Berita Palembang

Jelang Idul Adha, Masih Ada 39 Ekor Sapi di Sumsel Terinfeksi PMK

Provinsi Sumatera Selatan menyatakan masih ada 39 hewan yang sakit dan terkonfirmasi penyakit mulut dan kuku (PMK)

Editor: Odi Aria
Tribunsumsel.com/Eko
Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak seperti sapi dan kambing di Kota Lubuklinggau Sumatra Selatan (Sumsel) memicu kenaikan harga jual sapi. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Sumatera Selatan menyatakan masih ada 39 hewan yang sakit dan terkonfirmasi penyakit mulut dan kuku (PMK) di Sumsel.

 

"Di Sumsel total ada 115 yang terkonfirmasi PMK, namun yang masih sakit tinggal 39 ekor sapi," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumsel, Ruzuan saat dikonfirmasi, Selasa (14/6/2022).


Ia menjelaskan, 39 yang masih dalam  proses penyembuhan ini ada di Lahat masih 21 kasus, Musi Rawas ada enam kasus, dan Pali 12 kasus.

 

Sedangkan di Palembang sudah tidak ada, bahkan beberapa hari lalu langsung di cek ke lapang dua tempat peternakan diperiksa negatif.


"Kalau sebelumnya saya bilang pernah ada zero PMK di Sumsel, karena memang berdasarkan data yang terupdate di Siagapmk.id sudah tidak ada yang sakit.

 

Kalau sekarang memang ada dan masih 39 yang sakit," ungkapnya.


Menurutnya, ia tak memungkiri bahwa PMK masih ada.

 

Namun kalau dikatakan jumlahnya sampai ribuan itu tidak benar, kalau sampai ribuan yang terpapar PMK ya abis sapi yang ada di Sumsel.


"Jadi memang ada yang terpapar tapi tidak sampai ribuan.

 

Kita sudah berusaha dan terjun langsung ke lapangan, bahkan kita berikan bantuan obat-obatan ke beberapa Kabupaten/Kota seperti Banyuasin, Palembang, OI dan OKI," katanya


Menurutnya, pada saat akan mendekati hari raya kurban atau Idul Adha akan dikeluarkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH)  untuk hewan kurban di Sumsel, sehingga tidak ada keraguan masyarakat tentang hewan kurban yang akan dibeli. 


"Kita ada kerjasama dengan dokter hewan untuk memeriksa hewan kurban dan memberikan SKKH, yang berlaku 14 hari.

 

Jadi masyarakat yang mau beli hewan kurban bisa ditanyakan apakah ada SKKH nya. Kita berharap masyarakat akan tenang dan mendapatkan hewan kurban yang sehat," katanya. 


Lalu imbaunya kepada peternak, kalau ada indikasi sapinya sakit sebaiknya dilaporkan ke dokter supaya ditindaklanjuti.

 

Diberikan vitamin, bahkan bisa dengan jamu racikan seperti rendaman sambiloto, ada juga perasaan dari kunyit dicampur dengan madu dan diminum ke hewan yang sakit.

 

Itu akan menambah daya tahan tubuh dan menambah nafsu makan hewannya.


"Tetap semprot kandang, jaga sirkulasinya, beri vitamin dan obat-obatan untuk hewan.

 

Saya rasa pedagang tidak akan bohong tentang kesehatan sapinya, misal sakit dibilang sehat ya malu juga nanti kalau pas dikirim sakit bisa jadi komplen," ungkapnya. 

 

 

 


 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved