Eks Pemain Timnas Piala Asia 2007 Jadi Asisten Pelatih Sriwijaya FC Gantikan Ambrizal Ini Sosoknya

Hengkangnya Ambrizal berposisikan asisten pelatih Sriwijaya FC kini segera digantikan eks pemain Timnas Indonesia Piala Asia 2007, Mahyadi Panggabean.

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: adi kurniawan
SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ
Mahyadi Panggabean, saat menjadi asisten pelatih tim senior PS Palembang Liga 3, sebentar lagi akan menjadi asisten pelatih Sriwijaya FC pada Liga 2 Indonesia. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz


SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Hengkangnya Ambrizal ke PSPS Pekanbaru Riau yang selama ini berposisikan asisten pelatih Sriwijaya FC yang merangkap pemain Sriwijaya FC pada Liga 2 Indonesia kini segera digantikan eks pemain Timnas Indonesia Piala Asia 2007, Mahyadi Panggabean

Direktur Teknik PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM) Indrayadi SE selaku manajemen pengelola klub Sriwijaya FC membenarkan jika Mahyadi Panggabean yang juga eks pemain Timnas Indonesia Piala Asia 2007 ini akan diplot sebagai asisten pelatih Sriwijaya FC nantinya. 

"Dia (Mahyadi Paggabean) asisten pelatih Sriwijaya FC, sedangkan asisten pelatih kiper Sriwijaya FC masih yang lama Fery Rotinsulu," ungkap Indrayadi. 

Mahyadi Panggabean sendiri ketika dikonfirmasi mengaku sudah berkomunikasi dengan Direktur Teknik PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM) selaku pengelola Sriwijaya FC Indrayadi SE dan menyatakan siap bergabung. 

"Alhamdulillah diminta gabung untuk bantu tim sebagai asisten pelatih Sriwijaya FC, terus kalo rangkap untuk jadi pemain tergantung head coach, layak tidaknya jadi pemain. Yang pasti kalo dibutuhkan ya saya siap ajaa," kata Mahyadi kepada Sripoku.com, Jumat (17/6/2022). 

Baca juga: SEDERET Pemain Sriwijaya FC Musim Liga 2 Indonesia Masih Minat Gabung, Ada Kapten M Nur Iskandar

Mahyadi Panggabean beberapa bulan barusan ini menuntaskan tugasnya sebagai pemain dan merangkap sebagai asisten pelatih tim senior PS Palembang Liga 3 serta menjadi Head Coach Tim U17 Suratin PS Palembang. 

Mahyadi Panggabean mengungkapkan selama berkarier di sepakbola paling berkesan dengan dua tim besar di tanah air yakni PSMS dan Sriwijaya FC.

Mahyadi Panggabean adalah seorang pemain sepak bola Indonesia yang bisa berposisi di tengah maupun belakang dan bertinggi badan 175 cm dikenal semenjak bermain untuk klub PSMS Medan dan pernah menjadi pemain timnas U-23 Indonesia pada tahun 2005. 

"Kalau berkesan yang pasti semuanya berkesan cuma paling berkesan itu di PSMS Medan."

"Karena kita awalnya di situ, lama di situ, karena lahir kita juga, terus tim yang berkesan keduanya waktu di Sriwijaya FC karena sebagai pemain bola kan bisa menjuarai Liga kan suatu kebanggaan tersendiri pastinya," ungkap Mahyadi Panggabean

Mantan pemain serba bisa ini lama memperkuat PSMS Medan dan Sriwijaya FC ketika kedua tim tersebut masih berkiprah di kompetisi tertinggi sepakbola tanah air, saat masih di kasta Liga 1.

Mahyadi merupakan mantan pesepakbola yang biasa beroperasi di sektor gelandang kiri, gelandang bertahan dan bek kiri.

Putra pasangan Mahadun Panggabean dan Dewana Silitonga ini merupakan jebolan tim sepakbola lokal Persepsi Sibolga dan PSTT Tapanuli yang dibelanya dari level junior hingga senior.

"Kalau perjalanan dulu di tempat saya belum ada SSB datang ke lapangan latihan, gitu-gitu aja dulu itu. Paling kalau dikenal sekarang itu main Tarkam-tarkam, itu waktu saya duduk di bangku SMP tahun 1996," kata pesepakbola kelahiran Sibolga (Sumut) 8 Januari 1982.

Ketika ada turnamen di Sibolga namanya Turnamen ASAL Cup diikuti kurang lebih ada enam tim besar. Antara lain PSMS, PSDS Deli Serdang, PSPS Pekanbaru, PS Tapanuli, waktu turnamen itu Mahyadi terpilih sebagai pemain terbaik. 

Pada tahun 2002, Mahyadi kemudian Hijrah ke Kota Medan dengan memperkuat PSMS Medan yang saat itu sedang dalam performa terbaiknya di kasta tertinggi sepakbola tanah air.

Mahyadi Panggabean berhasil membawa PSMS Medan sebagai tim papan atas Liga Indonesia musim 2004 hingga 2007.

Bersama Ayam Kinantan, pemilik tinggi badan 175 cm tersebut berhasil menampilkan permainan taktis dan memukau di lini tengah dan belakang.

"Perjalanannya Alhamdulillah cepat juga berkembang. Selama di sana saya cadangan main itu cuma satu tahun setengah, habis itu jadi kapten tim PSMS temasuk masih muda juga baru 22 tahun. Saya di sana cukup lama sampai tujuh tahun. Sampai 2007/2008. Akhirnya ya nasiblah menentukan kita keluar dari Kota Medan," kata bapak dari empat anak buah kasih pernikahannya dengan Masayu Fahdalea, wanita asli wong Pasar Kuto Palembang yang dinikahinya 2008 saat masih membela PSMS Medan.

Mahyadi yang mengidolakan mantan striker terbaik Timnas Kurniawan Dwi Yulianto menjelaskan jika dirinya keluar itu bukan cari pengalaman juga, tapi karena situasi di lingkungan manajemen tidak memungkinkan untuk tetap di sana. 

Performa serta gaya bermainnya yang serba bisa membuat Mahyadi kemudian dipanggil Pelatih Kepala Timnas Indonesia, Ivan Kolev untuk skuad mengarungi Piala Asia 2007.

Lama memperkuat tim daerah asalnya, Mahyadi juga pernah memperkuat Persik Kediri pada tahun 2008 hingga 2010.

"Selepas dari situ saya memutuskan ke Persik Kediri, devisi utama. Di sana saya bergabung selama dua tahun," ujarnya. 

Di Persik Kediri, Mahyadi bergabung dengan Cristian Gonzalez, Ronald Fagundez dan sejumlah pemain bintang lainnya yang berhasil finish di empat besar.

Pada tahun 2010, dirinya memutuskan untuk kembali Sumatera menerima pinangan Sriwijaya FC hingga tahun 2013. Waktu itu pelatihnya pergantian dari Pak Rahmad Darmawan ke Ivan Kolev. 

Dirinya berhasil mempersembahkan gelar Piala Indonesia ke-3 untuk Laskar Wong Kito pada awal bergabungnya yakni pada 2010 lalu. 

"Ya namanya kita merantau, namun ya Alhamdulillah karena di sini saya ketemu jodohnya jadi serasa seperti rumah sendirilah. Gak ada canggung atau gimana. Kemudian di timnya timnya bagus, pemainnya bagus, manajemennya juga solid, menorehkan hasil yang bagus juara Liga I 2012," kata Mahyadi. 

Setelah itu ada konflik sedikit di Sriwijaya FC tahun 2013, terus ia pindah ke Gresik United selama setengah musim. Lalu ke Persela Lamongan. Namun ternyata ada dualisme LPI. Kemudian kembali lagi ke Persik Kediri Liga 2 tahun 2016. 

"Setelah itu barulah ke Kalteng Putra di sana cuma setahun 2017. Baru 2019 saya ke tim Liga 3 di Muba. Terakhir 2021/2022 tergabung di PS Palembang," katanya. 

Dirinya sempat menjadi pelatih PS Banyuasin untuk persiapan menuju Liga 3 Regional pada tahun 2019 lalu, namun ia harus hengkang karena tim dinyatakan bubar pada akhir tahun 2020. Ia pun melanjutkan karir kepelatihannya dengan menerima tawaran dari SSB Farmel Hatta pada bulan April 2021 lalu.

Mahyadi yang mengantongi lisensi pelatih C AFC mengakui harus pandai memposisikan diri melakoni tugas doublenya sebagai asisten pelatih dan sebagai pemain juga untuk tim senior PS Palembang. 

"Harus pandai memposisikan diri. Ketika kita masih latihan di awal mungkin kita masih bertugas sebagai asisten. Tapi ketika head coach perintahkan May (panggilan Mahyadi) masuk di tim, baru kita langsung berubah jadi pemain."

"Harus bisa bedakan jadi asisten gimana bertingkah, ketika jadi pemain harus benar-benar profesionallah," ujarnya. 

Ia bersyukur memiliki anak nomor tiga ada yang cowok. Sedikit banyaknya pasti adalah ingin meneruskan bakat sepakbola ke anak. 

"Karena kita juga apalagi orang Batak kalau gak ada anak cowok itu, gimana lah. Gak bisa nerusin marga, apalagi ini ada anak cowok, kita basicnya pemain bola."

"Alhamdulillah dia juga sudah tergabung juga di SSB Farmel Hatta. Tapi masih awal-awal, masih pemula," katanya. 


Sebagai pemain dan asisten PS Palembang dirinya berharap untuk dukungannya bagi masyarakat Kota Palembang, Sumsel.


"Tolong dukung kami, doakan kami supaya kami bisa berlaga di babak 16 besar dan bisa memberikan yang terbaik sehingga bisa lolos ke Liga 2 tahun depan," katanya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved