SEPERTI Keset, Diinjak Sana-Sini, Eks Mendag Muhammad Lutfi Curhat Usai Dicopot Jokowi
angka dan mahalnya minyak goreng membuat Menteri Perdagangan M. Lutfi menjadi bulan-bulanan. Bahkan, Menteri Lutfi menyebut dirinya sudah seperti kese
Penulis: Yandi Triansyah | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM,PALEMBANG - Muhammad Lutfi eks Menteri Perdagangan mengaku dirinya menjadi bulan-bulanan akibat langka dan mahalnya minyak goreng.
Kini Muhammad Lutfi resmi dicopot dari kursi Menteri Perdagangan oleh Jokowi.
Posisi yang ditinggalkan Muhammad Lutfi kini diisi oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Usai dicopot Jokowi sebagai Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menyebut dirinya sudah seperti keset yang diinjak sana-sini.
"Langka dan mahalnya minyak goreng membuat Menteri Perdagangan M. Lutfi menjadi bulan-bulanan. Bahkan, Menteri Lutfi menyebut dirinya sudah seperti keset yang diinjak sana-sini," tulis Muhammad Lutfi di akun instagramnya, @mendaglutfi, seperti dikutip Sripoku.com, Kamis (16/6/2022).
Namun meski begitu, ia percaya bahwa pekerjaannya memberi manfaat bagi banyak orang.
Ia juga percaya Indonesia tetap siap di tengah ketidakpastian ekonomi dunia karena perang dan inflasi Amerika.
residen Joko Widodo kembali melakukan perombakan atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju.
Salah satu menteri yang terimbas perombakan tersebut yakni Muhammad Lutfi yang menjabat sebagai Menteri Perdagangan (Mendag).
Sebelum bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju sebagai Mendag, M Lutfi wara-wiri menduduki jabatan strategis di pemerintahan.
Ia menjabat sebagai Mendag sejak akhir 2020, menggantikan Agus Suparmanto yang terkena reshuffle saat itu.
Menjelang akhir masa jabatannya, Lutfi harus berhadapan dengan gejolak harga hingga kelangkaan minyak goreng yang menimbulkan antrean panjang di beberapa wilayah Indonesia.
Lutfi pun menyampaikan permohonan maaf lantaran tak mampu menormalisasi harga minyak goreng.
Saat melakukan Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI 17 Mei 2022 lalu, Lutfi menyebut ada mafia-mafia yang mengambil keuntungan pribadi sehingga berbagai kebijakan yang dilakukan kementerian yang ia pimpin tak mempan untuk menurunkan harga minyak goreng di pasaran.
"Dengan permohonan maaf Kemedag tidak dapat mengontrol karena ini sifat manusia yang rakus dan jahat," ujar dia.