih dekat di klasemen," ujar Teco dilansir dari Kompas.com.
Kebiasaan bongkar pasang pelatih dan budaya serba instan menjadi perhatian Teco.
Menurutnya, kebiasaan ini harus segera diubah, karena tidak sehat untuk ekosistem sepak bola Indonesia.
"Situasi yang saya pikir tidak bagus untuk sepak bola. Tapi, saya tidak mau menjawab lebih. Karena saya juga tidak mengerti bagaimana kondisi di tim di sana," kata pelatih yang sudah tiga kali juara Liga 1 Indonesia itu.
"Baru bermain tiga pertandingan di Liga. Saya pikir itu terlalu awal. Liga 1 kemarin hanya 5 bertahan sampai akhir kompetisi. Terus banyak tim degradasi dan ganti pelatih," sambungnya.

Adpaun pelatih PSM Makassar, Bernando Tavares enggan berkomentar banyak.
Baru menjalani musim debut di Liga 1 2022-2023, dia mengklaim masih beradaptasi dengan kultur sepak bola dan kompetisi Indonesia.
Tak mendapatkan banyak informasi yang kredibel, Tavares enggan berasumsi dari satu sudut pandang saja.
"Saya tidak tahu. Saya masih harus memahami banyak tim di sini. Apa yang saya lihat adalah gairah suporter sangat luar biasa," ujar pelatih asal Portugal tersebut.
"Tentang dua pelatih itu, saya tidak bisa berkomentar. Saya tidak tahu realitasnya," imbuhnya.
Sejauh ini, satu hal yang Bernardo Tavares ketahui adalah masyarakat Indonesia punya gairah yang sangat tinggi dengan sepak bola.
Jadi menurutnya, sepak bola lebih dari sekadar hiburan rakyat, tetapi juga sebuah identitas dan kebanggaan.
Tak seperti Teco, Tavares memaknai pemecatan kedua koleganya itu sebagai peringatan bahwa
Ia memaknai pemecatan kedua koleganya tersebut sebagai peringatan bahwa ada konsekuensi besar yang harus didapatkan jika gagal memenuhi ekspektasi publik.
"Yang saya tahu kalau kalah tiga kali, mungkin saya jadi orang berikutnya yang dipecat," simpulnya.
Dapatkan berita terkait dan informasi penting lainnya dengan mengklik Google News