DEKODER CCTV Baku Tembak Brigadir J Raib, Ketua RT Kuak Pelakunya, Sengaja Diganti

Fakta ini dikemukakan Irjen Pol (Purn) Seno Sukarto yang merupakan Ketua RT 05 RW 01 di kawasan rumah dinas Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.

Editor: Wiedarto
Kolase Tribunnews
Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo dan Senjata api Glock 17 milik Bharada E. Ketua RT setempat mengaku tahu pelaku yang mengganti dekoder rekaman CCTV saat aksi baku tembak. Diketahui dalm insiden baku tembak di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo Brigadir J menggunakan senjata jenis HS-9 sedangkan Bharada E menggunakan senjata jenis Glock 17. Teriakan minta tolong dari kamar pribadi jenderal picu baku tembak. 

SRIPOKU.COM, JAKARTA -- Mabes Polri hingga kini belum memberikan tanggapan terkait pengakuan jujur Ketua RT di lingkungan rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Fredy Sambo.

Fakta penting terkait insiden Baku Tembak yang menewaskan Brigadir J itu lenyap. Namun Ketua RT mengaku tahu siapa pelaku yang mencabut dekoder CCTV.
Pernyataan ini terungkap pada (9/7/2022) atau sehari setelah aksi baku tembak.

Fakta ini dikemukakan Irjen Pol (Purn) Seno Sukarto yang merupakan Ketua RT 05 RW 01 di kawasan rumah dinas Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.

Menurutnya sehari setelah insiden baku tembak, dekoder CCTV diganti oleh polisi tanpa izin ke pengurus lingkungan.

Menurut Seno di beberapa titik di kompleks itu telah terpasang kamera CCTV, namun sehari setelah kejadian baku tembak, dekoder CCTV diganti oleh polisi.

"Maksudnya (yang diganti) itu bukan CCTV di rumah Pak Sambo, (tapi) CCTV alatnya yang di pos. Iya (diganti polisi)," kata Seno kepada wartawan, Rabu (13/7/2022).

Seno mengaku baru mengetahui sabotase CCTV itu pada Senin (11/7). Dia mendapat informasi dari petugas keamanan kompleks.

Akibat decoder CCTV komplek diganti, maka sebagai ketua RT ia tak bisa memutar ulang rekaman beberapa jam setelah kejadian.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Itu sebabnya, dia juga tak mengetahui jenazah korban diangkut menggunakan mobil ambulance atau mobil pribadi.

”Saya tanya ke Satpam, ya dia aja enggak tahu diganti yang baru alatnya ininya itu, ya mungkin karena semua CCTV sini kan pusatnya di pos keamanan," terangnya.

Pensiunan jenderal bintang dua itu merasa tak dianggap padahal dia adalah ketua RT di lokasi itu.

Seno menambahkan, pihak kepolisian juga kerap memerintah sekuriti tanpa koordinasi terlebih dahulu dengan pengurus RT termasuk Ketua RT.

"Jadi saya memang tersinggung juga dalam hal ini. Sama sekali nggak ada laporan, nggak ada ini, merintahkan satpam seenaknya saja. Kenapa tidak memberi tahu saya sebagai ketua RT," ujar dia.

Seno juga menuturkan, setelah insiden penembakan tersebut, tidak ada mobil ambulans ke lokasi untuk mengevakuasi korban.

Jenderal polisi purnawirawan bintang dua tersebut mengaku sudah menanyakan kepada satpam kompleks Polri yang bertugas saat kejadian, Jumat sore, 8 Juli 2022.

Seno mengatakan, Satpam sama-sekali tidak melihat adanya ambulans ke lokasi atau melintas pasca aksi penembakan tersebut.

Hingga berita ini ditulis, belum ada penjelasan dari polisi mengenai keterangan Seno itu.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Logo instagram.com/sriwijayapost/

Rusaknya kamera CCTV di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo masih menjadi misteri. Pasalnya kamera CCTV rusak 2 minggu sebelum aksi baku tembak antara Brigadir J alias Brigadir Yosua alias Brigadir Nopriansah Yosua Hutabarat dengan Bharada E pada Jumat (8/7) pukul 17.00 WIB.

Rusaknya kamera CCTV ini dirasa penuh kejanggalan hingga muncul dugaan sabotase perangkat CCTV setelah kejadian.

Bahkan tak adanya police line di lokasi kejadian dan tak adanya ambulans yang membawa korban ke rumah sakit juga dinilai janggal.

Sampai kemarin tim khusus yang dibentuk oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo masih menyelidiki insiden yang menewaskan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J itu.

”Tim khusus sudah bekerja dan setelah selesai akan kami sampaikan,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Rabu, 13 Juli 2022.

Dari semua pernyataan pihak kepolisian ada sejumlah fakta menarik yang ditemukan di lapangan pada Sabtu (9/7) atau sehari setelah aksi baku tembak.

Fakta ini dikemukakan Irjen Pol (Purn) Seno Sukarto yang merupakan Ketua RT 05 RW 01 di kawasan rumah dinas Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.

Menurutnya sehari setelah insiden baku tembak, dekoder CCTV diganti oleh polisi tanpa izin ke pengurus lingkungan.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Logo TikTok Sripoku.com

Menurut Seno di beberapa titik di kompleks itu telah terpasang kamera CCTV, namun sehari setelah kejadian baku tembak, dekoder CCTV diganti oleh polisi.

"Maksudnya (yang diganti) itu bukan CCTV di rumah Pak Sambo, (tapi) CCTV alatnya yang di pos. Iya (diganti polisi)," kata Seno kepada wartawan, Rabu (13/7/2022).

Seno mengaku baru mengetahui sabotase CCTV itu pada Senin (11/7). Dia mendapat informasi dari petugas keamanan kompleks.

Akibat decoder CCTV komplek diganti, maka sebagai ketua RT ia tak bisa memutar ulang rekaman beberapa jam setelah kejadian.

Itu sebabnya, dia juga tak mengetahui jenazah korban diangkut menggunakan mobil ambulance atau mobil pribadi.

”Saya tanya ke Satpam, ya dia aja enggak tahu diganti yang baru alatnya ininya itu, ya mungkin karena semua CCTV sini kan pusatnya di pos keamanan," terangnya.

Pensiunan jenderal bintang dua itu merasa tak dianggap padahal dia adalah ketua RT di lokasi itu.

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Seno menambahkan, pihak kepolisian juga kerap memerintah sekuriti tanpa koordinasi terlebih dahulu dengan pengurus RT termasuk Ketua RT.

"Jadi saya memang tersinggung juga dalam hal ini. Sama sekali nggak ada laporan, nggak ada ini, merintahkan satpam seenaknya saja. Kenapa tidak memberi tahu saya sebagai ketua RT," ujar dia.

Seno juga menuturkan, setelah insiden penembakan tersebut, tidak ada mobil ambulans ke lokasi untuk mengevakuasi korban.

Jenderal polisi purnawirawan bintang dua tersebut mengaku sudah menanyakan kepada satpam kompleks Polri yang bertugas saat kejadian, Jumat sore, 8 Juli 2022.

Seno mengatakan, Satpam sama-sekali tidak melihat adanya ambulans ke lokasi atau melintas pasca aksi penembakan tersebut.

Hingga berita ini ditulis, belum ada penjelasan dari polisi mengenai keterangan Seno itu.

Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com

ilustrasi
Sumbere: https://covid19.go.id/
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved