Berita Maspro Sumbagsel
"Dulur Kito" Tokoh Sumbagsel Erick Thohir Dukungan Ketahanan Pangan di Sumbagsel
aru-baru ini Erick Thohir bersama tujuh direksi BUMN, Gubernur Sumsel Herman Deru dan bupati/Walikota di Sumsel menghadiri secara langsung Seminar
- Komitmen Erick Thohir Membangun Sumbagsel Tak di Ragukan
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir makin dikenal masyarakat secara luas.
Erick Thohir yang dikenal sebagai pengusaha sukses di Indonesia sering tampil dipublik.
Baru-baru ini Erick Thohir bersama tujuh direksi BUMN, Gubernur Sumsel Herman Deru dan Bupati/Walikota di Sumsel menghadiri secara langsung Seminar Jilid 3 Membangun Aglomerasi Sumbagsel Tingkat Provinsi untuk Nusantara-untuk Indonesia yang diadakan Masyarakat Profesional Sumatera Bagian Selatan (Maspro Sumbagsel) di Ballroom Novotel Palembang, Minggu (19/6/2022).
Seminar Jilid 3 ini dengan tema Komitmen "Dulur Kito" dalam Mendukung Ketahanan Pangan melalui Optimalisasi Keberadaan Ekosistem BUMN bersinergi dengan Program Sumsel Mandiri Pangan Pemprov Sumatera Selatan guna Semakin Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumsel.
Komitmen Erick Thohir untuk membangun Sumbagsel tak perlu di ragukan lagi, terlebih untuk ketahanan pangan di Sumbagsel. Lantaran Erick Thohir merupakan dulur kito Wong Sumbagsel, asal Gunung Sugih Lampung Tengah.
"Kalau bicara tentang Sumsel Mandiri Pangan, kami di BUMN bicara kedaulatan pangan, sama artinya. Hanya saja yang harus dibicara ekosistem pangan yang terintegrasi. Sapa yang produksi dan siapa yang offtaker. Erick mengimbau, kepada BUMN harus menjadi ekosistem bersama-sama tidak berdiri sendiri, tetapi tentunya dengan pemerintah daerah, swasta dan siapapun yang ingin memastikan kedaulatan Indonesia," ujarnya.
"Sebagai bangsa yang besar jangan terus menerus selalu jadi penonton dari perekonomian dunia. Dengan situasi dunia yang tidak pasti, terlebih pangan sebuah keharusan," ungkapnya
Menurutnya, 273 juta penduduk Indonesia perlu makan. Tanah yang subur, laut yang besar, sumber daya alam yang luar biasa ini anugerah yang sayang kalau panas-panas tidak sejuk-sejukan.
"Kita ada program MAKMUR, memang kita fokus baru di padi, jagung dan tebu. Ini terobosan luar biasa, dengan luasan lahan lebih 200 ribu. Kalau mau lebih dari itu perlu keterlibatan pihak lain," kata Erick Tohir yang merupakan putra dari pasangan Mohammad Teddy Thohir dan Edna Thohir.
Sebagai informasi Ayah Erick asli keturunan Gunung Sugih, Lampung Tengah. Untuk itulah dalam tubuh Erick mengalir darah dulur kito.
Lalu, apa maksud dulur kito? Dalam kamus besar bahasa Indonesia, dulur berarti keluarga atau saudara, jadi dulur kito sama dengan saudara kita.
Eksistensi nama besar keluarga Thohir lebih dulu dimulai lewat sosok ayahnya, Mochamad Thohir yang populer dengan panggilan Teddy.
Salah satu perintis Astra Grup yang memulai kisah perjalanan bisnisnya dari nol. Jejak sebagai pengusaha inilah ikut diteruskan oleh ketiga anaknya, Garibaldi, Erick Thohir dan Rika Thohir.
Erick tidak semata-mata memakan buah manis sepeninggalan ayahnya. Ia mengukir jalan hidupnya yang juga penuh kerja keras.
Etos kerja dan kegigihannya dalam menggapai cita-cita, terus ia perlihatkan.
Perjuangannya dimulai sejak usia 9 tahun. Saat itu, Erick kecil telah berjualan biji karet untuk bermain adu pulpen yang sedang ngetrend pada masanya. Bahkan, ia sudah mengenal ekspansi bisnis.
Bersama teman-temannya, Erick memutar modalnya lewat berdagang siomay di depan SD Tebet Timur, Jakarta Selatan.
Soal pendidikan, tak perlu diragukan lagi. Teddy Thohir sang Ayah menyekolahkan Erick sampai tingkat SMA di Indonesia. Lalu memilih Amerika Serikat sebagi tempat kuliah Erick. Hal tersebut dikarenakan keinginan Teddy Thohir, agar Erick seimbang dalam proses pendidikannya.
Sehingga, meski Erick lahir dari keturunan orang Gunung Sugih Lampung Tengah, namun pada tahun 1993 Erick lulus program Master untuk Bisnis Administrasi (Master of Business Administration) dari Universitas Nasional California, Amerika Serikat.
Sebelumnya, ia juga memperoleh gelar sarjana (Bachelor of Arts) dari Glendale University.
Bisa dibilang, pria empat anak ini bisa disejajarkan dengan tokoh nasional lain yang berkiprah di dunia internasional. Suka tidak suka, nama Indonesia terangkat dari sepak terjang Erick.
Tepatnya saat ia mengakuisisi beberapa klub olahraga terkemuka. Seperti klub basket NBA Philadelphia 76ers, klub sepakbola DC United, dan klub sepak bola Italia, Inter Milan.
Pada tahun 2018, Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games yang terselenggara di dua kota : Palembang dan Jakarta.
Tangan dingin Erick sukses menyelenggarakan even olahraga internasional ini. Terbukti pada meriahnya acara pembukaan dan penutupan dengan konsep yang sangat menarik, khususnya bagi kalangan milenial.
Pencapaian Erick terus berlanjut, tepatnya saat Presiden Jokowi mengamanahkan Menteri BUMN kepada dirinya, pada 23 Oktober 2019.
Yang paling mengesankan di momen ini, Erick tak ragu melepas semua jabatannya pada segala jenis bidang bisnis yang telah dijalankan.
Jiwa sosial Erick, juga patut diancungi jempol. Meski bergelimang harta, dan menjabat posisi strategis di Kabinet Indonesia Maju, ia tak pernah sedikitpun mengesampingkan urusan akhirat. Terbukti, dua masjid mewah dibangunnya di dua tempat berbeda.
Pertama, Masjid At-Thohir di Los Angeles, Amerika Serikat. Selain tempat ibadah, masjid tersebut juga digunakan sebagai pusat kegiatan komunitas Muslim Indonesia atau Indonesia Muslim Community Center.
Kedua, Masjid At-Thohir di Depok, Jawa Barat, yang dibangun di atas lahan seluas 2,8 hektar dengan nuansa serba putih dan gaya arsitektur klasik modern.
Kedua masjid ini dibangun Erick untuk mewujudkan keinginan orang tuanya, khususnya mendiang sang ayah, Mohammad Teddy Thohir, yang merupakan dulur kito warga Sumbagsel, putra Gunung Sugih, Lampung Tengah.
