Berita Palembang
Harga Cabai Tak Terbendung, Ini Lokasi Pasar Termurah di Palembang
Harga cabai di Palembang terpantau mulai mengalami kenaikan sejak awal Juni 2022 lalu, hingga dikabarkan sempat menembus angka Rp 120.000 per kilogram
Penulis: Merry Lestari | Editor: bodok
Laporan wartawan Sripoku.com Merry Lestari
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -– Melambungnya harga cabai di Pasar Palembang Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) belakangan membuat konsumen pasrah dengan kondisi yang ada saat ini, Senin (13/6/2022).
Harga cabai di Palembang tak terbendung, terpantau mulai mengalami kenaikan sejak awal Juni 2022 lalu, hingga dikabarkan sempat menembus angka Rp 120.000 per kilogram untuk cabai merah keriting, dan Rp 90.000 untuk cabai rawit burung.
Kendati demikian, meroketnya harga cabai di pasaran tak serta-merta membuat pedagang cabai kehilangan pembelinya.
Meski beberapa pedagang mengaku cukup sepi pembeli.
Mengingat eksistensi cabai yang telah menjadi bagian penting dari masakan ibu-ibu di Palembang khususnya, membuat cabai masih tetap diminati meski harganya melambung tinggi.
Hal tersebut seperti diungkap Mona, seorang ibu satu anak yang melakoni usaha dagang lauk masak dan pempek di kelurahan 20 Ilir D III Palembang.
Mona mengaku cukup sedih dengan keadaan yang terjadi saat ini.
“Kalo soal perasaan yang pasti sedih, karena biasanya uang 100 ribu sudah dapet macam-macam belanjaan, sekarang cuma dapet cabe aja. Itupun cuma sekilo,” ungkap Mona.
“Walaupun harga cabe mahal, masih harus dibeli karena butuh buat jualan, paling gak bisa ditinggalin yang namanya cabe,” lanjutnya.
Untuk menyiasati situasi yang terjadi saat ini, ibu muda itu juga terpaksa meski harganya mahal, cabai yang dijual juga bukan dengan kualitas 100 persen bagus.
“Cabe harganya udah mahal kualitasnya juga kurang bagus, banyak dicampur sama cabe yang agak benyek atau busuk. Pedagangnya bilang karena pengaruh musim hujan juga,” tutur Mona.
Mahalnya harga cabai di pasar-pasar tradisional Palembang saat ini membuat Mona terpaksa mengganti haluan tempat belanjanya yang biasa di Pasar KM 5 menjadi ke Pasar Induk Jakabaring, demi mendapat harga yang lebih miring.
“Biasa kalo belanja di Pasar KM 5, tapi karena harga cabe yang sekarang mahal jadi belanja sekarang putar haluan ke Pasar Induk Jakabaring. Karena menurut saya di sana pasar yang paling murah diantara pasar-pasar yang ada di Palembang,” beber Mona.
Bagi Mona, mencari tempat dengan harga termurah menjadi solusi terbaik yang bisa dilakukannya untuk mensiasati keadaan saat ini.